19

37.8K 3.2K 53
                                    


"Happy Reading"

Sudah satu minggu berturut-turut Ayesha selalu mendapatkan kiriman kota dan pesan yang sama seperti satu minggu yang lalu dan selama itu pula ia tidak memberitahu suaminya karena Ayesha tidak ingin suaminya ikut terseret ke dalam masalah ini.

Sekarang Ayesha sedang duduk di rofftop rumah sakit untuk mendinginkan pikirannya. Sejak mendapatkan teror itu, Ayesha lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya di rofftop ini.

Ayesha kembali ke ruangan kerjanya saat waktu istirahat sudah habis. Ia melihat ada kotak itu lagi yang sudah tersimpan rapi di meja. Entah siapa yang mengirim kotak itu. Namun, ia yakin pasti mereka adalah orang yang sama.

"Aww." Ayesha meraba perutnya yang terasa keram. Untung saja selama ini kandungnya cukup kuat, jadi tidak terjadi hal yang serius.

Di sisi lain, Gus Arsen sedang berjalan beriringan dengan seorang dosen laki-laki yang mengajar di universitas yang sama dengan dirinya. Mereka baru saja keluar dari masjid dan memutuskan untuk makan siang di kantin fakultas.

“Dengar-dengar dari para mahasiswa katanya kamu sudah menikah, Ray?" tanya Pak Andra penasaran.

“Iya, benar Pak Andra. Saya memang sudah menikah, bahkan sebentar lagi akan segera menjadi orang tua," ujar Gus Arsen membenarkan pertanyaan temannya.

"Jadi berita tentang kalau kamu sudah menikah itu bukan hanya rumor?" Gus Arsen mengangguk.

Semua orang kampus memang banyak yang tidak mempercayai bahwa Gus Arsen / Pak Rayyan sudah menikah.

"Wah, kalah dong saya sama kamu. Padahal saya lebih tua 5 tahun dari kamu," ujar Pak Andra.

"Maksudnya bagaimana, Pak?" Gus Arsen tak mengerti.

"Saya kan belum menikah padahal saya lebih tua dari kamu, sedangkan kamu sudah menikah. Bahkan sebentar lagi kamu akan memiliki seorang anak."

"Semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Mungkin saja jodoh saya sudah datang terlebih dahulu," ucap Gus Arsen.

"Saya doakan semoga Pak Andra juga segera mendapatkan jodoh," lanjut Gus Arsen.

"Aamiin.”

Setelah makanan mereka datang sudah tidak ada lagi obrolan di antara mereka berdua. Namun ketika mereka sedang fokus dengan makanannya masing-masing, tiba-tiba ada seorang perempuan yang duduk di samping Gus Arsen.

“Pak Rayyan,” panggil perempuan itu dengan suara dibuat-buat membuat mereka ingin muntah.

“Maaf, Bu Fera. Apa Anda bisa duduk sedikit menjauh dari saya? Perut saya mual mencium bau parfum ibu yang menyengat." ujar Gus Arsen datar, perutnya kembali merasakan mual ketika mencium bau parfum dosen perempuan itu yang menyengat.

Bu Fera tidak menggubrisnya, ia malah semakin mendekati Gus Arsen.

"Kamu bisa tidak nanti malam temani saya menonton di bioskop?" tanya dosen janda itu manja. Tangannya terulur untuk menyentuh pundak Gus Arsen, tapi tidak jadi karena Gus Arsen lebih dulu menepisnya.

Huek...

"Pak Andra, maaf saya duluan." Gus Arsen bangkit dan mengeluarkan uang limapuluh ribu lalu pergi dari sana.

My Love Destiny [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang