Mati Lampu

169 19 19
                                    

Musim penghujan memang sudah datang menemani kegiatan seluruh manusia di sekitar Natcha dan keluarganya, datang tak diundang, pergi justru banyak yang merasa lega. Bersyukur jika hujan hanya turun pada malam hari, disaat kegiatan tidak terlalu banyak.

Seperti malam minggu ini, hujan deras disertai kilat yang terus menyambar tanpa henti, membuat Natcha menggerutu tak bisa mengganggu sang adik kembar yang sepertinya saat ini sedang berpacaran di Jogja sana. Kilat yang terus menerus bersahutan membuat gadis itu takut bahkan untuk sekedar menyentuh ponselnya.

Jam sembilan malam ini, Force si bungsu sudah jauh menyelami alam mimpi karena siang tadi tidak tidur. Kesepakatan dengan sang bunda jika Force tidak tidur Siang maka jam delapan malam setelah makan dan belajar tidak ada menonton tv, langsung tidur.

Gadis itu sedikit bosan, tidur belum mengantuk, membaca novel juga malas, bermain gadget pun takut. Sementara di seberang kamarnya terdengar suara-suara tidak senonoh. Dasar kelebihan hormon, gerutu Natcha pada sang ayah.

"Bikin mie enak kali, ya? Pake telor ama sosis, duhh laper!" Gumam Natcha membayangkan betapa enak masakannya nanti setelah selesai dimasak. Akhirnya gadis itu beranjak menuju dapur rumahnya.

"Hhhmm... m-maaass! Aahhh!"

Jika kita menggeser ke kamar orang tua si kembar, maka dugaan Natcha adalah benar, hujan-hujan begini cuacanya dingin, suasana begini lebih nikmat kalau bergerumul bersama kesayangan, saling menghangatkan tubuh, pikir Singto mesum.

Tetapi benar juga, Krist yang tadinya ingin tidur saja kini malah sedang mendesah nikmat dibawah kungkungan suaminya yang selalu Natcha bilang 'kelebihan hormon' katanya. Ingin membantah, tapi benar juga, tapi toh dirinya juga meraskan nikmat.

Pergulatan mereka berawal sejak Krist kembali dari kamar Force dan membersihkan dapur setelah bagian Natcha selesai. Nyonya dan nona Ruangroj ini memang sudah sepakat untuk membagi pekerjaan rumah.

"Mmhh masshh udahh...huhuhuuu"

"Dikit lagi sampe, dek!"

Satu sodokan....

"Akh! Mas!"

Dua sodokan...

"Eummmh? Dalem, dek... ahhh"

Sodokan terakhir, mereka mencapai putihnya bersamaan dengan nikmat dan sukses.

Glup!

Bertepatan dengan sampainya putih mereka, lampu dan barang elektronik di sekitar mereka ikut padam, mati lampu.

"AYAAAHH! JANGAN KELON MULU INI GELAP BANGET CARIIN SENTER! AAAAAAA!"

Teriakan sulung Ruangroj itu membuat si bungsu terbangun, kondisi dapur rumah mereka berada di belakang rumah, tidak ada penerangan bulan atau apapun itu. Dan Natcha sedikit takut dengan kegelapan di dalam hujan. Makadari itu ia berteriak histeris.

"Kakak heboh banget ih orang mati lampu doang" protes Force lalu menyeruput kuah mie instan yang Natcha buatkan baru untuk keluarganya, yang sebelumnya jatuh ke wastafel saat ia hendak mengganti air rebusan.

Natcha merengut "yamaap, tapi akhirnya kamu dapet mie juga, kan" ucap Natcha membalikkan perkataan sang adik.

"Udah ah, gak usah berantem" lerai Krist "gak baik ribut di depan makanan" ucapnya seraya merebut garpu yang sedang Singto pegang.

Tentu saja Singto tak akan bisa marah dengan sang istri, 'jatah'-nya baru saja di berikan, masa iya mau ngambek? -Kata Singto, om om bucin 2022.

Setelah drama mati lampu beberapa saat yang lalu, akhirnya Natcha berinisiatif memasak kembali mie instan yang tinggal tiga bungkus di lemari persediaan, dengan tambahan dua telur dan potongan sosis serta bakso, sudah cukup mengisi perut kosong keluarga Ruangroj yang kini tengah asyik duduk melingkar di ruang tamu.

Force yang melihat sang bunda duduk dengan di ganjal bantal itu terheran "bunda ngapain dudukin bantal? Karpetnya gak keras juga" tanya si bungsu penasaran, membuat Singto kicep dan Natcha terkikik geli pada sang ayah.

Namun bukan Krist namanya jika tidak memberikan jawaban unik untuk anak-anaknya yang sedang tumbuh "pantat bunda lagi sakit, nak. Gara-gara ayah soalnya"

Dan ada si bungsu penjaga bunda yang siap memarahi sang ayah kapan saja "ayaaaahh! Pokoknya bunda tidur sama adek sampe bunda sembuh! Titik!"

"Hahaha!" Natcha tak bisa menghentikan gelaknya lagi, sang ayah adalah sasaran empuk setiap keusilan bunda cantiknya itu, eh....

Singto memelas "duh adek, kalo bunda tidur sama adek, nanti ayah sama siapa? Gak mungkin dong ayah tidur sama kakak?" Rayu Singto mendayu, berusaha membujuk sang putra yang merajuk.

Dan malam itu, mati lampu di dalam hujan mereka habiskan dengan duduk melingkar di ruang tamu, di tengah mereka ada lampu elektrik, dan mangkok mie instam beserta gelas susu yang siap menghangatkan perut dan tubuh mereka.

Apalagi candaan dan keusilan Force, menambah suasana hangat dari keluarga yang tinggal di blok F itu. Meskipun cuaca dingin, namun Natcha merasa semangkuk mie instan bersama keluarganya itu lebih dari cukup untuk menghangatkan tubuh, dan hatinya juga.


Mati lampu, selesai!

Ini sebenernya mau Vee up kemaren malem soalnya di tempat Vee abis mati lampu+hujan deres banget, tapi Vee ketiduran😭😭

Keluarga Macamana (Oneshoot)Where stories live. Discover now