A New Classmate, A New Problem

54 5 0
                                    

Orang aneh itu... Bukan, maaf maksudku siswa baru di kelas kami itu sudah menempatkan diri didepan kelas. Seperti sudah bersiap untuk memperkenalkan diri. Sebenarnya aku cukup antusias melihat bahwa dia akan menjadi teman sekelas kami, namun lupakan. Perasaan antusias itu sudah menghilang beberapa detik lalu saat tidak sengaja netra kami bertemu pandang dan tatapannya terhadapku sangat menyebalkan. Menyebalkan maksudku adalah dia menatapku dengan tatapan seperti tatapan hmmm merendahkan? Sekarang aku merasa sebal, sepertinya justru masa terakhir SMA ku akan menjadi sedikit sulit.

"Baik Bu Dewi, kalau begitu saya mau ke kantor melanjutkan urusan lainnya, permisi bu Dewi."

"Nggih Pak Adi, matursuwun pak, monggo."

Setelah Pak Kepala Sekolah berlalu dari kelas kami, perkenalan siswa baru pun dimulai.

“Baik,  siapa tadi namanya? Alteo? Perkenalkan saya Bu Dewi guru mapel Sosiologi. Sekarang silahkan kamu perkenalkan diri kepada teman-teman sekelasmu.”

“Baik Bu Dewi, terimakasih. Selamat pagi semuanya, perkenalkan Saya Alteo Claflin, biasa dipanggil Al. Semoga kita semua dapat berteman dengan baik. Terimakasih.”

“Perkenalan yang terlalu singkat sebenarnya, namun tidak apa Alteo, mungkin nanti teman-teman akan langsung menanyakan info lainnya mengenai kamu. Nah karena kelas ini berjumlah genap, jadi kamu terpaksa duduk sendiri. Mungkin kamu bisa langsung duduk di kursi paling pojok dekat Aldo dan Tito.”

Tanpa ba bi bu memanggil babu, siswa baru itu... ah maksudku Alteo langsung menuju bangkunya setelah Aldo dan Tito melambaikan tangan ke arahnya. Sekilas aku mendengar bisik-bisik kecil dari siswi penghuni kelas 12 IPS 2.

“Ganteng banget siiii Al, kosong delapan berapa yaaa?”

“Fix Leonardo Dicaprio muda terlahir kembali!”

“Aduh matanya biru banget kaya Danau Blue Nelson di Negeri Kiwi, pengen deh tenggelam sampe ke dasar-dasar.”

“Ganteng sih. Tapi biasanya cowo ganteng pasti trouble maker deh. Dark side nya nggak nanggung-nanggung chinnnn. Gimana  kalo dia di keluarin dari sekolah lamanya karena ngelakuin pelanggaran berat, liat aja mukanya sangar begitu.”

“Bener juga. Jangan-jangan dia ketua gengster? Atau dia mabuk-mabukan di kelas?”

“Bisa jadi juga pemakai marijuana atau minimal bikin tekdung temen sekelas?”

“Hussh ngawurr!”

“Who knows?”

Aku sudah tidak heran dengan hal ini. Akan selalu ada orang yang membenci kita tidak peduli hal baik apa yang sudah kita lakukan. Bahkan kita tidak melakukan apapun, orang bisa membenci kita. Selamanya pembenci akan terus ada dan mereka bahkan tidak membutuhkan alasan kenapa membenci.

“Bell, ini emang ganteng tingkat Dewa Zeus si. Tapi gajadilah ku gebet, malas kali aku berurusan sama Kimmy. Keliatannya dia tertarik si sama si Al,” Divya berbisik padaku. Aku mencoba berekspresi biasa saja. Ini berarti tanda peringatan bahwa aku tidak perlu berurusan dengan Alteo atau Kimmy akan semakin membenciku.

“Sudah anak-anak, bisa nanti saja tanya-tanyanya. Bisa kita lanjutkan pelajarannya?”

“Bisa buuu”

“Sekali lagi selamat datang Alteo di SMA Kusuma Bangsa ini, semoga dapat beradaptasi dengan baik. Untuk hari ini karena kamu datang mendekati pergantian jam pelajaran, nanti kamu bisa tanyakan ke teman-teman ya mengenai materi hari ini”

“Baik bu” jawab Alteo terdengar mantap.

“Nah jadi menyambung pembahasan kita tadi, sudah sampai kesimpulan. Bagaimana Belladona?”

Like A Black Rose That Only Grows In Two SeasonsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz