02. Precious time

1.2K 136 18
                                    

Jeno duduk di samping makam sang istri,ia sendirian,orang-orang sudah pulang ke rumah masing-masing.

"Aku harap aku sedang bermimpi.." ujarnya dengan tatapan kosong.

"Kenapa kau pergi?bukankah kita sudah berjanji akan hidup bersama keluarga kecil kita dan membahagiakan jisung sampai ia besar?"

"Kau berbohong ternyata.."

Air matanya tumpah,ia memeluk nisan sang istri,menumpahkan segala rasa sedihnya.

"Aku tidak bisa hidup lagi..duniaku sudah hancur.."

"Sayang,aku ingin ikut denganmu..kenapa kau pergi sendirian..."

"Aku tidak bisa mengurus jisung sendirian."

"Aku tak bisa apapun.."

Dari kejauhan winwin, taeyong dan yuta melihat berapa rapuhnya jeno.. Sisi lemah seorang jung jeno yang jarang terlihat.

Yuta tersenyum kecil,winwin mengelus pelan bahu taeyong yang sedikit bergetar karena menangis dalam diam,padahal dirinya juga menangis.

Pemakaman jaemin dihadiri banyak teman sahabat serta rekan kerja ,bahkan dokter dan perawat dari rumah sakit tempat jaemin bekerja juga ikut menghadiri pemakaman itu.

Mereka sangat kaget begitu mendengar kabar kematian dokter cantik itu,padahal belum genap 1  tahun jaemin pindah bekerja di rumah sakit milik seorang park baekhyun.

"Aku masih tidak menyangka nana sudah tiada.." gumam baekhyun,chanyeol—suaminya hanya bisa mengelus pundak sang istri.

"Itu mungkin sudah takdirnya,dia hanya mengikuti alurnya." ujar chanyeol.

Dilain tempat,tepatnya di kediaman keluarga Jung masih diributkan dengan jisung yang masih menangis histeris setelah melihat foto sang ibu dipajang di aula mansion dengan peti mati yang diyakini adalah tubuh sang ibu.

Sampai saat peti itu dibawa pergi untuk dimakamkan jisung masih meraung memanggil ibunya dengan segera jaehyun membawanya masuk ke kamar dan menenangkannya.

"Bunaaa!!!hiks!!jangan tinggalin jie bunaa!!"

"HUWAAA!JIE GAK AKAN NAKAL LAGI HIKS.. BUNA!!"

"Grandpa!mau bunaa!mau buna!!"

Jisung terus memukul punggung jaehyun yang sedang menggendong nya,jaehyun dengan sabar mengelus punggung kecil cucunya itu agar tenang.

"Sabar ya,buna jie sudah tenang disana sayang."

"Jie mau buna ga tenang kalau jie nangis terus?nanti buna ikut nangis diatas sana." ujar jaehyun, perlahan ia menurunkan jisung di pinggir kasur dan menatap anak itu dengan sendu.

"Jie ga mau hiks.. Tapi jie mau buna grandpa.."lirih bocah itu sambil sesekali menghapus air matanya.

"Kenapa Tuhan jahat sama jie hiks.. Hiks.. Jie mau buna!"

"Ssst sst,ikhlasin buna nana ya sayang,biar buna tenang disana..grandpa yakin,jisung bisa jadi anak baik supaya buna bangga punya anak kaya jie." perlahan jisung mengangguk sambil mengucek matanya.

"Hiks..iya.. Jie bakal jadi anak baik.. Hiks.. Biar buna bangga punya anak kayak jie.." ujar bocah itu sambil mengusap buliran yang malah tak mau berhenti keluar dari mata sipit nya.

"Gapapa jangan ditahan,kalau jie mau nangis,tapi setelahnya jie harus senyum selalu."
Setelah mendengar ujaran dari sang kakek jisung kembali menangis dipelukan sang kakek.

____

Setelah 1 bulan lebih kematian jaemin,Jeno masih saja lebih banyak diam bahkan kadang tak memperhatikan jisung membuat anak itu sedih.

•Hello My Wife•||NoMin•Where stories live. Discover now