Chapter 11

87 16 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Taeyong terengah.

Hanya bergantung pada sepasang telinga untuk melacak persembunyian musuh terkadang membuatnya kewalahan.

Perkelahian antara dirinya dan Yuta melawan sekawanan serigala yang dimantrai itu tidak bisa terelakkan.

Taeyong menolak keras untuk menyerahkan Jaehyun pada mereka. Bukan hanya karena vampire cantik itu menyimpan rasa untuknya. Tetapi juga karena ia ingat ada seseorang, yang entah siapa itu, sedang menunggu Jaehyun untuk pulang dengan selamat.

"Ini aneh."

Yuta menghampiri Taeyong setelah menendang dua serigala sekaligus. Keadaannya sama dengan vampire bersurai merah itu, berlumuran tanah dan darah dari beberapa serigala yang terkena serangan mereka.

"Setiap serangan yang mereka layangkan mengeluarkan cahaya merah."

"Kau benar. Dan juga, semakin lama aku semakin tidak bisa memprediksi keberadaan mereka. Makhluk itu bergerak terlalu lebih cepat dari biasanya. Apa kau mencium bau penyihir disekitar sini?"

"Tidak."

Kedua pasang mata vampire itu menatap sekeliling dengan waspada. Mereka berdiri saling membelakangi diatas batu besar yang cukup licin karena embun fajar. Baik Yuta maupun Taeyong sudah sepakat untuk tidak meninggalkan tempat itu selama para serigala belum pergi. Bahkan jika salah satu dari mereka dipancing menjauh dari sana, maka satunya lagi akan tetap tinggal.

Karena disanalah, tepatnya dibawah batu besar itu, ada Jaehyun yang sedang bersembunyi diantara celah yang tak sengaja terbentuk oleh alam.













"Serahkan saja manusia itu pada kami."

"Tidak. Aku sudah bilang dari tadi. Kami tidak akan menyerahkannya."

Taeyong menatap tajam sekawanan serigala yang terus meneteskan air liur itu. Mereka sangat aneh. Tidak seperti biasanya, cara mereka bergerak terlihat sangat kaku. Seolah-olah ada yang mengendalikan.

"Kalian keras kepala sekali. Hanya karena kalian bisa hidup lebih lama, kalian suka mencari mati ya."

Serigala bermata merah itu menyeringai, menunjukkan taring tajamnya yang siap menembus setiap lapisan kulit musuh-musuhnya.

"Kenapa kau menginginkan dia? Bukankah kami jelas-jelas lebih berguna daripada seorang manusia yang aneh sepertinya? Dia hanya makhluk yang akhirnya akan menjadi kotoran kalian,bukan? "

"Yuta!"

Yuta melirik Taeyong yang menggenggam lengannya. Vampire cantik itu terlihat sekali tidak senang dengan apa yang dikatakannya barusan. Alisnya tertekuk menatapnya tajam.

ANORMAL Where stories live. Discover now