𝑻𝒉𝒆 𝑳𝒐𝒔𝒕 𝑲𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒅 𝑸𝒖𝒆𝒆𝒏 [On Going]

Part 011 - After All

Hi hi cieee ketipu sama the end, ngga kok trisom back nih buat update sambil nemenin malming kalian para jomblo. Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf ya, oh ya dengerin musiknya juga harus wajib

.
.
.
© TRISOMSTORY
.
.
.
#NEOCAPELLA
.
.
.
"Kehilangan terberat seorang anak adalah kehilangan seorang ibu, dunia mereka terasa runtuh, tapi itu tidak menghambatnya untuk kembali menjalani hidup"
.
.
.
🍂

Sudah satu bulan semenjak kepergian Ratu Charlene. Kerajaan dilanda hujan yang tiada henti, seolah ikut berduka akan kepulangan sang Maha Ratu. Desakan juga mulai muncul dari rakyat di wilayah utara dan selatan akibat terkena dampak dari cuaca yang kian menurun, mulai dari banjir yang menenggelamkan sebagian pemukiman warga, hingga gagal panen dari beberapa petani. Mereka semua membutuhkan perhatian raja mereka untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Selama masa berduka, Argatama berusaha keras untuk tetap bertanggung jawab dengan semua tugas-tugasnya sebagai seorang raja. Ayahnya yang sudah pensiun lebih memilih mengasingkan diri dan jarang keluar dari paviliunnya, ia memilih untuk bernostalgia bersama dengan kenangan yang ditinggal oleh bundanya. Bahkan kerap kali Argatama dibuat khawatir karena kesehatan sang ayah yang kian menurun.

Raja Vincent yang masih merindukan kekasih hatinya.

Diminggu pertama Argantara masih terpukul, namun tak lama ia mulai sadar akan tugas barunya dan mulai mempelajari kewajiban seorang raja dari kakaknya. Dibanding terus terpuruk dalam kesedihan, Argantara lebih memilih untuk melakukan sesuatu yang dapat mengalihkan pikirannya. Sebagai seorang pangeran yang disiapkan menjadi perdana menteri, Argantara termasuk orang yang cepat belajar. Kini ia sudah mengerti beberapa tugas dan kewajiban yang harus ia emban sebagai seorang raja.

"Aku akan ke Arcturus besok kak."

Argatama yang sedang membaca beberapa surat kerajaan mengangkat kepalanya, "Kau yakin? Aku bisa mengurus Arcturus jika kau belum siap."

"Dan membiarkanmu terus duduk dan terjaga sepanjang malam sembari membaca keluhan ratusan rakyat?" tunjuk Argantara pada setumpuk surat yang masih belum dibaca Argatama.

Argatama mengurut pangkal hidungnya, jujur saja beberapa hari ini ia habiskan dengan menggeluti berbagai surat keluhan yang ia terima. Bukan tidak mau melibatkan Argantara dan Aditi, hanya saja Argatama merasa mereka berdua belum cukup siap untuk mengatur wilayah kerajaan.

"Aku paham dengan masalah ini, kau tahu itu."

Argatama berdecih, "Aku juga tidak sebodoh itu kak."

"Bukan maksudku meragukanmu, hanya saja-"

"---percaya padaku kak. Aku bisa dan siap mengemban tugasku."

"Lagipula ini hal terakhir yang bunda inginkan." Sambung Argantara dengan suara pelan.