Chapter 7 - Quest dan Demon II

50 12 0
                                    

'Apa ini tidak apa-apa?'

Saat ini menjelang malam Art sedang berjalan menuju rumah Instruktur.

"Tidak usah khawatir, akan ku pastikan keluargaku akan baik kepadamu." Jelas Instruktur kepada Art.

Sebenarnya bukan itu yang Art khawatirkan. Hanya saja, akankah rencana Art berjalan lancar? Art baru menyadarinya jika faktor sifat akan mempengaruhi hasil akhirnya.

'Yaah, kuharap ini berjalan lancar seperti yang di bicarakan Instruktur.' Batin Art sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya Art tiba di sebuah rumah biasa, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.

"Ayo ikuti aku..." Ujar Instruktur.

Menanggapi Instruktur, Art hanya mengangguk dan mengikuti Instruktur dari belakang. Tidak lama kemudian sesosok perempuan dan tiga sosok anak kecil keluar dari rumah yang menjadi tujuan Art.

Instruktur berhenti sejenak dan bergidik beberapa saat sebelum kembali berjalan kearah sosok perempuan itu. Art yang melihat gelagat sang Instruktur tersenyum kecut sembari mengumpat kesal karena merasa dimanfaatkan.

'Kamvret, dia mengajakku makan malam untuk menghindari kemarahan istrinya.... Sighh aku mengerti sekarang.' ujarnya kesal.

Dalam diam Art mencari alasan untuk pergi dari tempat ini dan itu tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan sebuah alasan.

"Instruktur... Aku ingat untuk membantu seorang teman memindahkan barang.... Kurasa tawaran makan malamnya akan ku terima lain kali.... Aku sangat minta maaf." Setalah mengatakan itu Art pergi ke luar gerbang rumah dengan sangat tergesa-gesa.

"Ahh tunggu...." Instruktur melihat Art pergi keluar gerbang rumahnya. Ia ingin mengejar Art namun kehadiran istrinya seperti seorang algojo yang siap menghukumnya secara langsung jika ia bergerak keluar.

Dengan terpaksa sang Instruktur mulai berjalan menuju istrinya sembari beberapa kali bergidik ketakutan.

. . .

Usaha kabur Art berhasil dengan baik, hanya saja ia mungkin akan memiliki masalah besok untuk menghadiri tugas Basic Training And Knowledge. Basic Training Center adalah tempat Instruktur hadir, hal itu membuat Art mau tidak mau akan bertemu dengan Instruktur dan jika hal itu terjadi mungkin pilihan terakhir adalah meminta maaf.

Jujur saja, Art tidak mudah untuk menerima itu. Ia telah meluangkan sebagian waktunya untuk menghadiri makan malam yang ternyata hanya sebuah akal-akal an Instruktur untuk meredam kemarahan Istrinya dengan keberadaan Art.

"Kam+#?!." Tidak dapat di pungkiri, meskipun Art telah cukup jauh lari dari rumah Sang Instruktur Art tidak bisa untuk tidak sesekali mengumpat kesal.

Besok adalah tahap kedua dengan judul 'Learning' dari Basic Training And Knowledge. Art merasa tidak yakin, tapi menurut pengetahuannya tahap kedua yang akan terjadi besok adalah bagian pembelajaran di perpustakaan. Art dapat mengetahui ini karena ia telah melihat beberapa kali di ITube jauh sebelum hukuman banned Art berakhir.

Ini sudah setengah hari Art berada di dalam Destiny of Glory, namun dalam kenyataan sebenarnya Art baru memainkan Destiny of Glory kurang lebih tiga jam. Itu karena waktu didalam game empat kali berjalan lebih cepat dari pada waktu dunia nyata.

Ini adalah hal yang paling luar biasa dari Destiny of Glory. Karena keberadaan waktu yang empat kali lebih cepat dalam game, Destiny of Glory menjadi salah satu game yang paling dimanfaatkan untuk pelatihan ilmu atau tempat belajar yang efesien.

Tidak sedikit juga komunitas-komunitas beladiri yang memanfaatkan Destiny of Glory untuk kebutuhan pelatihan mereka, bahkan Destiny of Glory menjadi tempat pelatihan militer resmi beberapa negara yang telah mengizinkan.

Glorious Destiny - Book 1Onde histórias criam vida. Descubra agora