10:50 | Iya sayang 🚫 delete
Hah apa? | 10:51
10:51 | Iya Rey
10:51 | Masuk aja, ntar gue susul kesana
Ya udah | 10:52
•••
Setelah sekian lama berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk masuk. Ia berjalan ke meja Resepsionis, dan mulai mengeluarkan kartu Membernya.
"Kalau boleh tau atas nama siapa ya?" tanya sang Resepsionis.
"Kaka Zibran."
"Baiklah. Kalau boleh tau, siapa nama Kakaknya?"
"Saya Reya."
Sang Resepsionis itu mengangguk, dan mulai mencatatnya. Ia segera memanggil temannya.
"Tolong kamu antarkan dia ke ruangannya Dokter Lin." Serunya.
"Baik, Bu." Jawab si Spg."Mari Kak ikut saya."
Reya berjalan menuju lantai dua. Dimana ruangan itu adalah ruangan Dokter Lin.
Tok,tok,tok
"Masuk!"
Ceklek
"Permisi Dok, ini Reya. Orang yang akan berkonsultasi dengan Dokter." Jelas si Spg.
Dokter Lin mengangguk, ia mempersilahkan Reya untuk duduk. Si Spg tadi pun pamit pergi.
"Kamu temannya Zibran?" Lin bertanya dengan ramah.
"Iya, Dok." Jawab Reya terdengar gugup.
"Santai aja, gak perlu gugup begitu." Jawabnya.
"Boleh buka dulu Maskernya? Kalau di tutup terus, gimana saya mengobatinya." Reya tak lantas langsung membukanya, ia merasa gugup dan panas dingin.
"Rileks aja, gak perlu gugup."
Setelah beberapa menit kemudian, ia sudah merasa lebih rileks. Ia pun segera membuka Maskernya, memperlihatkan jerawat-jerawat dan beberapa bekas merahnya.
Dokter Lin hanya tersenyum, ia mulai meminta Reya untuk tidur di brankar yang sudah di sediakan. Lin pun mulai memeriksanya.
Beberapa saat berlalu, Pemeriksaan telah usai. Reya pun telah duduk kembali di tempatnya.
"Jerawat kamu semakin meradang. Apa yang sebelumnya kamu pakai?"
"Saya belum pernah pakai apa-apa, Dok." Jawabnya dengan jujur. Bagaimana mungkin ia bisa beli produk-produk kecantikan, padahal kehidupannya aja pas-pasan.
"Kalau boleh tau, sejak kapan kamu memiliki jerawat?"
"Waktu mau naik kelas 10, itu pun masih satu atau dua. Tapi entah kenapa, semakin hari semakin banyak."
Lin mulai menuliskan sesuatu di atas kertas."Bisa juga itu faktor hormonal, hal itu biasa terjadi jika sedang masa waktu pubertas." Jelasnya.
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
-Part 22: INP
Start from the beginning
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)