Is That Travis?

384 80 4
                                    

Sejak kejadian kemarin, Vicky jadi malas pergi ke kantin. Malas jalan katanya, padahal menghindari bertemu Travis. Tapi serius deh, Vicky males banget ngeliat mukanya! Bukan karena jelek tapi justru karena ganteng makanya Vicky males ngeliatnya.

Mana tatapannya selalu tajam kalau menatap Vicky, kan Vicky jadi gerah! Padahal Vicky juga begitu, sering melempar tatapan tajam tapi tidak merasa saja, dia. Haduh, pokonya Vicky nggak mau ke kantin!

"Nggak! Gue males jalannya." Tolak Vicky ketika Reyna mengajaknya ke kantin.

"Males jalan apa pengen menghindari ayank?" Tanya Jihye meledek.

"Apasih lo, nggak jelas." Jawab Vicky kesal.

"Santai sih, Vick. Travis nggak bakal tiba-tiba nyekek lu kok." Ucap Lizy membuat Vicky merolling eyes.

"Lagian, kalau lu begini malah nanti orang-orang berspekulasi sama kayak Jihye tadi, lu ngehindarin Travis atau yang lain." Reyna ini tahu sekali cara mengusik Vicky dengan menyentil harga dirinya.

"Yaudah, ayo!" Ucap Vicky membuat Reyna mengedipkan sebelah matanya pada Jihye dan Lizy.

Sesampainya di kantin, tiba-tiba mereka disambut dengan Bahenol yang menabrak Lizy dengan minuman dan makanan yang tumpah ke sebagian seragamnya. Aduh, plis deh ni orang nggak ada ide lain apa ya, nabrakin diri mulu!?

"Aduh!" Kaget Lizy ketika sesuatu yang basah dan hangat mengenai pakaiannya.

"Aduuuh! Yah, tumpah deh." Ucap Bahenol sok sedih.

"Yah, maaf ya Lizy. Bajunya jadi kotor deh..." Lanjutnya dengan nada yang dibuat-buat membuat orang yang melihatnya muak akan tingkahnya. Lagian ni orang ngapain ke lantai 4 cuma buat bikin masalah???

"Ganti baju dulu yuk, Zy." Ajak Jihye yang diangguki oleh Lizy.

"Cara lo, nggak bisa lebih murahan dari ini ya, kak?" Tanya Vicky sinis.

"Loh? Gue udah minta maaf loh tadi?" Tanyanya lagi membuat Vicky ingin mencakar wajahnya karena muak mendengar nada bicaranya yang dibuat-buat.

"Iya. Dan maaf lo, nggak diterima." Ucap Vicky tajam membuat Bahenol tertawa kencang.

"Harusnya tadi langsung gue siram aja kali ya kuah baksonya ke Lizy?" Ucap Bahenol masih dengan tawanya.

"Sebelum itu, mungkin kepala lo udah masuk duluan ke panci baksonya, kak." Balas Vicky membuat Bahenol geram.

"Wow! Wow! Wow! Berani juga ya lo ngomong begitu sama gue?" Tantang Bahenol membuat Vicky maju dua langkah ke arahnya yang membuat Bahenol mendongak untuk melihat wajahnya.

"Kenapa gue harus takut? Lagian cara lo terlalu murahan," Ucap Vicky sambil tersenyum miring.

"Anjing juga ya lo!?" Bentak Bahenol tak membuat Vicky gentar sedikitpun.

"Santai sis, nggak usah kalap gitu, gue nggak akan ngapa-ngapain lo kok." Ucap Vicky santai.

"Mending lo pergi dari sini deh, kak. Malu kali jadi tontonan adek kelas." Ucap Rey tajam membuat Bahenol dan antek-anteknya menoleh ke sekeliling. Dan benar saja mereka sedang menonton mereka seakan-akan ini panggung komedi.

"Biarin aja sih, Rey. Kan lu tau, kakak kelas kita yang ini emang suka nyari panggung karena haus perhatian," Ucap Vicky lalu kembali maju dua langkah hingga mereka benar-benar berhadapan sekarang.

"Tapi gapapa, artinya dia masih ada usaha buat dapet perhatian. Walaupun dengan cara yang murahan." Lanjutnya dengan kekehan diakhir dan tangan kanannya yang membersihkan bahu Bahenol yang entah sejak kapan ada mi menyangkut lalu berlalu pergi.

Interconnected and Oppositeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें