Hilang

1.1K 188 45
                                    

Satya POV

"Sera! " Aku berteriak mencari keberadaan Sera. Tiba-tiba lampu menyala. Namun aku tidak dapat menemukan Sera. Kemana dia?

Aku memutuskan untuk keluar kamar. Namun Sera tetap tidak ada. Kemana dia? Setiap sudut rumah, aku mencari-cari keberadaan Sera. Namun tetap saja, Sera tidak ada. Aku segera menghubungi Bagus. Namun sialnya sinyal di ponsel hilang.

Sekarang, apa yang harus aku lakukan?

****

Sera POV

Aku membuka mata, ketika merasakan angin menyapu wajahku. "Kak Satya... "

Aku dimana? Dimana Kak Satya? Kenapa hanya aku sendiri di sini? Lalu aku mengusap perutku yang datar. Kemana anak ku? Aku panik. Karena perutku rata, tidak seperti orang hamil.

Tiba-tiba aku mendengar suara senandung.

"Nina bobo oh nina bobo... kalau tidak bobo di gigit nyamuk... "

Nafasku tercekat, ketika melihat sosok wanita cantik, tengah memangku dua bayi sekaligus. Anehnya, bayi itu masih berlumuran darah, dan masih ada tali pusarnya. Apa jangan-jangan.

Aku melihat ke kakiku, ada cairan darah yang keluar dari rahim.

"Hihihihi.... "

Dia tertawa sembari menatapku tajam. Perutku terasa sangat sakit. Bagaimana ini? Apa aku akan kehilangan calon anakku?

"Kembalikan anakku!" ucapku.

"Hihihi... " Dia hanya tertawa sembari menatapku.

"Kembalikan anakku!" teriakku histeris. Aku ingin menghampirinya, namun tidak bisa. Aku tidak bisa berjalan. Aku hanya bisa menangis melihat lidah panjangnya menjilati darah di sekujur tubuh anakku.

"Tolong.... Kak Satya!" teriakku sembari menangis. Aku tidak tahu, ada di mana sekarang aku kenapa tidak ada orang di sini.

Hihihihi.....

Dia tertawa semakin lebar.

"Anakmu harus untukku!"

Aku menggelengkan kepala. Tidak! Aku tidak bisa diam saja, melihat dia membuka mulutnya lebar, dan segera memasukkan kepala bayiku kedalam mulutnya.

"Tidak! Jangan! " teriakku. Terlambat, ia memakannya dengan begutu lahap.

Aku membuka mata, jatungku berdetak lebih kencang. Ternyata aku mimpi, namun kenapa semuanya terasa nyata? Aku pun segera mengecek kondisi kandunganku. Namun, purutku rata.

Tidak seperti sebelumnya. Namun anehnya  tidak ada pendarahan yang terlihat. Jadi? Kemana anakku? Apa perempuan tadi yang membawanya? Air mataku jatuh, merasa gagal menjadi seorang Ibu.

"Kak Satya!" Aku berteriak, memanggil nama Kak Satya.

"Kemana anakku?" gumamku lirih. Langkah kakiku begitu lesu. Aku menatap sekitar, hutan belantaran. Tidak ada satupun orang di sini.

Aku mencoba untuk melangkah, dan langkah kaki tertatih. Karena kakiku begitu lemas. Menerima kenyataan ini.

"Argh!"

Aku berteriak, ketika tidak sengaja menginjak tanah di ujung jurang. Untung saja, tanganku menarik Batang pohon. Hingga aku bisa sedikit bertahan kali ini.

"Tolong!"

Tidak ada orang di sini. Apa aku akan mati konyol di sini? Tidak, aku harus bertahan. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku melayang. Aku kaget, ketika ada cahaya putih yang menarikku keatas.

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu