-Part 8: INP

1.9K 142 3
                                        

Happy Reading
.
.
.
###

Reya sesekali tersandung karena langkah kaki Zibran yang cepat. Membuatnya kesusahan sendiri. Hingga keduanya sampai didepan Toilet Perempuan.

"Tunggu di sini." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Reya.

Lima menit berlalu, Zibran telah kembali dengan satu Paperbag yang ia bawa.

"Ganti pakai yang baru sana." Serunya memberikan Paperbag itu pada Reya.

"Hah?" jawabnya yang tak mengerti.

Zibran menatap malas Reya,hal begini saja masih tidak mengerti."Baju lo basah, Reya." Tekannya membuatnya tersadar akan hal itu.

"Ganti aja, gak usah pikiran seragamnya."Dengan berat hati. Ia mulai masuk kedalam Toilet perempuan, selepas itu Zibran pergi begitu saja tanpa menunggunya.

Lima menit lagi Bel masuk akan berbunyi. Zibran lebih memilih untuk bolos dan nongkrong bersama anak-anak nakal lainnya di Roftop.

###

15:00

Pembelajaran telah usai, Reya mulai menelusuri lorong lantai satu menuju gerbang sekolah. Tangan kanannya memegang Paperbag pakaian kotornya. Sesampainya di lapangan sekolah, ketiga gadis yang tadi ngebully dirinya kini tengah menghalangi jalannya.

Reya menghembuskan nafas kasarnya, ia yakin Rosa masih tidak terima kalau dirinya di permalukan oleh cowok yang dia tau namanya adalah Zibran.

"Buru-buru banget sih." Ucap Disty.

"Tolong jangan halangi aku, aku mau pulang." Seru Reya.

"Lo harus dapat perhitungan atas yang terjadi di Kantin tadi." Ucap Rosa penuh penekanan.

"Aku minta maaf soal itu." Jawab Reya yang tidak ingin memperpanjang masalahnya lagi.

"Maaf lo bilang. Gak semudah itu Freak." Kesalnya.

Plakk

Tamparan yang di layangkan Rosa membuat sudut bibir Reya berdarah. Reya memegangi pipinya yang terasa panas dan kebas.

"Jijik banget tangan gue kena muka lo." Hinanya yang tak peduli akan perasaan Reya.

Orang-orang yang hendak pulang seketika menghentikan langkahnya, berkerumum untuk melihat aksi Perudungan Rosa.

"Lo pikir dengan adanya cowok tadi bikin gue mundur untuk gak Bully lo lagi. Lo salah, karena hal itu akan semakin membuat gue untuk terus ngebully lo. Apalagi dengan cara lo yang udah berani dekat-dekat dengan Rava. Itu membuat gue semakin marah." Ungkapnya dengan penuh emosi.

Bughh

"Argh!" Pekik Reya saat kakinya di tendang hingga membuatnya terjatuh.

Rosa tersenyum senang melihat penderitaan gadis yang ada di hadapannya ini."Berdiri lo." Hardik Rosa sambil menendang kaki Reya.

"Aku mohon biarkan aku pulang." Pinta Reya menatap sendu ke arah Rosa.

"Gak semudah itu, Freak." Ketusnya sambil menjambak rambut Reya untuk berdiri.

I'm not Perfect [ End ]Where stories live. Discover now