Chapter 18 - Distrik kumuh

13 8 0
                                    

Sebagian besar kelompok kini telah berhasil menyelesaikan Quest mereka dan segera kembali ke Training Center untuk memberikan laporan kepada Instruktur.

Sementara itu saat kelompok lain telah selesai. Art, Raus, Rein dan Fredrick sedang dihadapkan dengan sebuah kelompok serigala yang memiliki jumlah cukup banyak. Ini akan menjadi pertarungan yang cukup sulit mengingat mereka hanya empat orang sementara jumlah serigala memiliki jumlah 18 ekor, belum lagi kondisi medan yang cukup sulit, ini akan menjadi pertarungan yang berat.

Tapi untungnya itu hanya spekulasi Raus. Nyatanya kini meskipun mengalami pertarungan yang cukup sulit, mereka berempat dapat mengambil peran masing-masing dengan sangat efesien. Art dan Raus bertindak sebagai penarik Aggro sekaligus eksekutor, Rein yang menyebabkan kerusakan DPS tunggal sementara Fredrick mengakhiri para serigala dengan serangan AoE dari skillnya.

Meskipun mereka termasuk sebagai pemula, namun kemampuan mereka telah membuktikan jika mereka bukanlah seorang pemain pemula yang seperti umumnya. Terlebih lagi kerjasama yang mereka perlihatkan sudah seperti kelompok party telah memiliki ikatan antara anggota kelompoknya.

Semua serigala telah berhasil dikalahkan, namun meskipun begitu semua hal seperti Exp atau bahkan Drop item tidak dijatuhkan oleh satupun serigala. Tentu saja itu karena pengaruh Quest yang sedang berjalan. Karena pada saat Quest Basic Training And Knowledge berakhir mereka akan mendapatakan semua hadiahnya yang telah diakumulasikan dari tahap pertama hingga tahap terakhir.

Tepat setelah itu mereka memutuskan untuk segera kembali ke Livien untuk memberikan laporan pada Training Center.

--

Ini adalah keesokan harinya setelah kemarin tahap Quest telah kembali diperbaharui. Itu bertujuan untuk mengasah lebih dalam tentang kerjasama tim. Sekarang bahkan itu dijelaskan secara teori oleh instruktur sebelum akhirnya instruktur memberikan waktu untuk para peserta untuk mendiskusikan tentang strategi yang akan mereka terapkan untuk tahap Quest selanjutnya.

Tentu saja hal lain terjadi dengan kelompok 26, itu adalah kelompok Art. Mereka adalah tim yang sangat tidak sinkron. Secara terang-terangan Fredrick dan Raus terus berdebat di segala situasi. Itu cukup menarik perhatian kelompok lain untuk kelompok yang berjumlah empat orang itu.

Setelah menyelesaikan tahap sebelumnya, Art yang sedang dalam waktu luang sedang berada disebuah gang sempit bersama empat kelompoknya.

"Apa yang akan kita lakukan di sini? Kau tau aku memiliki urusan yang harus ku lakukan saat ini!" Art hanya bisa menggerutu setelah ia dipaksa untuk ikut bersama Fredrick yang katanya mengetahui toko senjata yang aneh.

"Sebenarnya aku ingin memonopolinya sendiri, namun karena kalian sekarang adalah bawahan ku, aku akan berbagi sedikit pengalamanku untuk kalian." Kali ini tidak terdapat tampang sombong dari Wajah Fredrick, ia hanya menunjukan wajahnya seolah ia adalah dermawan.

Tentu saja Raus kesal karena itu, namun ia kini tidak bisa meremehkan orang ini, itu juga untuk si pemanah yang penuh senyum yang tidak lain adalah Rein. Orang-orang di kelompok ini adalah pemain yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Terutama Art dan Fredrick yang dibekali dengan pengetahuan mereka sebagai mantan pemain yang pernah mencapai level yang cukup tinggi.

"Aku akan memukulmu jika ini adalah hal yang tidak penting." Raus mencoba memendam kekesalannya dan rasa ingin memakinya.

Fredrick yang berdiri memalingkan wajahnya, "Justru setelah ini kau yang akan berterimakasih kepadaku."

Keempat orang itu akhirnya terus berjalan menuju bagian kota kumuh.

.

Bagian kota kumuh secara khusus telah masuk ke dalam rencana Art, itu secara aneh menarik perhatiannya, seolah akan terjadi sesuatu yang besar di tempat itu. Namun, itu adalah rencana yang tidak akan pernah ia lakukan sebelum mencapai level yang pantas terlebih dahulu.

Tentu saja situasi saat ini membawa perubahan rencana bagi Art. Setelah rekan satu kelompoknya memiliki tujuan untuk menuju bagian kota kumuh, Art sedikit mendapatkan semangat, tapi tentu saja ia tidak menunjukannya.

Anggota kelompok 26 yang berjumlah empat orang berjalan mengikuti lorong sempit yang cukup gelap. Beberapa pengemis dengan situasi tidak pantas terlihat duduk di antara dinding gang. Mereka terlihat memprihatinkan, sungguh aneh jika seorang yang tidak peduli dengan dunia virtual akan memiliki rasa empati kepada mereka. Tidak, bagaimanapun ini adalah game, akan terdapat beberapa pemain yang menikmati game ini seperti dunia pada umumnya.

Pada akhirnya keempat orang itu saling mengikuti dengan Fredrick di posisi paling depan dan tidak beberapa kemudian mereka berhasil keluar dari lorong gelap sebelumnya.

"Jadi ini ada adalah kota kumuh." Rein sedikit menunjukan ketertarikan dengan raut wajah yang tidak sejalan.

Tidak ada perbedaan besar antara bagian kota kumuh dengan kota biasanya, hanya saja kota kumuh terlihat begitu sepi dan terlihat kotor, jikapun terlihat ada beberapa orang, mereka tidak lain adalah bandit jahat ataupun pengemis yang terlihat memprihatinkan.

Karena kehadiran mereka juga bagian kota yang berada di bagian paling timur ini kosong dan hanya menyisakan kota kotor tidak terawat ini.

Namun meskipun begitu, para penduduk tidak bisa menyalahkan upaya raja kota untuk situasi di kota kumuh. Mereka adalah yang selalu berupaya menumpas para bandit yang telah menguasai bagian kota kumuh, namun itu adalah cerita dahulu sebelum raja kota telah diganti dengan yang baru.

Dan tentu saja setelah pergantian tersebut, raja kota saat ini dengan penguasa kota kumuh kini telah membuat kesepakatan. Dan karena itu juga situasi telah menjadi amat terkendali. Hanya saja itu hanya kesepakatan diantara kesepakatan, disisi lain di pihak distrik kumuh masih terdapat konflik internal. Contohnya saja saat ini sedang terjadi gejolak karena hilangnya beberapa orang serta pembunuhan yang terjadi di kawasan distrik kumuh.

Tentu saja kelompok 26 tidak mengetahui fakta bahwa distrik kumuh sedang dalam situasi yang berbahaya. Oleh karena itu mereka terus melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat yang fredrick maksud. Setelah berjalan beberapa saat fredrick mulai bereaksi.

"Itu adalah tempatnya." Ia berbicara sembari menunjuk ke sebuah tempat.

Ketiganya melirik ke tempat yang Fredrick tunjuk, itu adalah rumah yang cukup kumuh dan memiliki banner yang menunjukan jika itu adalah sebuah toko senjata.

"Kita jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat toko butut itu? Apa maksudmu..." Raus yang sedari awal sudah curiga dengan Fredrick menaikan nada suaranya.

"Aku setuju denganmu kali ini, Raus." Rein yang merasa tidak nyaman dengan situasi distrik kumuh juga setuju dengan Raus, baginya pergi dari sini adalah hal terbaik yang harus segera dilakukan.

"Apa yang kalian harapkan? Dijelaskan juga kalian tidak akan mengerti, lebih baik diam dan ikuti aku." Raus berbicara ketus, namun tentu saja Fredrick tau apa yang harus dilakukan, itu juga sama untuk Art. Ia tau jika toko senjata kumuh ini adalah keuntungan bagi pemula mengingat harga senjata ditambah perawatannya adalah beban yang cukup berat saat awal-awal memulai game, terutama bagi para pemula yang bahkan belum memiliki apapun di dalam game.

Sebab itu, senjata dengan kualitas rendah lebih banyak dicari dibandingkan senjata dengan kualitas lebih baik, itu karena selain harga yang relatif murah itu juga menjadi senjata habis pakai sehingga pemain pemula tidak perlu melakukan perawatan yang memerlukan uang ekstra.

Dari titik ini niat Fredrick cukup baik, hanya saja ia enggan untuk menjelaskan alasan dibalik ia mengajak kelompoknya ke tempat ini. Tentu saja situasi akan berubah karena kini mereka telah memasuki toko senjata kumuh itu.

Glorious Destiny - Book 1Where stories live. Discover now