Lily and Her Record

619 101 12
                                    

Di hari Jumat yang terik ini, Vicky sedang merasa stress sekali karena lagi-lagi pihak sekolah menawarkan untuk mengikuti Olimpiade Matematika yang akan diselenggarakan 3 bulan kedepan. Mungkin agak sedikit mendadak tapi masih dapat terkejar jika Vicky memang menyetujui tawaran tersebut.

Sebetulnya Vicky sanggup-sanggup saja tapi disisi lain, ia juga sedang gencar-gencarnya latihan cheers, apalagi sebentar lagi basket akan turnament yang akan dilaksanakan seminggu lagi. Selain itu, Vicky juga malas.

Beneran deh, Vicky males banget kalau disuruh ikut Olim apalagi partnernya begitu, ya mereka sama-sama mampu tapi kenapa kesannya kayak dia yang menanggung gitu loh. Kebetulan partnernya sama kayak Olim yang tahun lalu sempet Vicky ikutin, Kak Naeun.

Akhirnya setelah menerima wejangan dari teman-teman dan tentunya Kak Lisa -pelatih cheers nya- akhirnya Vicky tetep terima tawaran itu tapi dengan syarat dia bakal mulai mempersiapkan belajar buat Olim setelah turnament ini.

Tapi ya kalau-kalau nanti ia harus tampil cheers ya mau nggak mau Vicky emang harus siap capek ngatur jadwal. Tapi gapapa, Vicky siap dan sanggup kok.

Soal Travis kemarin, iya kok beneran pihak basket langsung konfirmasi malemnya ke pihak sekolah sesuai janji kaptennya. Selama seminggu ini juga, Vicky sama Travis emang bener-bener nggak ada conversation selain yang waktu itu.

Lagian, apasih yang kalian harapkan dari dua orang yang tidak saling mengenal ini???

Sepertinya memang Vicky ini tidak bisa hidup tenang barang sebentar ya? Dibuktikan dengan datangnya Jihye yang berteriak dari depan kelasnya kemudian merangkul Vicky yang sedang menatap buku Matematika di depannya.

Iya, Ini baru masuk jam pelajaran ketiga dan kebetulan Pak Basri, guru kimianya berhalangan hadir jadi ya kelasnya free walaupun masih ada tugas yang diberikan.

"VICKY! Lu tau nggak, tadi Travis-" Belum sempat Jihye menyelesaikan ucapannya sudah keburu dipotong Vicky duluan.

"Nggak tau."

"Iihh, gue belum selesai ngomong tau!" Balas Jihye jengkel dengan Vicky yang selalu saja memotong pembicaraannya. Padahal kan ia mau memberi gosip terkini, huh!

"Oke, lanjut! Tadi Travis dateng telat terus disuruh berdiri di lapangan sampe selesai 2 jam pelajaran. Terus-terus lu harus tau sih, tadi dia keringetan kan ih anjir cakep banget??? Oh my gosh! Tapi ya as we know, fansnya pada gercep banget ngasih minum padahal mah masih jam pelajaran, kok bisa ya?" Gosip Jihye yang diakhiri wajah kebingungan.

"Ya mana gue tau anjir, lu kan termasuk fansnya masa nggak tau juga? Lagipula pergi deh lu, nggak penting banget bahasannya." Ucap Vicky sembari mendorong bahu Jihye yang tadi masih setia merangkulnya.

"Yaelah, Vick. Lu mah nggak seru! Dahlah gue ajak gibah Lizy aja, dia pasti seneng kalo gue bahas Travis n the genk." Setelah mengucapkan itu, Jihye berniat pergi dari tempat Vicky tapi kemudian kembali berbalik arah.

"Kenapa lagi?" Tanya Vicky dengan raut malas.

"Eh tapi kan lu sama Travis harusnya sering ketemu dong? Ya lu kan cheers, dia basket. Sering latihan bareng juga. Masa lu nggak ada salfok ke ketampanan Travis sih, Vick?" Tanya Jihye kepo setelah berhasil duduk kembali di samping Vicky.

"Gue nggak kenal dia begitu juga sebaliknya. Gue aja baru ngeh kalau Travis tuh yang itu minggu lalu pas gue nyampein pesennya kak Gwenny." Jihye langsung membuat ekspresi seakan berkata "HAH!? JINJJA!?" yang membuat Vicky mendorong mukanya sambil berkata "Muka lu biasa aja,"

"Lagian lu kenapa bisa nggak ngeh dia yang mana anjir?"

"Ya emang gue perlu banget merhatiin dia apa? Males amat," Ucap Vicky sembari merolling eyes.

Interconnected and OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang