Kelam

111 17 0
                                    

⚠️  Triger warning! Kekerasan, pemerkosaan. Jadi kalau ada yang merasa gak nyaman atau kurang nyaman sama chapter ini bisa di skip, terima kasih.

Natcha baru saja menyelesaikan kegiatan terakhirnya di kampus sebelum pulang ke rumah, namun perasaannya sungguh tidak baik, ia merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya sendiri.

"gue gak nyadar ini udah mau gelap, duh.. mana jauh banget lagi gue markirin motor" gumam Natcha gelisah sambil mempercepat langkah kakinya menuju sepeda motornya yang ia parkir dua gedung dari tempatnya sekarang.

Gedung tempat Natcha berada sekarang adalah gedung lama yang hanya berkegiatan pada saat siang hari, jadi wajar jika saat sore, gedung itu sudah sepi orang.

Tap....

Tap...

Tap...

Gadis itu yakin, Flat shoes-nya tidak menimbulkan suara yang terlalu berisik, namun ia mendengar suara derap langkah berat yang mendekat padanya.

"eh? Pak Dion? Kok belum pulang? Masih ada urusan, ya pak?" sapa Natcha pada dosennya tersebut. Ternyata derap langkah tersebut berasal dari dosennya.

Dion tersenyum "iya nih, tapi udah selesai, sebentar lagi mau pulang, kamu sendiri?"

"saya habis piket di ruang kesenian, pak, sekarang mau pulang" jawab Natcha dengan tatapan takut-takut.

Bagaimana tidak? Dosennya terus saja menatap Natcha dengan tatapan lapar, membuat Natcha semakin mengeratkan kepalan tangannya "ehe...kalo gitu saya pamit pulang duluan..."

Tangan Natcha ditahan "kok...buru? Sini dulu lah ikut saya, kita main sebentar" seringai Dion.

Ayah! Tolongin Nat! Aku takut!~Pekik Natcha dalam hati, ketakutan.

"err...saya buru-buru, pak! Udah mau malem, udah ditelponin bunda saya terus"

Natcha akhirnya memutuskan untuk berlari, namun tubuhnya terlanjur ditangkap lelaki berpostur buncit dan berambut tipis tersebut, membuat Natcha makin ketakutan.

"mau kemana kamu? Ayok main sama saya, punya saya gede, lho! Bisa bikin kamu enak"

"enggak! Lepasin saya, pak! TOLO...hmmpp!!"

.
.
.
.
.
.
.
.

"To, perasaan gue gak enak, Nat kok belum balik, ya? Udah gelap gini"

Krist tak beranjak masuk kedalam rumah karena putrinya belum kembali sejak ia meminta izin pada Krist jika ia akan pulang terlambat satu jam yang lalu. Langit sudah gelap.

.
.
.
.
.
.
.

"kita main sekali lagi, ya?"

Natcha sudah tak karuan di sudut belakang kelas yang gelap tersebut, tenaganya terkuras karena memberontak, air mata sudah bercucuran dan suaranya hampir habis karena berteriak, namun lelaki buncit diatasnya terus menerus menggagahi putri Singto yang hampir pingsan tersebut.

.
.
.
.
.
.
.

"To! Lo jemput kakak di kampus, SEKARANG JUGA!" desak Krist yang sudah sangat khawatir dengan putri sematawayangnya.

"oke, gue jalan"

.
.
.
.
.
.
.
.

"a-ampun...hiks!"

Memohon, hanya itu yang bisa Natcha lakukan agar semua permainan mereka berakhir, namun hal ini malah semakin membuat pria berperut buncit diatas Natcha semakin gencar menjalankan aksinya.

Keluarga Macamana (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang