Chapter 3

163 24 4
                                    

"Selama raga dan jiwa masih menyatu, kekuatan itu akan terus bersamamu"




_



Taeyong menghampiri sosok manusia yang masih setia berada ditempatnya.

Ia berdecak kesal.

"Hey,bodoh !! Apa kau cari mati?"

Jaehyun, yang masih sibuk dengan senter rusaknya, berbalik.

Ia yakin pemilik suara ini adalah sosok bersurai merah itu. Sosok yang para serigala panggil dengan sebutan vampire cacat.

Jaehyun tidak tau rupa nya karena kondisi hutan benar-benar sangat gelap tadi.

Seolah alam tau yang membuat Jaehyun penasaran. Sinar bulan jatuh tepat pada sosok dihapannya. Kini ia dapat melihat rupanya dengan sangat jelas.

Taeyong mengernyit heran saat tak mendapatkan jawaban.

"Kenapa kau diam saja?"


Jaehyun yakin pendengarannya tidak bermasalah. Para serigala itu tadi bilang bahwa vampire ini cacat.

Cacat seperti apa yang mereka maksud?

Semua anggota tubuhnya lengkap. Terletak ditempat yang tepat secara utuh.Bahkan parasnya pun terpahat dengan sempurna di atas kulitnya yang pucat bersih.

Hidungnya yang lancip, pupil matanya yang besar, dan bibir tipisnya yang menawan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hidungnya yang lancip, pupil matanya yang besar, dan bibir tipisnya yang menawan. Dia terlihat-

Indah.

"Ya! Apa kau hanya berniat mendengarkan tanpa menjawab pertanyaanku?"


Apanya yang cacat?

Tanyanya dalam hati.

Apakah yang cacat itu mentalnya?

Tidak mungkin.

Dia sama sekali tidak terlihat seperti itu.



Pltakk

"Aw.. kenapa memukulku?"

"Hanya ingin memastikan kalau kau tidak bisu. Cuma bodoh. "

Jaehyun mengusap pelan dahinya yang terasa berdenyut.
Sungguh sentilan yang mematikan. Sangat ampuh untuk membuat Jaehyun tersadar dari lamunannya.

"Aku tidak bodoh."

Taeyong memutar matanya malas.

"Pergi ke hutan belantara seorang diri tanpa berbekal senjata apapun. Tidak mencoba untuk lari saat bertemu kawanan serigala yang bisa bicara. Kau bahkan tidak ketakutan sama sekali berhadapan dengan makhluk sepertiku. Kau pasti cari mati kan? Dasar bodoh."

Jaehyun tidak akan menyangkalnya. Semua benar. Kecuali satu.


"Sudah ku bilang aku tidak bodoh. Aku hanya-"

"Hanya mencari cara tercepat untuk mati,ya kan? Kalian para manusia memang sama saja. Kalian semua bodoh.

Kalian semua...


Taeyong menjeda kalimatnya. Tenggorokannya tercekat.


sama bodohnya seperti dia."

Kalimat terakhirnya terdengar sangat pelan. Ekspresi datar nan dingin pada wajahnya berubah sendu.
Sepasang mata indahnya pun meneduh untuk beberapa saat.


Jaehyun tidak tau siapa sosok 'dia' yang vampire itu maksud dan membuatnya bersedih.

"Maaf. Tapi aku tidak-"

"Sudahlah."

Vampire itu kembali menatap dingin ke arah Jaehyun. Yang lagi-lagi belum menyelesaikan perkataannya.

"Pergilah dari sini.
Lukamu sepertinya tidak terlalu dalam. Kau akan baik-baik saja. Gunakan sebaik mungkin sisa hidupmu. Bunuh diri bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. "

Taeyong lalu berbalik. Hendak meninggalkan Jaehyun yang agak jengkel dengan vampire bersurai merah yang suka sekali menyela kalimatnya itu.

Jaehyun mengayunkan tungkai panjangnya. Mengambil beberapa langkah kecil menghampiri sosok yang lebih pendek darinya.

Ia lantas menahan bahu Taeyong.

Taeyong yang pergerakannya terhenti pun menolehkan kepala.

"Apalagi?"



Taeyong terkesiap. Netra keduanya bertemu. Posisi wajah mereka sangat dekat. Hidung mereka bahkan hampir bersentuhan.

Dengan refleks Taeyong menghempaskan tangan Jaehyun yang menempel dibahunya. Kali ini tubuh rampingnya turut serta berbalik. Menghadap sosok yang menatapnya datar.

"A- apa yang ... kau mau?"

Taeyong bertanya dengan terbata.
Entah kenapa ia merasa gugup bertatapan dengannya dalam jarak sedekat tadi.
Semoga manusia itu tidak melihat semburat merah samar diwajahnya.

"Apa kau benar-benar ingin mat-mmmpphh.."

Taeyong melebarkan mata saat Jaehyun tiba-tiba menutup mulutnya. Telapak tangannya yang hangat bertengger di atas permukaan bibirnya yang dingin.

"Aku kesini bukan untuk bunuh diri. Biar aku jelaskan dulu. Dan dengarkanlah baik-baik. Jangan menyela perkataanku. Kau mengerti?"












.










.











End of chapter 3

.






Jangan lupa vote,comment,dan share ya.



ANORMAL Where stories live. Discover now