Bagian 2

11.1K 1.3K 77
                                    

Budayakan vote sebelum baca. 💜

—————

"Oh iya. Nuga boleh minta adik ga?" Tanya Nuga dengan mata berbinar.

Kedua orang tuanya saling tatap dengan wajah pucat. Abi pun mengelus surai Nuga dengan sayang, dia tersenyum hangat.

"Maaf Nak. Tapi Baba sama Daddy ga bisa kasih kamu adik. Daddy ga punya tas buat nyimpen bayinya." Ujar Abi dengan perlahan.

Wajah Ale memerah mendengar perumpamaan sebuah rahim dari mulut sang suami. Dia menendang pelan kaki sang suami yang mana segera ditangkap oleh kedua kaki Abi.

Dengan nakal Abi mengelus betis Ale menggunakan jari kakinya. Ale menelan ludahnya kasar, menatap ke arah sang suami yang masih menjelaskan kepada anak mereka.

"Oh Bapak gabisa melahirkan ya. Nuga lupa kalo yang melahirkan itu perempuan kata Bu guru." Nuga menepuk dahinya sembari terkikik geli.

Abi mengangguk dengan cepat sembari ikut terkekeh. Dia menatap ke arah Ale yang menatapnya dengan wajah tegang. Wajah Ale semakin tegang kala kaki Abi menggesek penisnya yang tertutupi celana pendeknya.

"Daddy, Nuga! Daddy! Jangan bapak lagi ah elah!" Kesal Ale merasa lelah dengan tingkah anaknya ini.

Nuga menggelengkan kepalanya brutal sembari melipat kedua tangannya di dada. Ia menukik alisnya tajam seolah sedang menunjukkan protesnya.

Abi hanya menunduk mengulum senyum enggan ikut campur. Karena sebenarnya dia pun merasa geli dengan sebutan 'daddy' untuk Ale. Namun dia tak mampu mengutarakannya karena tak ingin membuat si kesayangan kesal dan bersedih hati.

"Baba udah selesai. Ayo kita berangkat Sayang." Ujar Abi sembari mengambil bekas tempat makan Nuga dan juga miliknya.

Membawanya ke tempat cucian piring, Ale hanya menghela napasnya kasar melirik tajam ke arah sang buah hati yang membalasnya dengan tatapan lebarnya.

Cup cup

"Serem ih muka kalian. Ayo baikan." Ujar Abi sembari mengelus kepala mereka berdua dengan sayang.

"Tapi Mas anakmu tuh loh ngeselin banget—"

"Dia juga anak kamu Sayang." Sela Abi sembari menarik pelan daun telinga Ale.

Nuga mengangguk cepat menyetujui perkataan sang baba yang mana mengundang kekehan geli Abi. Ale pun berdecih menatap anaknya yang memasang wajah menyebalkan.

"Bapak kita bagikan ya. Bapak jangan suka marah. Nanti Allah marah." Nasihat Nuga sembari mengulurkan tangannya.

Abi tak dapat menahan gelak tawanya, dia pun menggelengkan kepalanya saat mereka berjabat tangan dan saling mengecup punggung tangan.

Ale pun berdiri dan membantu Nuga turun dari tempat duduknya. Dia membawa Nuga ke kamar mandi untuk sikat gigi. Nuga duduk di atas wastafel sedangkan Ale sedang menyiapkan pasta gigi Nuga.

"Bapak jangan suka marah dong sama Nuga." Ujar Nuga sembari memeluk manja leher Ale.

Ale hanya bergumam malas lalu memberikan sikat gigi mungil milik Nuga. Bocah itu menyikat giginya dengan baik sembari dipandangi oleh sang daddy.

Abi-Ale Season 4 (keluarga bahagia) ENDWhere stories live. Discover now