What a coincidence

Start from the beginning
                                    

“ Kenapa? Mau ngusir gua dari bangku yang bahkan bukan milik lu?” aku menanyainya sarkas.

“Saya lebih nyaman tidak ada yang mengenali saya saat di keramaian. Masih banyak bangku yang bisa kamu duduki.”

“Heyy i tell you, kita juga ngga saling kenal kali. Dan yang butuh tempat duduk bukan cuma kita. Lu harusnya pesan ruangan VVIP kalo emang mau tempat yang lebih privat.”

Gadis itu mengabaikanku dan kembali memandang langit. Keheningan tercipta diantara kami. Akhirnya aku mencoba menikmati suasana ini. Angin sepoi-sepoi, lalu lalang wisatawan, derap kaki kuda. Tidak buruk juga. Mungkin aku akan kesini lain kali, masih banyak makanan yang belum ku coba. Ditengah-tengah kebisuan kami, tiba-tiba gadis itu mengeluarkan suara.

“ Eh maaf, kamu membeli telur gulung itu dengan harga yang tepat kan?” tanyanya sambil menunjuk telur gulung di tanganku.

“ Sure. Berkat kejadian yang hampir bikin gua bangkrut gua jadi lebih hati-hati sekarang. Karena seorang gadis seumuran gua yang gua temui kemarin bahkan membiarkan begitu aja kejahatan didepan matanya,” gadis itu tersenyum mendengar jawabanku yang menyindirnya telak.

“ Ternyata kamu pesarkas handal, ” gadis itu mengatakannya sambil memandang langit kembali.

“ Sesuka itu ngeliatin langit. Is there any spesific reason?”

"Saya punya banyak kenangan indah tentang langit dan objek-objek yang menghiasinya. My favorit topic with my father when i was child. But he passed away.”

“Oh im so sorry to hear that. Jadi kalo ngeliat langit otomatis lu keinget sama ayah lu?”

“Bukan sekedar itu. Saya juga melihat kebesaran Allah. Dulu abah pernah bilang, kalau saya harus memiliki mimpi yang sangat besar. Karena bagi Allah, meninggikan langit tanpa tiang saja begitu mudah apalagi mengabulkan impian saya yang tidak sebesar kuasa_Nya? Abah juga bilang, dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi mereka yang berakal,” gadis itu menjelaskan dengan pembawaan yang tenang. Sepertinya gadis ini menyukai topik tentang kebesaran Tuhan yang di yakininya.

“Gua pernah iseng baca Al-Qur’an,” gadis itu mengernyit bingung.

“Oh uhmmm secara tertulis gua beragama kristen. Tapi dalam prakteknya gua agnostic. Gua percaya Tuhan itu ada. Alam semesta ini memiliki keteraturan tingkat tinggi. There is no way ngga ada yang ngatur semua ini. Namun untuk meyakini agama tertentu big no. Make no sense aja bagi gua,” gadis itu sekarang mencoba mengangguk paham.

“Jadi, yang kamu dapatkan dari Al-Qur’an adalah?”

“Kerancuan dan kontradiktif.”

“I beg your pardon?”

“Begini, ada di suatu ayat dimana Tuhan kalian berfirman telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari. Namun di ayat lainnya, Tuhan kalian jelas mengatakan bahwa langit dan bumi diciptakan dalam 8 hari. What do you think?” gadis itu membenarkan posisi duduk dan menarik nafas seperti hendak menjelaskan sesuatu yang sangat penting.

“ Kamu bisa sambil memakan telur gulungmu, karena penjelasan saya akan sedikit panjang.” Aku menuruti perkataannya, setelah aku memulai gigitan pertama dia mulai menjelaskan.

“ Apa yang kamu katakan itu ada dalam Q.S Al-a’raf ayat 54 bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa. Kemudian dalam Q.S Fussilat ayat 9-12 Allah menjelaskan detailnya yang sering yang sering disalahartikan 8 hari dan dipakai non muslim untuk berselisih menjatuhkan kami, padahal firman itu tidak pernah mengatakan kata-kata 8 hari."

" Jawaban atas pertanyaanmu adalah bahwa Allah menciptakan bumi dalam dua hari, lalu menciptakan penunjangnya seperti pohon, gunung, dan segala macamnya dalam 4 hari. Dalam Q.S Fussilat ayat 11 terdapat kata “tsumma” yang dalam bahasa Arab berarti juga “secara bersamaan”, ini bisa berarti setelahnya atau bersamaan. Secara bersamaan Tuhan menciptakan langit dalam 2 hari. Normalnya kita membaca 2+2+4=8 kan? Tapi kata delapan tidak pernah disebutkan disana,”

“ tidak ada kontradiksi disana seperti yang kamu bilang. Justru itu sebuah kontra-distinction yang berarti memberitahukan hal lain tentang sesuatu. Kontradiksi itu seperti saya mengatakan kamu baik namun kamu pemalas, nah ada perlawanan sifat disana. Sedangkan kontra-distinction itu memberitahu sifat lain yang tidak bertentangan. Misalnya saya mengatakan kalau kamu baik dan kamu juga jujur."

"Berdasarkan hal ini, maka 2+2+4 tidak berarti 8 hari. Ini hanya berarti bahwa seiring menciptakan bumi, bersamaan dengan itu Allah juga menciptakan langit.  2 hari bumi dan 2 hari langit tapi bukan pada hari yang berbeda melainkan pada hari yang sama. Jika kamu masih ragu langit dan bumi diciptakan bersamaan, kami memiliki ayat lain sebagai penjelas. Allah berfirman bahwa Dia telah menciptakan langit dan bumi secara bersamaan dan kemudian dipisahkanlah keduanya, ini yang ilmuwan barat sebut dengan teori big bang. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.”

Aku menyimaknya tanpa terlewat 1 kata pun. Bahkan aku tidak melanjutkan makan telur gulungku setelah menyelesaikan 1 tusuk pertama.

“ Menarikk. Jadi teori big-bang itu ada dalam kitab kalian? Gua pikir itu baru ditemukan ilmuwan barat sekitar 41 tahun yang lalu, sedangkan dalam kitab kalian ternyata sudah disebutkan selama....”

“ 1400 tahun yang lalu, dan jika kamu membaca Al-Qur’an lebih dalam lagi disana bahkan ada banyak penjelasan sains mengenai bentuk bumi, darimana cahaya bulan berasal, siklus hujan, partikel atom, fungsi madu, sirkulasi darah, embriologi dan lai- lain,” gadis itu mengatakannya dengan sangat mantap dan terkesan bangga.

“Jadi Al-Qur’an sudah seperti buku sains?” gadis itu menggeleng.

“Mmm bukan begitu. Kamu pasti tahu kan Einstein pernah mengatakan bahwa Ilmu pengetahuan tanpa agama akan pincang dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan buta? Saya hanya ingin memberi tahu bahwa Al-Qur’an memiliki lebih dari 1000 ayat berbicara mengenai ilmu pengetahuan. Jadi islam bukanlah agama tanpa ilmu pengetahuan.”

“Oke thanks for explaining.”

Gadis itu membalas ucapan terimakasihku dengan sedikit senyuman. Kulihat gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu namun terlihat ragu.

Drrtttt drrrtttt. Ponsel di saku jaketku bergetar, setelah ku keluarkan benda pipih itu kulihat di notif ada dua pesan dari mama. Aku segera membukanya.

‘ Al, gimana? Udah nemu sekolah yang tepat? Kalo belum, mama punya beberapa rekomendasi sekolah bagus buat kamu’

‘Al, kalo lagi diluar bisa pulang sekarang? hari ini Bik Siti dateng ke rumah buat bantu kamu disana. Dia udah bantu mama ngurus kamu dari kecil. Anggap dia keluarga sendiri, belikan dia makanan yang enak untuk penyambutan.
Lots of love: your mom’

Aku segera membalasnya.

‘Okay ma, Al plg skrg. Love u mama, salam buat papa, tell to papa i love him so much’

Aku memasukan ponselku setelah membalas pesan mama. Fokusku kembali pada gadis itu, aku masih menunggu dia mengatakan sesuatu, namun sepertinya dia masih menghadapi perang pemikiran dalam kepalanya.

“ Im sorry girl, i must be going. Gua ada kepentingan yang..” belum juga aku menyelesaikan kalimatku, gadis itu menyela ucapanku dengan gugup.

“ Namaku Bell... oh sorry, ngga bermaksud memotong kalimat kamu. Mungkin kita harus saling mengenalkan diri.” Kulihat gelagatnya lucu sekali, dia seperti kaget sendiri dengan barusan yang dia lakukan.

“Sebaiknya ngga perlu kasih tau nama lo. Gua pernah baca kalo kita bertemu dengan seseorang karena kebetulan sebanyak 3 kali....”
~Flashback off



















Like A Black Rose That Only Grows In Two SeasonsWhere stories live. Discover now