22. Again

79K 11.6K 317
                                    

Selamat malam, ada yang nungguin?

Makasih untuk yang sudah komen dan spam next dichapter sebelumnya. Maaf gabisa balas satu-satu 🙏🏻

> 1600 kata untuk chapter ini.

Bestie....jangan pelit vote donk 🥹 Yang baca ribuan tapi votenya gak lebih dari 500. Jangan jadi pembaca ghoib yang mau nikmatin tapi gamau kasih apresiasi. Yang gak mau vote GAUSAH BACA!! Vote gratis, gak lebih dari 3 detik. Syukur-syukur nyempetin buat komen. Klo males cukup vote aja. Jadi dimohon untuk hargai jerih payah penulisnya 🥲


Happy Reading...

Mengenai kejadian malam itu, Irina mencoba tidak kikuk atau salah tingkah saat bertatap muka dengan Helios. Ia mencoba cuek dan bersikap seolah bukan sesuatu yang besar. Itu karena ketidaksengajaan, dan tatapannya pada Helios kala itu anggap saja tatapan kagum. Katakanlah kagum pada paras Helios yang ternyata sangat sempurna jika dilihat dari jarak dekat. Pantas saja Bia begitu mengidolakan Helios. Irina baru mengakui karena sebelumnya, ia hanya melihat Helios dari sisi buruknya.

Beruntung sikap Helios juga sama dengannya. Pria berusia 30 tahun tersebut bersikap seperti biasanya. Seolah menganggap kejadian malam itu memang bukan suatu hal yang besar dan hanyalah angin lalu.

"Kenapa tidak diair terjun yang dekat saja?" Tanya Helios.

Irina mengajak Helios ke air terjun yang lain. Keduanya memutuskan berkonsentrasi pada meditasi daripada terus mencoba ujian pengendalian energi tapi selalu memperoleh kegagalan. Selain membuang-buang energi dan waktu, kegagalan-kegagalan tersebut berdampak pada psikis. Mereka perlu menghilangkan rasa putus asa, emosi, kesal, dan marah.

Selain meditasi pengolahan energi, buku yang ditinggalkan Penyihir Agung juga mengajarkan beberapa meditasi yang memiliki beragam tujuan. Diantaranya adalah meditasi untuk meningkatkan fokus, meditasi untuk menghindari pikiran negatif yang dapat menimbulkan kecemasan dan stres, meditasi agar lebih dapat mengontrol emosi dan masih banyak jenis meditasi lainnya.

"Disana terlalu keruh airnya. Penyihir Agung mengatakan, air terjun yang kita tuju airnya akan terus jernih." Balas Irina.

"Setiap malam selalu hujan jadi wajar kalau airnya keruh." Sahut Helios yang saat ini berada dibelakang Irina.

Keduanya tiba ditempat tujuan. "Lihat kan, air disini begitu jernih." Ini bukan kali pertamanya Irina kemari, ia justru lebih sering mandi dan bermeditasi disini daripada di air terjun yang berada didekat rumah.

Helios mengedarkan pandangan ke sekitar. Benar apa kata Irina, air disini memang jernih. Ia menoleh, ingin bertanya sesuatu namun justru mendapati Irina sedang membentangkan tangan dengan mata terpejam, wajahnya menengadah ke atas. Untuk sepersekian detik, pemandangan tersebut berhasil menarik atensi Helios sepenuhnya. Ia memilih segera menjauh dari sana untuk menuju ke bawah air terjun.

Mata Irina terbuka dan melihat Helios sedang bermeditasi tepat dibawah guyuran air terjun. Dari posisi jemarinya, Helios sedang melakukan meditasi kontrol emosi. Pria itu memang membutuhkannya. Irina memilih duduk bersila disalah satu bebatuan didekat air terjun. Sebelum mengolah energinya, Irina terlebih dahulu melakukan meditasi peningkatan fokus.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang