Penculikan

5.1K 415 43
                                    

Suasana klinik tampak lengang, Jungkook memang dirawat di ruangan khusus, kamar VIP yang
dipesan Yoona. Tidak sembarang orang bisa wara wiri di ruangan itu.

Hari ini ia boleh pulang, setelah dokter selesai memeriksa kondisi tubuhnya. Semuanya terlihat normal, Jungkook maupun janin yang berada di perutnya terlihat sehat. Setelah mendapat perawatan intensif dari pihak klinik yang terus memantau perkembangan kesehatannya.

Atas permintaan Yoona pada pihak klinik untuk menyembunyikan kehamilan Jungkook pada kedua orang tuanya. Akhirnya dokter mengatakan pada ibu Jungkook bahwa anaknya mengalami anemia dan kelelahan.

Ayah dan ibu Jungkook percaya saja apa yang diucapkan dokter, mereka tidak mungkin curiga jika anaknya hamil. Sebab Jungkook bukan tipe pemuda nakal yang bergaul dengan sembarang orang. Lagipula ibunya sangat yakin anaknya adalah pria normal.

Dia kelak akan menghamili seorang perempuan saat menikah, bukan malah dihamili.

Orang tua Jungkook sedang mengurus administrasi, sedang Yoona harus kembali ke kantor karena ada rapat dengan dewan direksi. Jungkook sendirian di dalam ruangan serba putih itu. ia menghela nafas berkali-kali.

Menginap di klinik walau hanya semalam, terasa sangat membosankan.
Seorang suster memakai  masker yang menutupi separuh wajahnya, masuk ke ruangan Jungkook dengan membawa nampan berisi obat-obatan.

"Tuan, anda harus disuntik obat penguat kandungan dulu sebelum dibawa pulang," ucap suster itu, yang dibalas anggukan oleh Jungkook.

Suster yang terlihat cantik meski bibir dan hidungnya tertutup masker itu mengambil lengan kiri Jungkook. Mengusapnya dengan kapas basah desinfektan. kemudian menyuntikkan cairan yang berada di jarum suntik yang berada di tangannya, ke lengan kurus pemuda itu. 

Dari balik masker tersungging senyuman lebih tepatnya seringai dari wajah sang suster.

Suster itu kemudian membuang alat-alat yang ia gunakan ke luar jendela. matanya menatap Jungkook tajam, menghitung mundur menggunakan detakan dari jarum jam di pergelangan tangannya, sampai pemuda itu akhirnya menutup mata perlahan.

Beberapa menit setelah disuntik oleh suster dari klinik tempat ia dirawat, mata Jungkook menjadi berat. seolah kesadarannya dicabut paksa dari tubuhnya.

Ia tak mampu membuka mata, ia terlalu mengantuk untuk menyadari apa yang terjadi. namun sebelum ia benar-benar terlelap, ia melihat suster itu menatapnya tajam, lalu terdengar suara dering ponsel dari sakunya. Setelah itu semua gelap, Jungkook tidak tahu siapa yang berbicara dengan suster itu di telpon.
.
.
.
Klinik Tianshi menjadi heboh dalam sekejap, seorang pasien menghilang tanpa jejak. Puluhan petugas dikerahkan untuk mencari. Petugas bagian cctv terlihat sangat sibuk mengotak atik rekaman 15 menit yang lalu. Tak ada yang mencurigakan, semuanya normal. Sampai di menit ke-7 seorang suster dengan seragam resmi dari klinik ini masuk ke ruangan tempat  Jungkook dirawat.

9 menit kemudian suster itu mendorong seseorang yang tertutup kain putih, terbaring di atas ranjang rumah sakit. suster itu membawa seseorang itu keluar dari kamar menuju pintu belakang melewati kamar jenazah.

sayangnya sampai di ruang khusus jenazah tidak terpasang cctv, jadi mereka tidak bisa melihat kemana perginya suster itu dengan membawa pasien yang terbaring di atas ranjang,  yang diindikasi bernama Jeon Jungkook.
Ibu Jungkook berteriak histeris, ayahnya langsung berkeringat sambil memegangi dadanya.

Ibu Jungkook sangat bingung akan keadaan yang menimpa anaknya, ia mencoba tenang agar penyakit jantung suaminya tidak kambuh saat ini, satu-satunya yang bisa membantu adalah Yoona, ia menelpon adiknya.
Yoona yang tengah berada di ruang rapat terkejut oleh suara ponsel di sakunya. Ia memang memasang dering berbeda untuk panggilan keluarga. Kakak perempuannya ini jarang menelpon, sekali menelpon pasti ada hal yang penting.

Yoona mohon ijin pada anggota rapat untuk mengangkat telpon dari kakaknya, dan benar saja apa yang disampaikan kakaknya bukan hanya hal yang penting, tapi ini sangat darurat. Yoona langsung mengakhiri rapat saat itu juga, ia berkali-kali minta maaf pada kliennya yang datang jauh-jauh dari New Delhi.

Mereka harus melanjutkan rapat tanpa kehadiran Yoona. Ia langsung undur diri secepatnya, dan meyerahkan segala urusan rapat itu pada asistennya.
Yoona berlari dari parkiran mobil menuju loby klinik.

Ia tergesa menghampiri petugas administrasi. Wajahnya diliputi kecemasan, nafasnya tersengal akibat berlari.

"Dimana pasien yang bernama Jeon Jungkook?"

"Kami sedang berusaha mencarinya nona ...." sang petugas terlihat ketakutan, dibawah aura Yoona yang terlihat menakutkan. Ia benar-benar sedang emosi saat ini. Bagaimana klinik sebagus Tianshi, lalai akan pasiennya.

"Apa? Mencarinya? Kalian tidak bisa menjaganya dengan becus, sampai dia menghilang?" wajah Yoona menggeram.

"Awas saja, jika terjadi apa-apa pada ponakanku, kupastikan klinik ini ditutup untuk selamanya." Yoona tak main-main dengan ucapannya, ia mengetuk meja administrasi dengan keras, melempar pandangan sinis pada petugas yang berada di ruangan itu.
Tangannya lalu sibuk mencari nomer di ponselnya.

"Detektif Kai, aku mohon bantuannya untuk mencari keponakanku yang hilang, terakhir ia dirawat di klinik Tianshi, aku juga minta tolong pada Kyungsoo untuk memeriksa dokumen dan arsip milik Tianshi ini. Obrak abrik semua proposal mereka, jika sesuatu terjadi pada Jungkook, pastikan nama Tianshi tenggelam beserta pemiliknya."

Yoona menutup ponselnya tanpa menghiraukan tatapan penuh ketakutan dari para petugas yang berada di loby. Ini peringatan bagi mereka untuk berhati-hati dengan keluarga Yoona.

Mereka mungkin tidak mengenal Jungkook, tapi Yoona adalah marga paling disegani di Maccau.
Jika Yoona mau, besok pagi klinik ini akan berhenti beroperasi. Dan para dokter dan staff di dalamnya akan tahu rasanya menginap di penjara.
.
.

.
.
Mobil Van warna putih itu bergerak perlahan, meninggalkan jalanan kota. Melaju dengan kecepatan sedang, menuju dataran tinggi. 

Seorang wanita yang tadi memakai pakaian suster, membuka maskernya. Ia mengambil foto Jungkook yang terbaring di kursi penumpang lalu mengirimnya pada seseorang.

"Bawa dia ke villa ...!" ucap seseorang di layar ponsel.

"Baik boss !" suster gadungan itu menjawab cepat titah majikannya.
Mereka sampai di sebuah villa di atas bukit, mereka melewati hutan pinus, jalanan berliku hingga sampai di tujuan.

Villa itu tersembunyi dari jalan besar, untuk mencapainya harus melewati jalan kecil yang aspalnya hanya seukuran satu mobil saja. Lebih banyak pepohonan daripada pemukiman di sepanjang jalan.

Mobil itu langsung masuk ke garasi di belakang villa. Suster wanita itu memanggil 2 bodyguard berpakaian hitam yang berdiri di depan pintu villa kecil itu.

Mereka menurunkan Jungkook yang masih tak sadarkan diri. Membopong tubuh kurus itu masuk ke dalam villa. Di dalam villa yang tidak begitu luas itu, duduk seorang pria yang tengah menyilangkan kedua kakinya.

"Pelan-pelan, jangan sampai kalian melukainya ...!" pria muda itu bangkit dari tempat duduknya.

Tangannya terulur untuk ikut membopong tubuh lemas di tangannya.
Mereka membawa Jungkook ke dalam kamar utama di lantai atas. Meletakkan tubuh Jungkook yang masih tidak sadar itu ke atas ranjang ukuran king size.





Siapa yang menculik Jk?
Bagaimana nasib jk dan calon bayinya?
Apakah Taehyung akan menikahi Jenie, atau memilih Jk sebagai pasangan hidup?

Ingin tahu jawabannya, bisa cek pdf-nya yg udah End. 460hal harga 20k. Dapat pdf gratis judulnya Pepero Game.

Untuk pembelian pdf maupun klaim pdf gratis bisa ke nomor wa 082121168476

Pdf gratis terbatas, hanya untuk follower dan pembaca setiaku. Hanya dibagikan dari tanggal 1-ultah leader Namjoon. Khusus untuk pembelian pdf tidak ada tenggat waktunya.

Yuk, buruan hubungi nomor di atas!

Baazigar (pencuri hati) End ✅️Where stories live. Discover now