Bagian 14. Koridor Rumah Sakit

14 9 0
                                    

Bagian 14. Koridor Rumah Sakit

Rumah Sakit ini mengingatkanku semua kejadian yang kelam di hidupku.

Hari kedua Ujian Akhir Semester gasal.

Zahra melangkahkan kakinya melewati gerbang SMA Tunas Bangsa. Napasnya memburu akibat ia jalan tadi, uang sakunya ia sisihkan untuk kepentingan yang lebih penting. Hm.. akhir-akhir ini, Zahra harus bisa membagi uangnya, ia harus bisa membedakan mana yang perlu di beli dan tidak.

"Akhirnya sampai juga, capek juga ya jalan" ucapnya sendiri. Ia lalu membenarkan dasi dan seragamnya karena sedikit berantakan.

"Hai Zahra!" Zahra lalu menoleh ke samping saat seseorang menepuk pundaknya. "Rina!" ucap Zahra senang. "Ayo bareng ke kelasnya"

"Ayo"

Mereka berdua lalu berjalan beriringan menuju ruangan nomer 12. Lalu, terlihat seorang anak kelas sepuluh mendekati Zahra dan Rina.

"Kak Rina dan Kak Zahra ya?" Zahra dan Rina saling tatap sebentar. Ia sama-sama tidak mengenali adik kelasnya ini.

"Eh, iya..?"

Terlihat, adik kelas itu terlihat gugup ingin bicara. Lalu, ia membuka tasnya dan menyerahkan totebag kecil ke depan Zahra.

"Denger-denger.. Kak Zahra duduk sebangku sama Kak Fatih ya di Ujian kali ini?"

Zahra langsung menelan ludah susah payah. Sekelebat wajah Fatih terlindas di otaknya. Ada apa dengan adik kelas ini dengan Fatih?

"Tolong nanti kasihkan totebag ini ke Kak Fatih ya Kak.. isinya ada salad buah" ucap gadis itu. Menampilkan senyum terbaiknya. Wajah gadis itu seketika langsung memerah, sepertinya gadis ini menyukai Kak Fatih, tebak Zahra.

"Iya, nanti aku kasihkan ya Dek.."

"Salamin juga ya Kak buat Kak Fatih hehe" tambah gadis itu.

"Oiya Dek, siapa namanya.. nanti sekalian aku bilangin"

"Hehe, udah aku tulis namaku di kertas dalam totebag Kak" ucap gadis itu. Lalu, menatap ke kanan, dan Zahra yakin, gadis ini menatap temannya.

"Yaudah Kak, aku duluan ya. Sudah di tunggu temen. Makasih sebelumnya ya Kak Zahra, Kak Rina" ucap gadis itu dengan senyum paling manisnya. Lalu, setelahnya gadis itu pergi dari hadapan Zahra dan Rina.

"Ihh, kok ngeselin banget si. Bikin mood pagi gue ilang aja!" ucap Rina menggebu-gebu.

"Itu apa coba, pengen gue buang totebagnya" lanjutnya.

Sedangkan Zahra hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Menatap Rina dengan senyum yang tertahan. Cewek di depan Zahra ini menekuk wajahnya asal. "Jangan cemberut gitu.. yaudah yok ke kelas" ajak Zahra menggandeng tangan Rina.

"Wajahnya tadi pengen gue kantongin di kresek dan gue buang sampah" omel Rina panjang lebar sepanjang perjalanan menuju kelas. Dan Zahra hanya diam mendengarkan. Zahra berharap, semoga Rina saat di kelas nanti sudah diam dan tenang, Zahra tidak ingin bila nanti Rina terus mengomel dan tidak bisa mengerjakan lembar tesnya.

** ** **

Hampir dua jam sudah ruangan ini di penuhi oleh omelan-omelan kecil para siswa. Pasalnya, guru pengawas di depan sana sangat-sangat killer. Jangankan untuk bisa saling memberikan kunci jawaban, menoleh lima derajat saja hampir tidak bisa!

Benar-benar uji nyali dan nahan napas.

Sungguh menegangkan.

Trenggg!!

Antara Jogja dan SemarangTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon