Termasuk Bagas, ia hanya diam saja. Menyaksikan perlakuan Zibran pada Reya.

Ruang Kepala Sekolah

"Aku takut."

"Gak ada yang perlu lo takutin. Berita itu semuanya bohong, jadi katakanlah yang sebenarnya terjadi pada saat itu." Jelas Zibran.

Setelah beberapa kali menarik nafas, Reya masuk kedalam ruangan Kepala Sekolah. Ia duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Saya tidak akan berbasa-basi lagi. Apa yang kamu lakukan itu, telah mencoreng nama baik Sekolah. Bahkan beberapa orang tua murid sudah tau akan beritanya."

"Saya kecewa sama kamu, Reya." Tegas Pak Kepala Sekolah.

"Tapi itu semua bohong, Pak. Saya bener-bener tidak melakukan hal seperti itu." Jelas Reya.

"Bohong apa maksud kamu? Jelas-jelas, bukti sudah ada didepan mata."

"Maaf Pak, tapi itu memang kenyataannya. Rosa, Lovy dan Disty membully saya, dan mereka yang menyebarkan berita hoax itu." Entah keberanian darimana, Reya mengatakan hal itu dengan serius.

Brak

Gebrakan yang di lakukan Kepala Sekolah, membuat Reya terkejut. Tomi, menatap marah ke arah Reya.

"Jangan kurang ajar kamu. Sudah untung kamu diterima di Sekolah elit ini, jadi jangan semena-mena." Tegasnya dengan suara keras."Saya masih berbaik hati sama kamu, maka dari itu, kamu tidak akan dikeluarkan dari Sekolah ini. Hanya saja, beasiswa yang kamu dapatkan akan dicabut. Itu sebagai konsekuensinya."

Deg

Penuturan Tomi membuat Reya terdiam, ia tak tau harus bereaksi seperti apa. Jika beasiswanya di cabut, maka ia harus membayar uang SPP perbulannya.

Setelah mengatakan hal itu, Reya disuruh keluar. Zibran yang tengah memainkan Ponselnya seketika berhenti, menatap Pintu ruangan Kepala Sekolah yang terbuka.

Terlihat raut wajah sedih dari Reya, ia pun segera menghampirinya.

"Ada masalah?" Netra hitam Reya tertuju pada lelaki didepannya.

Ia mengangguk, sebagai jawabannya."Beasiswaku di cabut, sebagai konsekuensinya."

Tangan Zibran mengepal kuat, pandangannya berubah tajam. Ia marah pada Tomi.

"Lebih baik kita pergi dulu dari sini. Pelajaran pertama akan segera dimulai." Ujar Zibran.

Reya mengangguk saja, rasanya ia tak berdaya sama sekali. Keputusan yang di buat Tomi, membuatnya merasa sedih.

###

10:30

Waktu istirahat telah berlalu, Zibran mengajak Reya untuk ke kantin bareng. Sesampainya di sana, banyak pasang mata yang menatap tak suka pada Reya.

Termasuk Lovy, sejak di kelas, ia menahan kekesalannya. Karena Zibran begitu dekat dengan Reya.

"Kenapa harus si Freak sih." Umpatnya.

I'm not Perfect [ End ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz