Brendon 01

489 48 7
                                    

"Kau tidak dengar hah?!" Pria dengan seluruh tubuh retak bak tanah tandus itu memegang kerah pria tua di hadapannya, mata merah darahnya nyalang menatap penuh amarah. "Perbaiki tubuhku! Perbaiki tubuhku sekarang juga!"

"A-aku sudah berusaha, Tu-Tuan--"

"Apa, hah?! Kau tak bisa memperbaikinya hah?!" Ia semakin murka, digoncangnya pria tua itu dan dihempaskannya ke tanah cukup keras. "Perbaiki segera atau tubuhmu akan kupakai!"

Si pria tua gemetaran, ia membungkuk ketakutan di hadapan sang pria berpakaian bangsawan serba hitam, bersama kulit pecah-pecah tak masuk akalnya yang membuat ketampanan itu seketika redup. Mulai, pria tua itu mengeluarkan sesuatu dari tangannya, berusaha mengalirkan energi kehidupan ke sosok beringas di depan mata.

Cahaya mengalir masuk melalui celah kulit retaknya itu, seiring pria tua tersebut semakin tua, keriput dan rambut memutih, selama beberapa saat berjalan hingga cahaya menghilang. Pria tua itu merintih, memegang dadanya, sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

Tepatnya, jantung berhenti berdetak dan tak lagi bernapas.

"Sialan!!!" Sementara pria itu, menatap kedua tangannya yang semakin meretak, terekspos isinya berupa daging kering kerontang. "Sial! Sial! Sial!" teriaknya. "Kemari kalian semua, Berengsek!"

Satu teriakan keras itu, membuat semua insan memasuki ruangan di istana dengan riuh itu, spontan saja semua ketakutan melihat keadaan sang pria.

"Tubuhku ... tak bisa bertahan ... aku perlu tubuh baru!" Ia membuka mulutnya lebar-lebar, bertepatan itu asap hitam raksasa keluar dari sana, semua yang ada seketika menatap horor sosok di hadapan mereka.

Asap hitam itu mengepul di langit-langit kamar istana, selayaknya awan mendung yang bercampur angin topan karena berputar cepat, bertepatan hancurnya tubuh yang meledak menjadi abu, asap itu masuk ke mulut salah satu pelayan.

Tak ada yang berani bergerak.

Semua menatap ke pelayan itu, yang menelan keseluruhan asap tanpa bisa berkutik, sampai seutuhnya masuk ke tubuhnya. Selama beberapa saat, ia mengejang, dan akhirnya ....

Kulitnya meretak, tubuhnya meledak, menjadi abu pecahan berkeping-keping. Persis seperti tubuh yang tadi. Asap hitam kembali mengudara di sekitar mereka.

Semua semakin syok, ketakutan setengah mati, seseorang berusaha berlari dan itu jadi santapan kedua asap itu. Masuk melalui mulutnya, mengalir paksa di kerongkongan, mengisi keseluruhan organ tubuh dan ....

Boom!

Nasib naas menimpanya juga.

Kekacauan di istana terjadi, kematian demi kematian, berlarian penuh teror, sampai akhirnya asap hitam itu merasuk ke pembantu wanita yang ada di sana. Nasibnya selalu saja sama ....

"Lagi, lagi, dan lagi. Kenapa tak ada wadah yang cocok untukku!" teriaknya murka, memandang ke atas. "God, aku ingin menagih permohonan keduaku, berikan aku tubuh sempurna! Kau sudah berjanji kan memberikanku tiga permohonan. Ini ... permohonan keduaku."

Ia menatap tangannya sendiri yang mulai meretak, menggenggam erat bagian sana. "Berikan, aku tubuh sempurna, untukku."

Boom!

Meledak lagi, tetapi kali ini ... tak ada lagi asap hitam. Semuanya hening. Aneh ....

•••

"Dan begitulah, kisah Raja kita di masa lalu, Raja Lucifer, semenjak permintaan itu ia ... seakan hilang ditelan bumi." Guru berkacamata itu menjelaskan sebuah kisah sejarah di masa lalu pada anak-anak didiknya. "Ahli tafsir sejarah bilang, kemungkinan besar karena saat itu tak ada yang cocok, Raja Lucifer dimatikan terlebih dahulu dan akan direinkernasi bersama tubuh yang cocok untuknya."

The Nerd Is A LuciferWhere stories live. Discover now