"Meresahkan," batin Key memeluk erat Zea. Sang empu tiba-tiba bergerak karena kesulitan bernapas. Zea mendongakkan kepala dengan mata tertutup. Tiba-tiba pria itu melumat bibir Zea.

Gadis itu sudah mendorong dada Key sekuat tenaga namun Key tidak membiarkan Zea terlepas dari pelukannya. "Mphhh!!" Key menahan tengkuk leher Zea. Setelah merasakan Zea kesulitan bernapas barulah Key melepaskan ciuman mematikannya.

Key menatap Zea dalam. Sedangkan gadis itu kesal karena Key bermain kasar pada bibirnya hingga membuat bibir bawah Zea mengeluarkan darah.

"Maaf cantik," kekeh Key geli melihat Zea kesal.

"Nyebelin!" cetus Zea.

"Saya janji tidak ulangi lagi," cicit Key sedikit menindih tubuh Zea untuk mengecup bahu kanan Zea karena ia berada di sisi kiri.

Zea menahan kedua bahu Key. Karena kedua benda padat miliknya menggesek dada bidang Key.
Key juga merasakan hal yang sama. Dengan jahil pria itu menggeseknya naik turun seraya mencium leher Zea membuat gadis itu tak tenang.

Ia palingkan wajah karena kedua pipinya memerah bak kepiting rebus.

Terakhir Key mencium kening Zea cukup lama, kemudian kembali ke posisi semula dan menyelimuti tubuh Zea.

"Tidur sayang," bisik sensual Key tepat di telinga Zea membuat bulu kuduk berdiri.

Jantung Zea tak henti-hentinya berdetak tak karuan, ia memilih untuk memunggungi Key agar pria itu tidak terus-menerus menatapnya. Bisa copot jantung Zea dari tempatnya.

Key terkekeh melihat tingkah Zea. Ia tahu gadis itu dilanda kegelisahan yang tak bisa. Bukannya menjauh. Key beralih memeluk Zea dari belakang dan memindahkan bantal Zea, menggantinya dengan salah satu lengannya sebagai bantalan.

"Selamat malam calon istri."

...🌿...

"Yaelah, kemaren nangis-nangis, sekarang senyum-senyum kayak orang gila samping kuburan deket rumah gue," cetus Hanna di samping Zea yang sedang menopang dagu seraya tersenyum membayangkan kejadian kemarin saat bersama Key.

"Sewot aja lo," sahut Zea.

"Dih, lo pasti ngebayangin hal yang jorok ya?"

"Jaga ya ucapan lo, sebelum gue tambal pakai lakban," celetuk Zea menunjuk wajah Hanna.

"Iya deh iya, yang kepincut duda mah emang beda," balas Hanna memutar bola mata malas.

Brakkk!!

Brukk!

Tiba-tiba seorang pria mendarat di pangkuan Zea karena di dorong oleh temannya saat bermain kejar-kejaran di kelas. Pria itu tidak segera bangkit
Namun, menatap Zea dalam begitupun sebaliknya.

Zea tidak pernah melihat pria ini di kelasnya. "Ganteng bgt lagi, anak siapa ini!" jerit hati Zea.

Segerombolan orang menutup mulut dengan kedua tangan. Karena aksi Zea dan pria tampan itu seperti adegan di drama China.

"Anjayyyyy!!!" sahut Hanna membuyarkan lamunan Zea dan laki-laki itu. Dengan cepat ia berdiri merapikan bajunya. Begitupun Zea beberapa kali berkedip untuk menyadarkan diri dari batinnya barusan.

"Eaaakkk eakkkk, kiwww!!" timpal siswa lain.

"Yaelah, halalin dulu atuh masss!" teriak Siska, teman sekelas Zea.

"Yaelahhh, cewek gue, lo apa'in, Ming Hao!" teriak ketua kelas.

"Dih, lo siape," celetuk Hanna. Ya seluruh kelas tahu jika Farrel sang ketua kelas menyukai Zea. Namun Zea tidak menanggapi perasaan ketua kelas itu.

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now