Brendon 07

131 24 13
                                    

Brendon berjanji akan melindungi Sarah dan menyerahkan seluruh kekuatannya untuk itu, saat ini hanya hal tersebut yang ia rasa bisa lakukan. Namun, Brendon banyak berjanji atas nama Sarah sekarang, cewek itu jauh lebih berharga kebanding apa pun.

Ya, sangat.

Setelah makan siang, mereka pun kembali ke kelas karena akan belajar lagi, tetapi kabar mengatakan guru sedang rapat penting--dan itu berhubungan dengan Sang Raja Lucifer yang entah siapa. Jam kosong, Sarah dan Brendon merasa harus memanfaatkan ini, tetapi teman-teman palsu Sarah datang bersama seorang lelaki entah siapa.

"Sarah, kau kenal Jeremy, dia kakak kelas kita." Tiba-tiba saja dia mereka memperkenalkan Sarah pada kakak kelas itu, Jeremy. Kemudian berbisik, "Dia tertarik padamu." Sarah tampak risi mendengarnya.

"Hai, Sarah, aku Jeremy!" Dengan agak enggan, Sarah menerima uluran tangan Jeremy guna berkenalan.

"Mm hai?" Sarah balik menyapa meski dengan nada bertanya.

"Sarah, apa malam ini kau ada waktu? Mau jalan bersama?" tawarnya.

Sarah tersenyum simpul. "Maaf, aku tidak suka jalan apalagi saat malam."

"Oh, kalau begitu, kau mau aku antar pulang?"

"Tidak usah, aku diantarjemput ibuku."

Dan teman Sarah tampak kesal akan hal itu, ia mendekati Sarah. "Hei, terima saja, kau gila ya menolak kakak kelas populer? Kau akan jadi bintang sekolah."

"Aku tak tertarik, kumohon jangan memaksaku melakukan hal yang tak aku mau." Sarah menyuarakan pendapatnya, dan hal itu membuatnya terkejut.

"Tapi--"

"Sudahlah, tak apa." Jeremy menyela, ia tersenyum hangat. "Kau gadis berpendirian, aku suka, aku akan mendapatkan hatimu dengan caraku. Kau berbeda dan aku ... sangat tertarik."

Sarah tersenyum saja, meski semakin risi akan kejujurannya, karena di balik kejujuran itu, Sarah tahu reputasi seorang Jeremy si pemangsa para virgin. Pemuda ini predator dan Sarah mengutuk teman-temannya kenapa harus Jeremy.

Sial ....

Jeremy pun beranjak pergi dan Sarah bisa merasakan detak jantungnya berdentang tak keruan, jujur ia sangat takut dengan spesies sejenis Jeremy.

"Kerja bagus, Sarah. Kau punya nilai plus." Sarah mendengkus pelan dan hanya tersenyum saja.

Sementara itu Brendon yang sedari tadi menyimak, merasakan hawa-hawa negatif dari Jeremy tadi, ia merasa harus memasang badan untuk Sarah ....

Jadi, meski di sela kesibukan di-bully-nya, Brendon terus memperhatikan Sarah, teman-temannya, dan Jeremy. Hingga akhirnya pulang ....

"Halo, ini Ibu Sarah? Sarah ada kerja kelompok, dia memintaku untuk menelepon, dia akan sedikit telat beberapa jam. Ya, aku akan mengantarnya pulang, dah!"

Oh tidak, teman-teman Sarah membohongi orang tua Sarah! Segera Brendon menuju ke Sarah yang menunggui di parkiran, segera dia mendekati gadis itu.

"Sarah."

"Eh, Bee, ada apa?" tanya Sarah, tersenyum ke arah pemuda itu, Brendon tersipu menyadari perbedaan Sarah dengan laki-laki lain dan dirinya.

Dia merasa istimewa.

Namun, bukan itu saat ini.

"Sarah, aku lihat teman-temanmu menghubungi ibumu kau akan kerja kelompok, dan pulang telat karena mereka akan mengantarkanmu pulang."

"Eh, apa?! Sungguh?!"

Dan tak lama, seorang pemuda berkendaraan motor gede menghampiri mereka, ia melepaskan helm. "Hai, Sarah!" sapanya.

The Nerd Is A LuciferWhere stories live. Discover now