NWY - 07

566 58 10
                                    

"Udah deh buruan pesan makanan untuk gue, setelah itu gue mau minta solusi sama lo," ucap Ayana sambil mendorong bahu Yuda dan ia memilih untuk duduk.


Hampir sepuluh menitan, Yuda kembali ke Ayana. Ia benar-benar bingung melihat tingkah Ayana akhir-akhir ini. Selalu suka menyendiri, dan sangat jarang ia melihat Ayana di kampus.

"Mana makanannya?" tanya Ayana yang melihat Yuda menarik satu kursi di depannya itu.

"Masih dibikin Ay, gue gak bisa sulap. Masa baru dipesan udah jadi aja, malah seenaknya lagi pesan makanan yang jelas-jelas orang udah mau tutup,"  jelas Yuda.

"Percuma dong gue punya teman kayak lo," balas Ayana sambil menatap Yuda dengan jahil.

"Terserah lo deh," pasrah Yuda.

"Tadi lo bilang mau minta solusi ke gue, buruan bilang," ucap Yuda dengan menatap Ayana dengan begitu intens.

Ayana yang mendengar hal itu langsung memposisikan duduknya dengan nyaman. Ia melihat di sekitar mereka, ia tidak ingin ada orang-orang yang mendengarnya. "Lo janji dulu jangan bilang ke siapa-siapa mengenai ini?"

Yuda memicingkan matanya ke arah Ayana, tidak biasanya wanita di depannya itu begitu teliti dalam pembicaraan. "Hmmm," balas Yuda.

"Jadi, gue dijodohin," ucap Ayana dengan begitu singkat, jelas, dan padat.

Sedangkan Yuda yang mendengar hal itu hanya merespon dengan tatapannya yang bingung dengan apa yang disampaikan Ayana. "Yah baguslah kalau lo dijodohin, kan sama yang kemarin udah putus juga," Ayana merasa ia salah tempat untuk curhat.

"Lo gak asik banget jadi cowok, pantes aja Zizi gak mau sama lo," jelas Ayana.

"Yah, gue kan benar. Bagus lo dijodohin, mungkin orang tua lo tahu mana yang terbaik buat lo. Zizi gak mau sama gue, bukan karena gue jawab kayak gitu juga kali," balas Yuda yang tidak mau kalah.

"Serah lo," jawab Ayana sambil mengerucutkan bibirnya.

Saat Yuda ingin menjawab ucapan dari Ayana, tiba-tiba pesanan Ayana datang. Yuda mempersilakan pelayan tersebut mempersiapkan hidangan itu terlebih dahulu. Melihat beberapa makanan yang sudah tersaji, Yuda merasa semua itu tidak akan dapat dihabiskan oleh Ayana.

"Lo yakin dapat habisin semua ini?" tanya Yuda saat melihat Ayana yang sedang memakan salah satu menu yang tersaji.

Ayana yang mendengar hal itu hanya diam, dan kembali fokus ke makanannya. Menurutnya makanan lebih menarik daripada seorang Yuda. "Lo masih marah sama gue?" tanya Yuda kembali.

"Menurut lo," jawab Ayana dengan menatap Yuda begitu tajam.

"Oke, gue minta maaf. Jadi lo itu mau solusi yang bagaimana? Lo mau menolak perjodohan itu? Atau lo gak suka sama laki-laki itu?" Ayana menghentikan pergerakan tangannya sebentar.

Ayana langsung mengambil segelas air mineral, dan menatap Yuda dengan penuh keseriusan. "Permintaan maaf lo akan diterima jika makanan-makanan ini gratis. Betul tebakan lo, gue disini mau minta solusi bagaimana menolak perjodohan itu, padahal udah gue terima," ucap Ayana tanpa rasa bersalah.

"Enak aja gratis-gratisan emang gue yang ngundang lo ke sini. Tunggu deh gue bingung, kenapa lo pusing cara menolak perjodohan itu, padahal Lo udah menerimanya," balas Yuda.

Notes With YouWhere stories live. Discover now