27

1K 205 12
                                    

Ruang bawah tanah di rumah milik keluarga Choi ternyata cukup luas. Asahi juga baru menyadari bahwa di sudut ruangan masih ada ruangan lagi, hanya saja pintunya tertutup jadi ia tidak tahu seperti apa keadaan di dalam sana. Tapi Asahi dapat merasakan ruangan disana lebih menakutkan daripada tempatnya berdiri sekarang.

Kalau tempat dia berdiri sekarang merupakan mayat-mayat korban berkumpul, kemungkinan pintu di sudut ruangan itu tempat mereka mengeksekusi korban.

Asahi penasaran, jadi ia melangkahkan kakinya ke arah sana. Tetapi baru saja beberapa langkah, Jeongwoo langsung menahannya. Dia terlihat gelisah seolah takut akan sesuatu.

“Kita pergi aja dari sini,” ajaknya.

Asahi terdiam, sesekali matanya melirik ke arah sana. Ia cukup penasaran akan isi dari ruangan itu. Dan entah kenapa ia merasa ada sesuatu di dalam sana atau mungkin seseorang sedang menunggunya di dalam.

Wajah pucat Jeongwoo membuat Asahi menurut dan mereka memutuskan untuk keluar. Informasi yang Jeongwoo dengar dari Asahi sangat cukup untuknya dan ia tidak ingin berlama-lama di bawah sana, karena Jeongwoo mulai dapat mendengar suara isak tangis, rintihan kesakitan serta teriakan yang membuat kepalanya sakit.

Asahi berjalan terlebih dahulu menaiki tangga, sedangkan Jeongwoo dibelakangnya terlihat tidak fokus karena suara-suara itu terus terdengar ditelinga nya. Sampai ketika sebuah tangan mencengkeram pergelangan kakinya dan menariknya membuat dia terjatuh terguling-guling di tangga.

Asahi yang mendengar suara dentuman yang berasal dari tubuh Jeongwoo yang menghantam lantai langsung mendekatinya. Namun, Asahi tidak menemukan keberadaan Jeongwoo sama sekali. Dia celingukan mencari keberadaannya namun tetap saja hanya ada dia sendiri di ruangan itu.

Asahi menatap keberadaan sosok-sosok yang ada di sekelilingnya, ia memaki mereka yang sudah membuat temannya menghilang, tetapi sosok-sosok itu terus mengerang kesakitan seakan tidak peduli pada Asahi yang tampak marah.

Ia yakin makhluk yang membuat Jeongwoo hilang bukan ulah sosok korban melainkan sosok hitam dan pengikutnya yang selama ini mengganggu orang-orang di desa ini dan dia juga yang selalu meminta tumbal. Asahi rasa makhluk itu tidak berada di sana karena dia sedang mengincar teman-temannya yang lain.

Lantas Asahi keluar dari ruang bawah tanah untuk meminta bantuan teman-temannya. Akan lebih mudah jika mereka bersama-sama karena kalau terpencar seperti sekarang ini akan lebih mudah makhluk itu mencelakai mereka. Sosoknya juga tidak hanya menunjukkan wujudnya tapi sudah berani melukai secara fisik.

“Arghh sial!!”

Asahi tidak menemukan keberadaan satu orang pun di sekelilingnya. Sampai ketika ia berlari ke lantai atas dan berbelok di lorong, Asahi tidak sengaja menabrak Jihoon. Mereka berdua sama-sama terkejut tapi disisi lain mereka juga senang karena bisa bertemu dengan salah satu temannya.

“Mana Junkyu?”

“Jeongwoo mana?”

Mereka berbicara secara bersamaan, Jihoon menggeleng menjawab pertanyaan Asahi. Ia tidak tahu kemana perginya Junkyu beserta teman hantunya yang lain. Sedikit membuat hatinya teriris mengingat mereka memang hantu tapi mau bagaimana lagi.

“Jeongwoo hilang di ruang bawah tanah,” sahut Asahi.

“Ruang bawah tanah? Kalian ngapain pergi kesana?” tanya Jihoon penasaran, ia tahu ada ruang bawah tanah di rumah ini tapi ia tidak mengira kalau Asahi dan Jeongwoo masuk ke dalam sana dan menemukan keberadaan tempatnya.

“Mending lo ikut gue, kita cari Jeongwoo sama-sama.” Tanpa mendengar balasan Jihoon, Asahi langsung menariknya. Jihoon juga tidak banyak tanya saat melihat Asahi yang sangat panik sekaligus khawatir.

Geist | TreasureNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ