PROLOG

67.3K 1.8K 14
                                    

PAGI yang cerah, terlihat dari cahaya matahari yang menyorot masuk melalui jendela ke dalam kamar mewah milik seorang perempuan yang masih tertidur di kursi meja belajarnya. Gadis itu tertidur pulas, sangat pulas hingga alarm yang berkali-kali berbunyi tidak mampu membangunkannya.

Bruk!

Tapi tiba-tiba, gadis itu jatuh dan refleks memijat pelipisnya. Kepalanya terantuk ke meja dengan keras karena mimpi buruk yang dialaminya. Bagaimana tidak? Tadi ia baru saja bermimpi jatuh dari tangga.

"Shiitt," umpatnya ketika melihat jam di ponselnya. Sudah pukul enam lewat empat puluh lima menit, sedangkan bel masuk sekolahnya berbunyi pukul tujuh tepat. Salahkan kegiatannya tadi malam sehingga baru tertidur pukul dua pagi.

Seperti orang-orang kebanyakan yang telat bangun, gadis itu mandi seadanya dan menyemprotkan hampir satu botol parfum ke sekujur tubuhnya. Tidak perlu membutuhkan waktu lama, perempuan berusia 17 tahun itu sudah siap dengan seragam kebanggaan sekolahnya, SMA Garuda.

Tiinnn.. tiiinnn..

Beberapa pengendara mobil atau motor menekan klakson dengan keras ketika mobil gadis itu membelah jalanan seperti pembalap profesional. Alhasil, hanya dalam waktu sepuluh menit, gerbang sekolah sudah terlihat di depan matanya, bersamaan dengan Bu Rumi—guru BK di sekolahnya—yang sudah stand by menunggu siswa yang datang terlambat.

"Astaga!" gadis itu terlonjak kaget hingga kembali terduduk di jok mobil ketika melihat Bu Rumi berada di depan pintu mobilnya.

"Laura! Keluar dari mobil sekarang juga!"

💸💸💸

TIIIINNN.. tiiinnn.. bruk!

Suara klakson mobil disertai dengan benturan di dalam mobil itu terdengar memekakkan telinga. Reynan—pria yang kepalanya baru saja terbentur jendela—tersenyum sungkan pada bosnya yang sedang serius dengan iPad ditangannya.

"Ada apa?" tanya bosnya itu pada sopir di depan.

"Ada orang yang mengendarai mobil dengan kecepatan yang terlalu tinggi," jelas sopir itu yang jantungnya sudah berdebar karena hampir kehilangan keseimbangan dalam membawa mobil mewah itu.

"Tidak perlu dipikirkan, Eros. Lagipula, kita masih selamat, bukan?" tanya Reynan, sahabat sekaligus asisten pria yang dipanggil Eros itu.

Eros hanya menaikkan sebelah alisnya, lalu melihat ke arah luar jendela, mengamati mobil yang bergerak cepat hingga menimbulkan bunyi klakson di sekelilingnya. Mobil sport itu berwarna shocking pink, mengisyaratkan bahwa orang yang mengendarai mobil seperti dikejar waktu itu adalah seseorang yang berjenis kelamin perempuan.

"Oh, nanti malam Dante mengajakmu pergi ke klub malam," ucap Reynan yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Tidak, kamu tahu sudah satu tahun ini—"

"Aku tahu sudah satu tahun ini kamu sibuk dengan Sugar Baby-mu itu. Tapi, yang meminta Dante mencari jalang untukmu malam ini adalah dirimu sendiri," potong Reynan jengkel.

"Kamu terlihat terbiasa memotong perkataanku. Kamu tahu.., aku juga akan terbiasa memotong gajimu untuk kedepannya," sindir Eros sinis, sarat akan ancaman.

Mendengar sindiran bosnya, Reynan meneguk salivanya dengan susah payah. "Batalkan saja acara dengan Sugar Baby-mu malam ini. Jalang yang bisa disentuh lebih menarik daripada mendengar suara seorang wanita yang tidak jelas asal usulnya sepanjang malam, bukan?"

Eros hanya diam. Matanya masih menatap mobil berwarna shocking pink yang tadinya bergerak lambat karena kepadatan lalu lintas, sekarang kembali bergerak cepat hingga hilang dari pandangannya.

"Tidak. Lebih menarik mendengar suaranya daripada desahan jalang itu," jawab Eros akhirnya setelah terdiam beberapa detik.

💸💸💸

Lupa bgt klo ada prolog😭

Sweet Sugar [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang