Sakit

204 20 1
                                    

Duh, ini kalo kebanyakan narasi maapin Vee yakk😭











Pagi ini Krist membuat dua menu sekaligus dalam satu waktu memasaknya. Yang biasanya sarapan hanya dengan aneka varian roti, sosis, atau telur dan daging, kini bunda dari kembar tersebut harus memasak bubur sayur juga.

Asal tahu saja, bubur sayur buatan bunda Krist adalah favorit Singto dan ketiga anaknya ketika sakit, dan saat Krist yang sakit, maka ketiga anggota lainnya selain Force bekerjasama untuk membuat satu paket sarapan berisi bubur sayur dan satu mangkuk ukuran sedang berisi tiga jenis buah yang di potong kecil-kecil, selain itu dalam nampan sang bunda juga harus ada susu beruang sebagai vitamin, jangan lupakan air putih, jika tidak maka bunda akan marah.

Tugas Force? Bocah 11 tahun itu hanya cukup duduk manis memperhatikan keadaan sang bunda tercinta. Harmonis sekali bukan, keluarga Ruangroj ini?

Mari kita kembali pada bubur sayur bunda, menu itu hanya ada jika salah satu penghuni kediaman SingtoKrist sedang sakit. Dan pagi ini yang sakit adalah Natcha, gadis itu tak berniat menyentuh makanannya sejak semalam. Akibatnya ia tiga kali muntah dalam dua jam sekali di tengah malam.

Sebenarnya putri tertua itu sudah merasakan sakitnya sejak beberapa hari lalu, tetapi itu hanya demam biasa dan reda ketika ia minum obat. Kegiatan kuliahnya juga terus berlanjut, namun sejak tadi malam Natcha mulai tidak mau makan.

Krist maupun Singto sudah membujuknya agar Natcha mau di periksa, namun gadis itu menolak dengan alasan 'nanti juga sembuh' jadi Singto tak mau memaksa.

"Kak, makan dulu, ya? Nanti kalo mual makan aja buahnya, buburnya kalo gak habis gapapa kok" titah Krist lembut "yang penting perut kamu keisi"

Akhir-akhir ini kondisi tubuh Krist juga melemah, sepertinya imunnya sedang turun, hingga dua hari setelah Natcha sakit dan tak kunjung sembuh, Krist juga tumbang bersama Natcha.

Singto menjadi khawatir melihat kedua permatanya sakit di waktu yang bersamaan, ia tak mau Force juga ikut sakit, akhirnya bungsu Ruangroj itu diungsikan ke rumah sang nenek untuk beberapa waktu.

"Ayah gak mau kamu ketularan sakit, kamu sama nenek dulu aja gapapa" Force hanya menurut, ia tidak membantah meskipun sedih terpisah dengan sang ibu yang sedang sakit.

Berbeda dengan Natcha, Krist mau di periksa oleh dokter dan mendapatkan penanganan serta beberapa resep obat. Sebenarnya memang karena kondisi Krist lebih parah daripada Natcha, tetapi tidak harus sampai di rawat inap di rumah sakit.

Terakhir ada Singto yang sehat dan mampu mengurus mereka, meski dengan bantuan Gun, New, dan Mix, setidaknya itu mengurangi rasa khawatirnya.

Namun ini sudah beberapa hari, obat Krist juga sudah habis tetapi baik Natcha maupun sang bunda belum membaik, kemudian Singto berinisiatif memberikan infus pada keduanya di rumah. Singto mendatangkan seorang perawat yang merupakan teman dekatnya di sekolah dulu.

Krist akhirnya pindah ke kamar Natcha agar pengecekan dapat dilakukan dengan mudah, tidak mondar-mandir merepotkan perawat dan Singto yang menjaganya.

Selama dua malam, Singto selalu memeriksa infus dan kedua kesayangannya, kasur Natcha hanya muat ditidurinya dengan sang bunda, sementara Singto harus rela tidur di sofa yang untungnya panjang dan sedikit lebar.

Kepala keluarga Natcha tidak tertidur nyenyak selama dua malam, akibatnya sang ayah juga tumbang, ikut sakit bersama istri dan anaknya.

"Ya gusti, mending bawa ke rumah sakit aja semuanya!" Ujar Off setelah memeriksa keadaan Singto dan anak istrinya.

Sesuai perkataan Off, di bantu Gun akhirnya mereka pergi ke unit gawat darurat untuk mendapat penanganan. Dan tepat jam 12 malam, Singto, Krist, dan Natcha sudah masuk kedalam kamar rawat yang sayangnya harus terpisah. Yang tersisa hanya kamar yang berisikan dua orang, jadi Krist menyuruh Singto satu kamar dengan Natcha, sedangkan Krist sendiri di kamar sebelahnya.

Off menunggui Singto dan Natcha, sementara Gun menunggui sang sahabat.

"Lo tuh ya! Pasti gara-gara kecapean, jadi tipes gini, kan!" Gerutu Gun pada Krist yang tengah menyantap sarapan paginya setelah perawat mengambil darahnya.

Krist menelan makanannya yang terasa berat "ya maap, anak gue sakit duluan, mana gue kepikiran ama gue sendiri?"

Dalam hati Gun membenarkan ucapan Krist, sebagai seseorang yang berperan sebagai ibu, jika anaknya sakit maka ia bisa lupa bahkan dengan kesehatannya sendiri.

***

"Tamu ayah banyak banget! Mending Nat tutup aja tirainya"

Singto juga mana tahu jika teman-temannya datang menjenguk silih berganti, bahkan perawat ada yang sampai membatasi tamu Singto karena mengusik kenyamanan. Natcha yang tidak nyaman dengan orang asing akhirnya menutup tirai pembatasnya dengan sang ayah selama jam besuk berlangsung.

"Nat sama Krist kena demam berdarah, gue kena juga tapi sama tipes" Earth melongo, sahabatnya ini bisa sakit juga ternyata, astaga...jika Singto sehat nanti pasti buku sejarah dunia milik Arthit bersilaturahmi dengan kepalanya.

Ngomong-ngomong tentang Arthit, anak kedua itu langsung memesan tiket kereta untuk kembali ke Jakarta. Mendengar tiga anggota keluarganya sakit mana mungkin ia bisa tenang di Jogja, sementara keluarganya masuk rumah sakit.

Dengan kekuatan bulan, eh salah. Dengan harga kereta yang mahal itu Arthit telah tiba di stasiun Bekasi tempat biasanya ia berhenti karena lebih dekat dengan tempat tinggalnya yang berada di perbatasan Jakarta-Bekasi, remaja itu menempuh perjalanan Jogja-Bekasi hanya dengan waktu tiga jam saja.

Tanpa berniat pulang dan ganti baju, Arthit langsung memesan ojek online dengan tujuan rumah sakit tempat keluarganya di rawat.

Kedatangan Arthit membawa kabar baik, Natcha sudah pulih hanya dalam empat hari begitupun sang bunda, mereka berdua sudah diizinkan oleh dokter untuk pulang. Tetapi untuk Singto ia masih harus menginap satu malam lagi untuk pemeriksaan terakhir.

Natcha begitu bahagia bersama sang adik, kini Arthit juga yang mengurus sang kakak saat pemulihan.

"Oalah, sakitnya karena kangen Arthit, tah?"















Sakit, selesai!


Btw, ini cerita real-nya Vee, dulu waktu smp pernah masuk rumah sakit bertiga sama ibu bapak, orang-orang juga ketawa nanggepinnya, mirip.sih ceritanya sama penyakitnya, cuma bedanya aku ga punya kembaran wkwk

Keluarga Macamana (Oneshoot)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora