WAKTU KETIGAPULUH TIGA

ابدأ من البداية
                                    

"Ya?"

"Kak Alin nggak usah kerja dulu..."

Jericho hendak bicara, tapi ketika matanya menangkap wajah tunangannya yang terlihat memohon, ia bisa apa?

"Bang?" Tuntut Lulu menatap Jericho dengan penuh ancaman.

Jericho menarik nafas panjang.
"Aku sih setuju Lu, aku juga ingin Alin istirahat dulu, tapi semuanya terserah Alin, dia yang tahu bagaimana maunya..."

Lulu menahan kesal "Ish, nggak konsisten ih, tadi katanya pengen Kak Alin nggak usah kerja, trus sekarang sudah didepan orangnya nggak berani larang!" Omel Lulu, yang membuat Jericho kalang kabut.

Ia lupa Lulu paling nggak bisa menahan mulutnya. Tadi ia sungguh hanya ingin yang terbaik untuk Alin, bukan bermaksud yang lain

"Lin...aku nggak bermaksud mengatur atau apa lah itu, sayang. Aku hanya mau yang terbaik buat kamu, yang penting kamu senang, itu saja...". Jericho buru-buru memegang tangan Alin. Ia ingat bagaimana Alin tidak suka jika ia melarangnya melakukan sesuatu.

"Huu...sebel sama Abang! Bucin banget sih!"

Lulu segera turun dari tempat tidur menghampiri Mateo yang masih sibuk dengan tugas kuliahnya.

"Lin....aku akan dukung kamu buat apa pun yang kamu mau, tapi please jaga kesehatan, kondisi kamu yang bikin aku nggak tenang Lin, hanya itu..."

Lima membalas genggaman tangan Jericho. Ia mengerti jika Jericho cemas. Ia juga akan melakukan hal sama.

"Maaf aku bikin kalian semua cemas, aku janji akan lebih hati-hati lagi..." Lima melihat Jericho terdiam menatapnya,.wajah pria itu terlihat seolah tidak percaya.

"Icho...?"

Sementara Jericho yang sudah siap dengan segala argumen Alin, mendadak diam ketika Alin minta maaf padanya. Pun ketika ia melirik Lulu dan Mateo dengan ujung matanya, keduanya juga terlihat tertegun.

"Icho.."

"Eh ya...? Ya Lin?"

"Kamu kenapa?" Tanya Lima.

"Aku, ya aku nggak apa-apa..."
Jericho berusaha kembali tenang.
Alin yang didepan nya kini adalah sosok impiannya. Dulu ia ingin sekali Alin bisa berubah menjadi lebih lembut dan lebih sabar. Dan apakah doanya kini terkabul?

"Kamu juga perlu istirahat Icho, kami pasti sudah nungguin aku dari semalam, pulang kerja langsung kesini...aku bikin kamu capek yaa..?"

Rasanya Jericho seperti bermimpi, jika dulu Alin tak pernah memikirkannya, bahkan 24 jam tak cukup untuk merepotkan dirinya dengan banyak permintaan . Tak peduli ia baru pulang kerja, tak peduli hujan, tak peduli larut malam, titah Alin adalah kewajibannya.

"Icho...."

"Alin....aku...aku...aku nggak capek kok..."

"Kamu bohong.. kantong mata kamu, rambut kamu nunjukin kalo kamu capek. Habis makan, kamu istirahat ya..."

"Alin...yang sakit itu kamu, aku masih bisa kemana-mana artinya masih sehat..."

"Aku nggak mau kamu sakit Icho, habis ini kamu pulang dan istirahat!"

"Nggak bisa, aku yang jagain kamu Lin, aku nggak mau pulang.."

"Kamu Pulang.."

"No!"

"Gue yang pulang biar Bang Jeri disini, sofanya nyaman kok, tadi gue juga suruh Lulu bawa bedcover tebal biar Bang Jeri nyaman." Sela Mateo jengah melihat sepasang manusia yang berdrama didepannya. Ia tahu Jericho tidak akan meninggalkan kakak nya. Jadi biar saja dia yang pulang.

MEMINJAM WAKTUحيث تعيش القصص. اكتشف الآن