NWY - 03

906 77 25
                                    

"Kamu yakin nggak perlu ke rumah sakit?" Tanya Dhaffi kembali. Selama perjalanan pulang Ayana selalu diam dan tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya. Dia sangat berbeda, hal itu yang dirasakan oleh lelaki itu.

"Nggak usah pak, terima kasih, pak," ucap Ayana.

Sedangkan Dhaffi yang mendengar hal itu hanya mengangguk. Entah mengapa ia ikut cemas melihat kondisi Ayana yang seperti itu, ingin sekali ia membawa Ayana ke rumah sakit, tetapi ia tidak mungkin juga memaksa keinginannya.

Setelah Ayana benar-benar hilang dari balik pagar besi itu, Dhaffi langsung melanjutkan perjalanannya pulang. Sedangkan di lain tempat Ayana kembali berlari ke dalam kamar mandi.

Hoek...hoek...hoek

Setelah cairan bening itu keluar dari mulutnya, Ayana menyenderkan tubuhnya di dinding kamar mandi. Pikirannya melayang pada kejadian satu bulan yang lalu, apakah semua itu terjadi pada dirinya saat ini? Ia juga kembali mengingat, bahwa ia juga sudah telat datang bulan satu minggu.

Setelah memikirkan hal itu, Ayana langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia kembali memikirkan semua itu. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika dugaannya benar-benar terjadi saat ini.

1 bulan yang lalu...

Saat ini Ayana sedang menunggu jemputan dari kekasihnya, mereka sudah berpacaran satu tahun lebih. Nama kekasihnya itu adalah Arganta Wisnu, dengan sosok lelaki itu lah Ayana bertahan dalam waktu yang cukup lama. Walaupun mereka sangat jarang bertemu, tetapi komunikasi dan kepercayaan lah yang membuat hubungan mereka bertahan sejauh ini. Padahal Arga berprofesi sebagai seorang pilot, tetapi Ayana sangat komitmen dalam menjaga hubungan mereka.

Sudah cukup lama menunggu, Ayana melihat sebuah mobil mewah berwarna putih mendekatinya. Ia tahu siapa pemilik mobil itu, seseorang langsung turun dari mobil itu dan menghampirinya. "Maaf, tadi nganter adik dulu ke tempat les nya," ucap Arga.

"Iya nggak papa," jawab Ayana. Setelah itu Arga langsung membukakan pintu mobil untuk Ayana.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke suatu tempat dan hal itu belum diketahui sama sekali oleh Ayana, karena besok weekend, jadi Arga memutuskan menghabiskan waktu liburannya ini dengan Ayana.

"Sayang kita mau ke mana sih?" Tanya Ayana sambil mengunyah keripik kentang yang berada di genggamannya.

"Bandung," mendengar hal itu membuat Ayana kaget. Biasanya kalau mereka liburan sejauh ini pasti selalu ada persiapan sebelum itu.

"Kok kamu nggak bilang dulu sih? Aku nggak ada persiapan untuk bawa baju atau kebutuhan aku," ucap Ayana dengan kesal.

"Sayang, nanti kita cari semua kebutuhan kamu," ucap Arga sambil mengecup pipi sebelah kanan Ayana.

"Kenapa sih kamu nggak bilang dulu kita mau ke Bandung?" tanya Ayana penuh kekesalan dengan keputusan sepihak seperti ini.

"Aku rencananya nggak mau ke Bandung minggu ini, tapi semalam penjaga villa bilang bahwa tempat itu sudah hampir tujuh puluh persen siap di renovasi," mendengar hal itu membuat Ayana tidak mengerti apa yang dimaksud oleh kekasihnya itu.

"Maksud kamu apa?" Tanya Ayana.

"Jadi gini, aku beli vila di daerah Bandung. Sebenarnya ini kejutan sih untuk kamu, semoga kamu suka sama suasananya nanti," ucap Arga.

Mendengar hal itu membuat Ayana tersenyum, Arga memang sosok lelaki yang benar-benar mengerti tentang dirinya. Sebab itu lah ia bertahan selama ini, walaupun mereka sangat jarang menghabiskan waktu seperti ini.

Notes With YouWhere stories live. Discover now