12

53.6K 4.6K 30
                                    


"Happy Reading"

Ayesha berjalan menyusuri taman pesantren, ia merasa bosan karena di ndalem tidak ada siapa-siapa.

"Assalamu'alaikum, Ning."

"Wa'alaikumussalam." Ayesha tersenyum ramah kepada dua orang santriwati dihadapannya, ia kaget saat mereka berdua menyalimi tangannya.

"Kalian kenapa tidak masuk kelas, bukannya sekarang masih jam pelajaran?" Tanya Ayesha.

Mereka berdua dengan kompak menggelengkan kepalanya. "Tidak, Ning. Kami berdua baru saja pulang dari kampus." Ayesha mengangguk mengerti.

"Oh ya, Ning mau kemana?" Tanya salah satu diantara mereka penasaran karena melihat Ayesha berjalan di taman sendirian.

"Tidak kemana-mana, saya hanya jalan-jalan disekitar sini saja."

"Kalau Ning tidak keberatan, kita berdua bisa menemani Ning berjalan-jalan mengelilingi taman pesantren."

"Boleh, kalau kalian mau dan tidak ada kegiatan lagi."

Mereka bertiga duduk di bangku taman dekat asrama putri setelah lelah berjalan, Hanna dan Hanum merasa senang bisa mengobrol dengan Ning Ayesha.

"Oh ya, kalian berdua sudah semester berapa?" Tanya Ayesha saat mereka sedang membahas tentang dunia perkuliahan.

"Baru masuk semester 4, Ning. Tapi rasanya mau pindah jurusan aja," ucap mereka lesu.

"Loh, kenapa?" Ayesha mengerutkan dahinya heran menatap mereka berdua.

"Kami berdua udah gak kuat kuliah di jurusan Farmasi, tugasnya terlalu banyak. Bahkan tak jarang kami pulang malam karena laprak yang dikejar deadline."

"Semangat ya," ujar Ayesha membuat mereka kembali tersenyum. "Yakinlah. Jika kalian selalu melibatkan Allah didalamnya, insyaallah Allah akan mempermudah jalan kalian."

"Terima kasih, Ning."

"Kalau saya boleh tahu, Ning masih kuliah atau sudah bekerja?" Tanya Hanum penasaran.

Hanna menyikut lengan sahabatnya. "Gak sopan kamu, Num."

"Tidak apa-apa, Hanna. Kalian tidak perlu merasa sungkan dengan saya, anggap saja sedang mengobrol dengan teman kalian." Ayesha terkekeh pelan.

"Kalau saya sendiri sudah lulus kuliah dan bekerja," ujar Ayesha.

Mereka bertiga larut dalam perbincangan sampai akhirnya Ayesha memutuskan untuk kembali ke ndalem karena hari sudah siang. Namun saat melewati taman yang cukup sepi ia menghentikan langkahnya ketika ia melihat dua orang yang sedang berdebat di bawah pohon.

Ayesha menyipitkan matanya untuk melihat siapa orang itu dengan jelas karena dari postur tubuhnya ia merasa mengenali salah satu di antara mereka.

“Gus Arsen? Sedang apa dia di sana?” gumam Ayesha, ternyata memang benar dugaannya laki-laki itu adalah suaminya tapi siapa perempuan yang bersamanya.

Tak lama kemudian Ayesha melihat suaminya pergi dari sana dengan wajah menahan amarah, sedangkan perempuan yang tadi berdebat dengan suaminya sudah menangis dan terduduk di tanah.

My Love Destiny [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang