Chapter 9

112 13 0
                                    

"Apa kau yakin ini jalannya,Yuta?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau yakin ini jalannya,Yuta?"

"Aku yakin. Grisé Valley adalah tempat pertama yang harus kita lewati."

Yuta meneguk ludahnya kasar. Tangannya menggenggam erat gulungan map lusuh yang sedari awal ia pegang. Sejenak menghirup nafas panjang sebelum kakinya berjalan maju beberapa langkah. Sebelah tangannya terangkat untuk menggapai sesuatu didepan sana.


"Apa yang kau lakukan!?"

Taeyong menarik tangan Yuta, menjauh dari kabut. Raut wajahnya jelas terlihat khawatir.

Bagaimana tidak?

Dihadapan mereka kini hanya ada kabut tebal mengerikan yang seolah siap menelan mereka kapanpun.

"Aku hanya mengecek suhu, Taeyong."

Yuta mengelus pelan pipi Taeyong, menenangkannya.

"Disana akan sangat teramat dingin. Kau dan Jaehyun harus memakai pakaian tebal."

Imbuhnya.

"Kenapa aku juga harus pakai?"

"Hanya jaga-jaga. Sepertinya kabut ini bukan kabut biasa, Taeyong. Dan kau sendiri pun tau, bukan hanya darah vampire yang mengalir dalam dirimu."

Yuta berusaha memilah kata-katanya. Khawatir menyakiti hati Taeyong yang kadang tidak terima jika disamakan dengan manusia dalam beberapa hal.

Berbeda dengan Yuta, Jaehyun tidak mengucapkan sepatah kata pun sedari tadi. Ia terus saja memandangi kabut yang bergerak perlahan itu. Merasakan ada sesuatu hal ganjil yang membuat kabut kelabu ini nampak tidak seperti kabut lain pada umumnya.

"Jaehyun,"

"Jaehyun,"





Plakk






"Aw! Kenapa memukulku?"

Jaehyun mengusap-usap lengannya yang berdenyut nyeri akibat pukulan kencang tangan Taeyong. Padahal tangannya kurus dan kecil, tapi pukulannya luar biasa menyengat.

"Lagi-lagi kau melamun. Apa kau benar-benar kerasukan?"

"Maaf, aku-"

"Yuta memanggilmu berkali-kali dan kau mengacuhkannya. Dasar tidak sopan."

"Benarkah?"

Jaehyun melirik Yuta yang menyilangkan kedua tangannya didepan dada, memandang datar ke arahnya.

"Maaf, Yuta. Aku tidak bermaksud mengacuhkanmu. Aku hanya-"

"Sudahlah, jangan cari alasan. Cepat pakai mantelmu. Ada ditas."

Lagi-lagi Taeyong menyela kalimatnya. Padahal ia ingin memberitahu mereka tentang hal ganjil yang ia rasakan dibalik kabut kelabu tebal itu. Tapi sudahlah. Bisa jadi firasatnya salah. Mungkin otaknya terlalu takut untuk melangkah, mengambil resiko memasuki kabut menyeramkan dihadapannya.

ANORMAL Where stories live. Discover now