Bulan Purnama

770 105 25
                                    

"ih Nessie cantik deh!"

Plak...

Gael menampar keras lengan Nakula.

"Iya-iya gak gue gangguin pacar Lo!" ujar Nakula menatap Gael kesal.

Nessie menghela nafasnya menatap kedua lelaki itu. Ia pun memutuskan untuk jalan lebih dulu bersama Alika. Alika begitu anteng dan dekat dengan Nessie padahal mereka baru saja bertemu.

"Kak Nessie, nanti kita main barbie-barbiean ya..." ucap Alika menatap Nessie.

"Iya sayang, Alika suka main Barbie?" tanya Nessie sontak Alika menganggukkan kepalanya.

Mereka sampai di meja makan, ada Satya juga dengan Sera.

"Alika kok minta gendong ke Kak Nessie sih? Kak Nessie kan lagi sakit," ujar Sera ia mengambil Alika dari gendongan Nessie.

"Gak pa-pa kok Tan, lagian aku udah mendingan," ujar Nessie sama sekali tidak keberatan jika Alika meminta gendong kepadanya.

"Jangan dong sayang, tetap kamu tuh dalam masa pemulihan," ujar Sera tidak menyetujui ucapan Nessie.

Dan tidak lama setelah itu Nakula bersama Gael datang. Keduanya nampak tengah berdebat entah apa yang sedang mereka debat kan.

"Nakula sini makan bareng sekalian!" ajak Sera kepada Nakula.

"Wah ada cumi bakar," ujar Nakula kegirangan. Ia duduk di depan Nessie.

"Nessie pinter masak loh," ujar Sera kepada mereka semua.

"Wah calon istri nih," ucap Nakula mengedipkan satu matanya. Gael menatap tajam Nakula. Nakula pun menyadari tatapan tajam dari Gael.

"Buat Gael maksudnya!" ujar Nakula merevisi ucapannya.

Nessie hanya diam, makhluk yang tadi mengikuti Nakula tidak langsung pergi. Ia masih ada di luar rumah. Saat ini ia tengah menatap tajam kearah Nessie. mungkin karena tadi Nessie mengusirnya.

"Jangan di liatin, dia kayaknya gak suka lo ganggu dia," ujar Gael berbisik. Kebetulan sekali Gael duduk di sebelah Nessie.

"Auranya gelap banget, rohnya di selimuti dendam," ucap Nessie masih menatap perempuan itu.

"Kayaknya dia tuh perempuan yang beberapa tahun lalu mati bunuh diri di bawah pohon itu deh," ujar Gael lagi.

"Kalau bisa jangan berurusan sama dia," sambung Gael. Entahlah Gael memiliki rasa yang tidak enak.

Nessie melirik kearah Nakula yang makan dengan lahap. "Nakula, Lo jangan pulang dulu ya."

Sontak Nakula menatap kearah Nessie. "Ha? Kenapa? Kok Lo nahan gue?" ujar Nakula mulai geer.

"Heh gak usah pede deh Lo, tuh perempuan di pohon rambutan masih ada di luar buat nungguin Lo," ujar Gael kepada Nakula.

"Serius? Gue harus gimana dong?" ujar Nakula panik. Memang Nakula ada sosok penakut.

"Perempuan siapa?" tanya Satya menatap anak muda di depannya.

"Itu Pa, tadi Nakula ambil rambutan sembarangan tuh yang ada di seberang jalan. Terus perempuan itu ngikutin Nakula, udah di usir sama Nessie tapi dia gak mau pergi masih nunggu Nakula di luar rumah," ujar Gael menjelaskan.

"Ne.... Nessie bisa lihat hantu juga?" Ujar Sera kaget. Bahkan ia semakin yakin jika Nessie adalah anak yang selama ini ia cari-cari.

"Iya Tante," jawab Nessie jujur.

Satya tahu apa yang di rasakan oleh Sera. Memang menurutnya ini sebuah kebetulan yang sangat tidak bisa di pahami kenapa seperti ini.

Satya memberi kode kepada Sera untuk tidak terlalu syok, karena mereka harus benar-benar memastikannya.

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Where stories live. Discover now