50. Have you again

Start from the beginning
                                    

"Ya, kau benar. Bertahun-tahun kau menjadi teman yang selalu setia bersamaku baik saat suka maupun duka yang kurasakan. Aku menjadikan dirimu tempat untuk berkeluh kesah, atau sebagai tempat untuk mengungkapkan perasaan apa saja yang sedang aku hadapi dalam kehidupan. Aku tidak akan melupakan kenyataan itu, Pangeran." Irina berkata seraya beradu pandang dengan Hector. Di akhir kalimatnya, ia juga melemparkan sebuah senyuman.

Wajah Hector justru berubah mendung. Perkataan Irina sungguh memukul relung jiwanya, membuat penyesalan tersebut hadir kembali tanpa bisa dicegah. Andai, andai dan andai. Sebanyak apapun dirinya berandai-andai, kenyataannya waktu tidak dapat diputar kembali. Sekarang posisinya tergeser oleh Helios, tidak lain karena dirinya terlambat menyadari kebenarannya.

"Irina, apa menurutmu aku egois jika mengharapkan dirimu kembali lagi seperti dulu?"

"Huh?" Irina tidak begitu paham dengan maksud perkataan Hector barusan.

"Jujur, aku cemburu melihatmu lebih dekat dengan Helios. Apa aku egois jika mengharapkanmu kembali lagi padaku? Menjadikanku sebagai satu-satunya pria spesial di hidupmu?" Hector menatap lekat netra Irina, ia ingin Irina membaca kejujuran yang tersirat dari kedua bola matanya.

"Kau menyukaiku? Kau mencintaiku?" Tukas Irina setengah ragu. Cemburu itu memiliki banyak arti, bukan? Namun Hector menyebut-nyebut nama Helios, tentulah cemburu ini berkaitan dengan asmara.

"Seandainya hubungan kita dulu tidak renggang, bukankah akhir dari hubungan kita adalah saling mencintai? Cinta itu artinya sayang sekali, ingin sekali, berharap sekali, rindu jika sehari saja tidak bertemu, selalu khawatir, dan juga mudah risau jika menyangkut orang tersebut. Dulu kita sama-sama merasakan itu, benar kan? Karena jujur, rasa itu menyambangiku lagi, Irina."

Irina termenung, apa pria ini sedang terkena karma? Seandainya Hector mengatakan itu lebih awal tentu Irina akan menyambutnya. Tapi kini berbeda. Perasaannya pada Hector sudah terkubur dalam-dalam.

Irina lantas menggelengkan kepala, "Kau harus melenyapkan semua rasa itu. Kau memiliki Ruby. Tidak seharusnya kau mengubah pendirianmu karena semua sudah berlalu, tidak lagi sama seperti dulu."

"Perasaanku pada Ruby hanya kesalahpahaman, Irina. Aku baik padanya karena tidak ingin dicap sebagai pria brengsek yang kabur begitu saja setelah melakukan pemaksaan. Seandainya aku tidak salah paham, untuk apa aku mendekati Ruby?"

Sosok Ruby yang saat ini bersembunyi dibelakang Hector dan Irina, memilih membekap mulut untuk meredam isakan tangis yang keluar dari bibirnya. Ia mendengarnya. Semuanya. Pembicaraan keduanya benar-benar melukai hatinya. Ruby membalikkan badan, pergi dari sana tanpa disadari oleh Hector dan Irina.

"Tidak. Aku yakin dan aku menyaksikannya sendiri. Selama ini kau selalu membela Ruby dan menginginkan yang terbaik untuknya. Kau mencintainya!" Irina merutuki Hector dalam hati. Pria ini plin-plan!

"Mungkin terlihat seperti demikian. Tapi sekarang aku merasa ragu. Irina, bersamamu meski tidak menjalin hubungan cinta, aku menemukan kenyamanan yang sulit dijabarkan. Tapi bersama Ruby, aku bahkan sering mengaturnya agar menjadi seperti yang aku harapkan. Pada dasarnya aku tidak nyaman dengan kepribadian Ruby."

"Lalu? Kau ingin memutuskan hubunganmu dengan Ruby? Dan kau ingin hubungan kita seperti dulu lagi? Benar-benar seperti dulu? Hampir sepanjang hari kita bersama-sama. Begitu maksudmu?" Tukas Irina.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now