Homo Homi Ni Socious

51 7 2
                                    


“Baik Kimberly Smith, apa yang dapat kamu pahami dari pernyataan Thomas Hobbes tadi?” Bu Dewi kembali mengulang pertanyaan yang sama kepada Kimmy.

Jangan heran kenapa Bu Dewi hafal nama kami satu-persatu, itu karena pada tahun lalu kelas kami juga diajar oleh beliau. Oh dan aku lupa memberi tahu, Kimmy memiliki darah Australia yang didapat dari Ayahnya, itulah yang membuat namanya se-barat itu. Soal visual, jangan diragukan lagi tidak mungkin ku pungkiri dia sangat cantik. Kalian tahu Katherine Langford pemeran Hannah Baker dalam series “13 Reasons Why”? Ya, kurang lebih seperti itu paras Kimmy.

“Terimakasih atas waktu dan kesempatannya Bu. Jika dari analisis saya, serigala yang dimaksudkan bukanlah perubahan wujud dari manusia menjadi serigala utuh. Namun, serigala yang dimaksud lebih mengacu kepada sifat."

"sifat seperti serigala si hewan buas yang sudah kehilangan empati dan tidak segan untuk menghabisi sesamanya demi tercapainya kepentingan sendiri. Sekian dari saya Bu, terimakasih,” jawaban yang membuat kaum Adam dikelas berdecak kagum. Karena kecerdasannya itulah lantas Kimmy dijuluki si gadis 2B, a girl who has ‘brain and beauty’.

“Jawaban yang bagus sekali Kimmy. Nah sekarang Aldo. Aduh pagi-pagi sudah menguap. Semalam tim mana yang menang Aldo?”

Aldo adalah salah satu teman geng nya Leo. Leo gengs beranggotakan 3 orang yaitu Leo, Aldo, dan Tito, entah kebetulan macam apa nama mereka berakhiran huruf O semua, sehingga dengan bangga mereka menamai geng mereka Trio O.

“Eh itu Bu, yang menang Tim Juventus”

“Huuuuuuuuuuuuuuuu” teman sekelas menyoraki Aldo yang hanya tersenyum malu sambil garuk-garuk kepala.

“Kondusif anak-anak. Oke Aldo, bisa kamu berikan contoh perilaku manusia yang menyerupai serigala?”

Aldo sudah membuka mulutnya namun terkatup lagi, seisi kelas sedang menatapnya sambil menunggu jawabannya. Teman semejanya yaitu Tito membisiki sesuatu pelan ke telinga Aldo, seperti memberikan instruksi. Aldo ragu, namun akhirnya buka suara juga.

“Baik bu, Saya akan mengambil contoh hal kecil namun ini tidak sampai membunuh/menghabisi nyawa sesamanya tapi tetap saja hal ini dilakukan untuk merugikan orang lain demi mencapai kepentingannya sendiri."

"Contohnya dulu saya pernah membeli gorengan dua ribu, namun karena kantin sedang ramai dan penjualnya tidak fokus saya meminta kembalian lima ribu. Tapi saya sekarang sudah bertaubat bu, saya khilaf,” seisi kelas tertawa mendengar jawaban Aldo, banyak tanggapan bermacam-macam. Sementara itu Tito tertawa puas karena Aldo mengikuti instruksinya.

“Astaghfirulloh Akhy ingat dunia ini sementara, akhirat selamanya. Perut mu ntar ditusuk besi panas baru tahu rasa. Makan tu duit haram”

“Huuuuu Aldoooo”

“Wahh nggada hati kamu Do, padahal pemilik kantinnya itu janda anak dua loh”

“Do, jadi selama ini kamu...  Astaga kukira cupu ternyata suhu”

“Janji nggak jadi serigala”

“Hahahaha....”

“Gimana si brother, kasihan loh Divya. Dia awalnya kagum, sekarang jadi lost respect.” Divya memelototkan matanya setelah mendengar suara tadi yang tentu saja Leo si pemiliknya.

“Dih apaan si Le. Awas aja ntar,” Leo hanya menertawakan Divya, baginya melihat Divya marah adalah sebuah kemenangan.

“Baik anak-anak, sudah main-mainnya. Kita kembali ke topik, namun sebelum itu Ibu minta tolong kepada Samir pada jam istirahat pertama untuk menemani Aldo ke kantin penjual gorengan untuk meminta maaf dan mengembalikan uang yang bukan haknya berapapun itu. Jika sudah nanti kalian menghadap ibu di kantor. Samir dan Aldo, kalian bersedia?”

Like A Black Rose That Only Grows In Two SeasonsΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα