Keanu menatap kepergian Zibran dengan ingatannya yang kembali berputar ke masa lalu. Dimana masa remajanya jauh lebih bebas dari pada sang adik, bahkan di usianya yang masih remaja. Ia sudah tau gimana kejamnya dunia luar, membuatnya selalu selalu emosional jika mengingat masa-masa remajanya.
"Fuck the past." Umpatnya mengepalkan tangannya.
###
11:30
Waktu istirahat pun tiba, dan untungnya semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh Reya telah selesai. Reya mengistirahatkan tubuhnya disalah satu bangku yang ada di Perpustakaan, mengusap pelan keringat yang bercucuran di dahinya.
"Guys, Bu Monik datang." Seru seorang Siswa yang tak sengaja berpapasan dengan Bu Monik saat ia kembali dari Toilet.
Sontak semuanya mulai mengambil alat kebersihan yang sempat tadi mereka lempar. Tak lama Bu Monik pun masuk.
"Kalian sudah selesai?"
"Sudah, Bu!" Jawab mereka serempak.
"Tapi Bu-" hardik Disty tersenyum licik ke arah Rosa.
"Kenapa, Disty?" tanyanya Bu Monik terlihat penasaran.
"Reya gak kerja sama sekali, lihat, dia cuma duduk aja disitu." Tuduhan itu membuat Reya menelan salivanya dengan susah payah. Baru saja istirahat dengan tenang, ada aja masalah baru.
"Apa itu benar?" Bu Monik beratanya langsung kepada Reya.
Reya menggeleng cepat."Itu tidak benar. Saya sudah berkerja keras membersihkan Perpustakaan ini. Bahkan dari semua siswa/i yang berada disini, cuma sayalah yang bekerja. " Belanya membuat para siswa-siswi menatap sinis ke arah Reya.
"Itu bohong, Bu. Kita semua yang membersihkannya, bukan Reya. Dia begitu pintar sekali berbohong." Tegas Lovy dengan penuh penekanan.
"Apa itu benar?" tanya Bu Monik pada yang lainnya.
"Iya!" Jawab mereka dengan serempak.
"Saya membenci orang yang suka berbohong dan tidak bertanggung jawab sepertimu, Reya. Untuk itu, sepulang Sekolah kamu harus membersihkan Gudang. Ini adalah hukuman tambahan buat kamu."
Setalah Bu Monik keluar, semuanya mulai menertawakan kemalangan Reya."Syukruin, emang enak dapat hukuman tambahan." Ledek Lovy begitu keras.
"Hahaha, selamat menjadi babu sekolah." Tambah Rosa.
"Guys, biar si Freak aja yang balikin alat kebersihannya. Kita langsung ke kantin aja." Seru Disty membuat siswa/i yang lainnnya mulai pergi begitu saja.
"Rey maaf, aku gak bisa bela kamu." Desak Sabina membantu Reya mengumpulkan alat kebersihan itu.
"Gak papa, aku udah biasa kok." Jawabnya terdengar santai.
Setelah mengembalikan alat kebersihan itu, Reya dan Sabina berpisah. Sabina pergi karena ada rapat dengan beberapa anak PMR, sedangkan Reya pergi menuju toilet perempuan.Reya masuk kedalam salah satu bilik toilet.
Ia terduduk di closed, membuka maskernya dan mulai menangis."K-kenapa mereka jahat banget sih. Akunya capek kalau kaya gini terus." Lirihnya.
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
-Part 16: INP
Start from the beginning
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)