01

3.4K 426 15
                                    

Happy Reading

Jalanan kota terlihat menyala berhias lampu kota dan kendaraan yang berlalu lalang saat membelah jalanan. Sepanjang perjalanan para pemuda itu tak banyak bicara. Ada yang tertidur dengan pulas dan ada juga yang melamun seraya memperhatikan jalanan dari kaca mobil.

Jalanan mulai sepi dengan penerangan yang semakin minim. Hanya terlihat kegelapan yang dipecah oleh lampu mobil yang mereka tumpangi. Sisi-sisi jalan ditumbuhi oleh pepohonan lebat dan menjulang tinggi. Tak hanya itu, hujan yang tiba-tiba turun dengan deras disertai angin kencang menambah suasana semakin mencekam.

Sejak tadi Jihoon terus saja berkutat dengan stir mobilnya dengan perasaan cemas. Ia merasa asing dengan jalanan yang saat ini ia tempuh. Ia juga baru menyadari bahwa ia tidak melihat satu bangunan pun selama perjalanan.

"Mau sampai kapan kita kayak gini? Gue capek," ujar pemuda yang saat ini sedang bersandar pada kursi belakang. Matanya melihat kearah luar kaca yang buram karena hujan.

"Kita juga capek, tapi mau bagaimana lagi, kita masih belum nemu tempat buat tinggal," balas pemuda lainnya.

Mashiho yang duduk disamping Jihoon yang sedang mengemudi mulai gelisah melihat keadaan disekitar. "Gue nggak pernah lihat jalanan ini, lo ngambil rute yang bener kan?" tanyanya pada Jihoon.

Mendengar hal itu mereka seketika sadar dan langsung merinding. Memang melintasi pohon-pohon tinggi yang berjajar di malam hari membuat bulu kuduk meremang. Apalagi ditambah dengan derasnya hujan menambah ketakutan tersendiri.

Tak selang berapa lama Jihoon melihat seseorang berlari ke arah mobilnya dengan sangat cepat. Jihoon langsung menginjak rem secara mendadak. Suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan jalan pun terdengar memekikkan telinga.

Mereka berenam terpental menghatam kursi didepannya. Kecuali Jihoon dan Mashiho yang menghantam bagian depan. Beruntung mobil yang dikendarainya berhenti sebelum menabrak orang tersebut.

Jihoon melepas sabuk pengamannya dan segera membuka pintu mobilnya dengan tergesa-gesa ke arah depan. Napasnya memburu, kakinya sedikit gemetar, jantungnya berdegup dengan kencang. Jelas terlihat raut wajahnya yang ketakutan begitu ia melihat tidak ada siapapun didepannya.

Kosong. Tidak ada apapun di depan sana. Seseorang yang berlari kearahnya pun tidak ia temukan.

“Ji, lo kenapa?!" suara teriakan Junghwan dari dalam mobil menyadarkan Jihoon. Segera ia masuk ke dalam mobil dan kembali melajukan mobilnya sekali pun rambut dan badannya basah terkena guyuran hujan.

Keadaan di dalam mobil begitu hening, Jihoon yang sedang menyetir terlihat tidak fokus. Mereka dibuat heran dengan Jihoon yang tiba-tiba mengerem mendadak dan berlari keluar tanpa peduli dengan hujan yang mengguyur tubuhnya.

"Lo kenapa ? Gue kaget lo tiba-tiba ngerem mendadak," tanya Jeongwoo sambil mengelus-elus dahinya yang menghantam kursi kemudi. Ia sedang asik tertidur seketika langsung terbangun saat itu.

"Tadi ada orang yang lari ke arah mobil, hampir ketabrak," jelas Jihoon.

"Tapi... Gak ada orang yang lari ke arah kita. Mungkin dia bukan manusia?" sahut Junghwan membuat raut wajah Jihoon terlihat semakin ketakutan.

Padahal lampu depan mobil menyorot jalanan, tapi mereka benar-benar tidak melihat ada seorang pun yang berlari kearah mobil mereka.

"Kayaknya lo kecapean deh. Sini, biar gue aja yang nyetir" tawar Jaehyuk yang begitu khawatir melihat kondisi Jihoon saat ini. Ia juga merasa cemas sebab tidak melihat ada orang yang dimaksud oleh temannya itu.

"Gak usah," balasnya dengan singkat.

Mereka yakin kalau yang dilihat oleh Jihoon tadi bukan manusia, jadi mereka memutuskan untuk diam sepanjang perjalanan yang entah akan tiba dimana.

Asahi hanya diam memperhatikan teman-temannya sejak tadi. Sebenarnya Asahi melihat orang yang berlari ke arah mobil. Saat Jihoon turun dari mobil, Asahi melihat orang tersebut tersenyum dan berjalan ke arah pepohonan lalu menghilang di tengah kegelapan.

Menjelang setengah sebelas malam, mereka masih dalam perjalanan. Mereka masih melintasi jajaran pohon yang tinggi dan besar. Menimbulkan fantasi yang menyeramkan dibenak mereka masing-masing.

Dari kejauhan terlihat banyak sekali cahaya lampu. Mereka menghela nafas lega setelah tahu kalau cahaya itu berasal dari rumah-rumah yang ada disana. Mereka juga merasa lega sebab sudah tidak ada pohon-pohon tinggi dan jalanan yang gelap lagi.

"Sepi banget."

"Bego, iyalah sepi, kan hujan." Jaehyuk mendelik kesal begitu Jeongwoo membalas ucapannya dengan tidak sopan.

Mobil milik Jihoon berhenti secara perlahan, sepertinya mobil mereka mogok. Mobil tersebut berhenti tepat di depan sebuah rumah yang terlihat sangat besar dan luas namun seperti tidak terawat dan berada dipojok yang sedikit jauh dari rumah-rumah yang lain.

Junghwan mengernyit bingung. "Kenapa? Ada yang ketabrak lagi?" tanyanya.

"Kayaknya mogok, deh," sahut Jihoon sambil menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia memijat pelipisnya, bingung harus bagaimana. Terlebih lagi ia tidak tahu sekarang berada dimana.

Jaehyuk mengacak rambutnya kesal. "Sial banget kita hari ini. Gak nemu tempat tinggal, hampir nabrak orang ternyata setan, sekarang mobil mogok!"

"Kita diem di mobil aja dulu, nanti setelah hujan reda baru kita nyari bengkel atau minta tolong warga sekitar," ujar Asahi. Mau tak mau mereka menuruti perkataan Asahi karena bagaimanapun situasi yang sedang mereka alami sekarang itu sedikit aneh.

Asahi menatap Jeongwoo yang terlihat setengah memelas kemudian menganggukkan kepalanya. Entah kenapa Jeongwoo merasa takut dan khawatir disaat yang bersamaan. Ia melihat wajah teman-temannya yang terlihat kelelahan. Apalagi Jihoon, ia menyetir seharian dan merasa bersalah karena membawa mereka ke rute yang salah.

Mereka mencari kosan yang baru sebab pemilik kosan mereka sebelumnya meninggal. Jadi, mereka semua dipulangkan karena kosan tersebut akan dijadikan rumah. Bukan hanya mereka, tapi beberapa orang yang ngekos di sana juga di pulangkan.

Keenam mahasiswa itu harus mencari kosan yang baru. Namun seharian ini tidak ada satupun kamar yang kosong. Dan entah kenapa tiba-tiba saja Jihoon mengarahkan mobilnya ke rute yang sama sekali belum pernah mereka lewati. Padahal Jihoon merasa kalau dirinya memilih rute yang biasa ia lewati, namun sepertinya ia salah.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pelan di kaca bagian kiri mobil tepat dimana Jaehyuk duduk. Ia terkejut dan reflek menoleh kearah kaca. Ia menangkap sesosok badan yang sedang berdiri disamping mobilnya.

Tanpa takut, Jaehyuk langsung menurunkan kaca mobilnya. Air hujan mengguyur masuk bagian dalam mobil, lalu ia menyipitkan matanya saat cipratan air mengenai wajahnya. Karena keadaan sekitar lumayan gelap, ditambah hujan yang semakin deras. Jaehyuk tidak bisa melihat orang tersebut dengan jelas.

Tiba-tiba petir menyambar dengan kencang. Kilatan cahaya yang timbul itu bisa membuat mereka melihat orang tersebut.

Jeongwoo terkejut, begitu juga dengan yang lain. Seseorang yang berdiri didepannya itu hanya diam memperhatikan tanpa berbicara.

Orang itu menggenggam sebuah payung agar tidak kehujanan meskipun celananya tetap basah terciprat genangan air.

"Kalian siapa?" tanyanya seraya menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam.

___________________

to be continued

Geist | TreasureWhere stories live. Discover now