Tak mau membuat Sabina lebih khawatir. Ia segera menghubungi Sabina. Beberapa menit berlalu, sambungan pun terhubung.
"Ya ampun, Rey. Akhirnya lo telpon gue juga. Lo tau gue khawatir banget sama lo." Pekikan Sabina membuat Reya menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Bi, jangan teriak-teriak, aku gak budek."
"Gimana gak teriak-teriak, gue khawatir banget sama lo. Berita itu sudah kemana-mana, dan pastinya juga, Kepala Sekolah udah tau rumor ini."
Ucapan Sabina benar adanya. Seperkian detik terdiam, akhirnya Reya tersadar akan lamunannya.
"Rey, lo masih disana kan?"
"Hm"
"Gue percaya ini semua hanyalah hoax, gue bakalan bantu buat bersihin nama lo." Ujarnya penuh semangat.
"Terima kasih, karena udah percaya sama aku."
"Gak perlu bilang begitu, gue kan temen lo. Oh ya, selama beberapa hari ini lo kemana?" Sabina mulai penasaran, kemana Reya menghilang beberapa hari ini.
"Aku gak bisa cerita untuk saat ini, mungkin lain kali saja." Bukan tanpa Alasan Reya mengatakan hal itu, pasalnya ia sedikit trauma jika harus mengingatnya.
"Gue ngerti, yang terpenting lo baik-baik aaj gue bahagia. Ya udah gue tutup dulu ya, nyokap gue udah manggil." Pamitnya.
Tut...
###
19:23
Zibran baru saja sampai di rumahnya tepat pada pukul 7 lebih 23 menit. Ia baru saja pulang dari Kantor Moonlight, ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan. Termasuk tentang launchingnya produk baru Perusahaannya.
"Ciee yang habis ngapel nih." Ledekan itu terdengar saat Zibran baru saja masuk kedalam rumahnya.
Zibran menatap sang Kakak tak suka."Apaan sih lo." Ketusnya.
"Spil dong ceweknya." Fenya menaik turunkan alisnya.
"Gak ada." Judesnya langsung pergi begitu saja.
"Okey, biar gue cari tau sendiri." Teriaknya membuat Zibran mendenggus sebal.
"Kak, gak usah di ledekin gitu adeknya." Tutur Tia yang baru saja keluar dari kamar Xiren.
"Gak enak kalau gak di ledekin." Jujurnya membuat Tia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Keanu mana, Mah?"
"Di ruang kerjanya, Raga juga ada disana. Memangnya mau ngapain?"
"Mau bicara soal pekerjaan." Sahutnya.
"Beneran mau hiautis dari dunia modeling?" Tia memastikan keputusan yang diambil oleh Putrinya itu.
"Iya. Mau nyoba pengalaman baru." Tutur Fenya penuh keyakinan.
Tia mengangguk mengerti."Terus Butik dan toko Parfum yang di Paris gimana? Siapa yang ngurus?" Tia bertanya akan hal itu bukan tanpa sebab.
Pasalnya, kedua Toko itu adalah hasil jerih payah Fenya di dunia modeling. Hingga Fenya bisa memiliki nama brandnya sendiri, bahkan kedua Toko itu sangat terkenal di negara itu.
"Willy dan Stella yang akan ngurus semuanya. Dua kali dalam sebulan, aku akan nengok ke sana."
"Ya udah, gimana baiknya kamu. Ya udah, Mama mau buatin Susu buat Xiren." Setelah itu keduanya berpisah.
Sesampainya di ruang kerja Keanu, Fenya duduk di hadapan sang Adik yang sedang membaca laporan.
"Kebetulan lo datang Kak, gue udah siapain posisi yang pantes buat lo di Perusahaan." Keanu menyimpan Map itu di Mejanya. Menatap sang Kakak dengan tatapan tegasnya.
"Ini Kak, gue udah bawain berkas-berkas yang perlu lo Isi." Raga menyerahkan sebuah Map pada Fenya.
"Gue bukan Kakak lo ya, gak usah panggil-panggil gue Kakak." Protesnya.
Seketika raut wajah Raga berubah masam. Sudah jadi hal biasa, jika Raga dan Fenya bertemu, maka pertengkaran akan selalu terjadi.
"Mau gue panggil Ibu?" tawarnya dengan nada menjengkelkan.
"Gue bukan Mak lo ya." Ketuanya dengan muka judesnya.
"Siapa tau bisa jadi Ibu dari anak-anak gue." Kekehnya.
"Ngimpi."
"Salting ya, Bu." Ledekan Raga membuat Fenya menatapnya dengan malas.
Tak mau memperpanjang masalah, ia lebih memilih untuk membaca berkas-berkas yang di berikan Keanu.
"Gak masalah lah, gue jadi Desainer Interior. Ada berapa Peserta yang akan jadi saingan gue buat seleksi?"
"Sepuluh orang." Bukan Keanu yang menjawabnya, melainkan Raga.
"Gue gak lagi bicara sama lo." Fenya menjawab dengan ketusnya.
"Di wakilin."
###
To Be Continued
Votenya jangan lupa, tsayyy!!
See you next part
Salam dari She😉
Ig: @xka_sella
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
-Part 23: INP
Start from the beginning
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)