Bruk....

"Aduh Tante maaf, gak sengaja," ucap Hania sambil berusaha menyesuaikan dirinya.

"Tante, Tante. Heh kamu tuh gak liat saya masih muda? Emangnya saya Tante kamu hah?" Omel Angel pada Hania.

Hania menatap Angel dengan perasaan bersalah. "Iya, kak. Maaf gak sengaja!"

"Apa? gak sengaja? Liat gaun saya kotor gara-gara kamu. Kamu tau ini tuh mahal. Gaun yang pernah di pakai Lisa Blackpink," Angel terus berkata panjang lebar, tapi Hania tidak peduli. Awalnya dia merasa bersalah, sekarang malah mendumel karena pernyataan yang tidak masuk akal dari Angel.

"Kamu tuh ya-"  Angel belum menyelesaikan ucapannya, Hania langsung berlari karena sudah tidak bisa menahannya lagi, dia harus segera sampai di toilet.

"Bocah ingusan awas kamu ya!" pekik Angel.

Setelah selesai dari toilet, Hania bernafas lega. Dia kembali lagi teringat pada Tante-tante yang dia tabrak tadi. Tapi, sekarang dia malah tidak peduli, tipe orang seperti itu tidak bisa menghargai orang lain.

Hania melangkah untuk kembali ke tempat nya tadi, dia takut orang tuanya atau Celine mencarinya. Tujuannya mengajak Celine adalah untuk menemaninya, tapi Celine malah asik bersama cogan yang baru saja dia liat.

"Hani," panggil seseorang yang suaranya terasa familiar di telinga Hania.

Ya, dia pak Sabian.

Hania tersenyum lebar, lalu membernarkan penampilannya, lantas dia pun berbalik.

"Eh Pak Sabian? Pak Sabian lagi apa disini?"

"Oh saya sedang menghadiri pesta ulang tahun rekan saya. Kamu sendiri?" tanya Sabian balik.

"Sama. Ikut sama Ibu, ayah!" jawab Hania dengan antusias.

"Eh bentar-"

"Bapak bilang, rekan?" Hania bingung, apa Sabian punya rekan pengusaha, sedangkan dia guru baru di sekolahnya.

Sabian tertawa kecil membuat giginya yang rapih dan bersih itu terlihat. Hania sampai tercengang melihatnya, dan mendadak dia terkena serangan jantung seperti biasanya.

"Ada sesuatu yang kamu belum tau. Saya kesana dulu,"

"Eh Pak ikut. Hania juga mau kesana kok! Sabian mengangguk, walaupun sebenernya dia agak risih di dekat Hania, gadis menyebalkan yang sedikit mengganggu hidupnya akhir-akhir ini.

Setelah sampai di tempat semula, Hania duduk di ikuti oleh Sabian yang duduk agak jauh darinya.

"Pak liat, sendal yang dari Pak Sabian tadi Hania paket. Hania cantik gak?" tanya Hania sambil menunjukan kakinya.

"Cantik," jawab Sabian singkat.

Hania tersipu mendengar nya.

"Sandalnya!" sambung Sabian.

Jleb sekali bestie batin Hania

"Ha-ha-ha iya, Pak," benar saja lagi-lagi Hania harus menahan rasa malunya, terlalu percaya diri emang tidak baik.

"Nia," sapa Celine sambil menghampiri Hania.

Hania langsung memasang wajah datar. "Dari mana aja?"

"Hehe maaf urusan dikit. Eh ada pak Sabian?" sapa Celine sambil tersenyum. Sabian pun membalas Celine dengan senyum singkat.

"Lagi ketemu rekan sesama pengusaha ya, Pak?" tanya Celine sambil duduk di samping Hania.

Hania menatap Celine dengan tatapan tidak percaya. "Kenapa gak ngasih tau aku sih, Line!"

"Saya emang merangkap jadi pengusaha dan guru sebagai sampingan saja!" balas Sabian.

"Wah hebat, Pak, keren banget deh, jadi pengen memilki!" kata Hania secara terang-terangan.

"Mas kamu kok ada di sini sih? Aku cari-cari gak ada!" ucap seorang wanita yang baru saja datang. Dari belakang ia melingkarkan tangannya dari ke leher Sabian.

Hania dan Celine saling pandang. Terutama Hania yang teramat kesal, bisa-bisanya wanita itu memeluk miliknya seenaknya begitu, ralat calon miliknya.

"Pak ini siapa?" tanya Celine dengan wajah terkejutnya.

"Oh iya. Angel ini murid-murid saya, Hania sama Celine,"

"Dan Hania, Celine, kenalin ini Angel-"

"Istri saya!" jelas Sabian.

"APA???"

bruk...

"NIA!!!"

TO BE CONTINUE
-
-








SPAM 'NEXT' BUAT KELANJUTANNYA






























Hello, Sir!Where stories live. Discover now