NWY - 08

222 14 4
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Siapa yang gak jawab salamnya dosa tahu 😊

Sebelum baca cerita ini, aku curhat bentar yaaa. Sepertinya hampir satu tahun lebih aku hiatus nulis cerita ini, bukan aku bingung mau nulis apa lagi atau malas yaa. Tapi, aku menyelesaikan tugas aku sebagai seorang mahasiswa dulu, karena ya begitu aku gak bisa memecah fokus aku antara skripsi dan nulis. Jadi, hari ini insyaallah aku akan kembali menyelesaikan cerita ini. Intinya aku selalu butuh dukungan kalian untuk nulis ini lagi yaaa ❤️

Btw, untuk bab ini sebenarnya udah ada di cerita Complement Of My Heart. Ada tapinya nih, banyak bagian yang aku hapus dan tambahkan lagi yakkk.

Kalau kalian rindu cerita ini, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yaaa. Rindu banget lihat notifikasi dari kalian. 🥰🥰

Sepertinya terlalu panjang intro aja nih aku nya, lanjut baca aja yaaa

Happy reading 🦋

*****

“Bagaimana sayang, kamu mau kan?” tanya Hanum sambil menyisir rambut Amel yang sudah kusut. Sedangkan Azzam dan Zizi duduk di sofa sambil melihat aksi Hanum membujuk Amel.

“Bun, Amel gakpapa kok tinggal di apartemen aja. Masih ada Mas Azzam dan bunda juga bisa datang kapan aja mau melihat keadaan Amel,” mendengar hal itu Hanum tidak boleh menyerah untuk membujuk Amel.

“Sayang, Azzam pasti sangat sibuk dan juga bunda gak mungkin bisa dua puluh empat jam bersama kamu. Kalau kamu di rumah bunda, insya Allah bunda bisa menjaga kamu setiap waktu. Bunda mohon kamu mengerti keinginan bunda ya, bunda gak pengen hal ini kembali terjadi lagi,” mendengar hal itu Amel tidak tega menolak permintaan Hanum.

“Ya udah, Amel mau bun,” Hanum langsung memeluk Amel dengan begitu erat. Ini keputusan yang baik untuk Amel dan calon cucunya nanti.

Sedangkan Azzam menyerahkan keputusan itu kepada Amel, ia tidak ingin memaksa untuk hal ini. Ia ingin Amel marasa nyaman di manapun ia berada. Walaupun Amel tadinya tetap ingin tinggal di apartemen mereka, Azzam akan mengurangi jam kerjanya. Tetapi, ia juga bersyukur karena Amel mau menerima ajakan Hanum.

“Makasih sayang,” jawab Hanum.

“Semalam bunda ketemu sama Mama Kia, dan ia mengatakan bahwa Dhaffi akan dijodohkan,” mendengar hal itu mereka semua kaget.

Apalagi Azzam, ia tidak yakin bahwa Dhaffi akan menerima perjodohan itu. Sebab, Azzam tahu selama tiga tahun lamanya Dhaffi masih menetapkan hatinya kepada desainer muda itu. Tetapi, Azzam juga tahu kenapa Dhaffi belum melamar gadis itu, karena Kia sama sekali tidak memberikan restu terhadap hubungan Dhaffi.

“Sama siapa, bun?” tanya Azzam yang merasa penasaran dengan semua ini.

“Bunda lupa namanya, tapi kata Mama Kia, Dhaffi itu dijodohkan dengan anak rekan kerja papanya,” mendengar hal itu Azzam hanya mangut-mangut saja.

“Tapi, Dhaffi katanya menolak hal itu,” ucap Hanum kembali.

Sebenarnya Dhaffi bukan menolak hal itu, tetapi ia masih bingung dengan semua hal itu secara tiba-tiba terjadi. Makanya, ia hanya diam saat ditanyakan hal itu oleh kedua orangtuanya. Ia juga memberikan kepastian, sebab dari pihak wanitanya masih juga ragu sama sepertinya saat ini, apalagi dengan wanita yang tidak pernah ia duga sama sekali.

Notes With YouWhere stories live. Discover now