- 31 -

420 58 4
                                    

Karina Yoo tercengang, kerut keningnya terlihat jelas begitu matanya mendapati sosok yang membuka pintu rumah bukanlah Jaemin atau Jeno, tetapi seorang perempuan asing--

Ah, tidak bisa dibilang asing juga sebenarnya; karena ia memang pernah beberapa kali melihat orang tersebut berkeliaran di sekitar rumah Jaemin dan sempat diberitahu oleh Jeno kalau perempuan itu adalah si pemilik rumah.

Namun Karina pikir; mereka tak seakrab itu sampai bisa membiarkan perempuan ini berkunjung, bahkan membukakan pintu untuk tamu seperti ini.

Baiklah. Mungkin jika pakaian dan rambutnya terikat rapi, Karina tak akan seheran ini, karena bisa saja itu semacam pengecekan rumah biasa. Tetapi dengan penampilan berantakan di pagi hari begitu, siapa yang tak curiga dengan apa yang gadis ini lakukan bersama dua orang penghuni lelakinya di dalam sana?

"Ah, benar! Kim Jiho-ssi--"

"Hari ini Bibi Jiho tidak ada di rumah. Jadi hanya ada Jaemin dan Jeno di rumah--"

"A-a-apa?! Ja-jadi--"

"Ternyata Karina, ya. Aku kira siapa tadi."

Suara Jaemin mengintrupsi, obrolan antara dua gadis itu terhenti. Memusatkan perhatian pada lelaki yang terburu-buru menghampiri keduanya; ekspresi Karina Yoo sudah menjelaskan semuanya, jadi Cha Jaemin rasa ia harus mengoreksi dulu sebelum temannya itu semakin berpikiran yang tidak-tidak setelah melihat penampilan dirinya yang sama berantakan dengan Kang Hyewon.

"Ma-malam tadi Eomma tidak pulang. Jadi kami sedikit kesusahan membuat sarapan dan..." sekilas ia melirik Hyewon disampingnya, sebelum kembali lagi pada Karina. "Hyewon Noona berniat membantu kami."

Karina masih mematung.

"Tapi sebenarnya tidak berjalan lancar. Kemampuan memasak kami ternyata tak jauh berbeda."

Teman perempuan si kembar itu akhirnya bisa menghembuskan nafas lega saat kalimat terakhir yang Jaemin ucapkan meluncur. Sekali lagi memperhatikan keduanya, beberapa potongan daun beserta noda yang tadi ia lewatkan menurutnya sudah membenarkan pernyataan tadi.

"Jadi sampai saat ini kalian belum makan apapun?"

Jaemin menampakkan deretan giginya, sementara Hyewon mengangguk.

"Kalau begitu mau bagaimana lagi..." setelah sejenak melihat jam tangan, lengan bajunya Karina lipat. "Biarkan aku membantu kalian," setelahnya ia tersenyum bangga. "Begini-begini, orang rumah sering memuji masakanku, lho."

Saatnya ia menunjukkan satu lagi pesonanya pada Jaemin; Karina Yoo tak mau kalah dengan si 'Hyewon Noona' yang bisa membuat mata lelaki itu berbinar hanya dengan menyebut namanya.

---

Cha Jeno yang baru saja keluar dari kamar dengan gitar yang disampirkan ke bahu menghela nafas begitu melihat sebuah 'pemandangan aneh' di dapur rumahnya sekarang.

Karina Yoo --ia tahu kedatangan gadis itu dari suara melengking yang terdengar sesaat ia berganti baju tadi-- dengan raut wajah sendu memandangi Jaemin dan Hyewon yang asyik mengobrol berdua. Jarak si perempuan menyebalkan itu dengan si adik padahal tak lebih dari lima meter, tapi sangat jelas kalau gadis itu 'cukup' terabaikan.

Sang kembar tertua masih tak bergeming, tak beranjak dari tempatnya berdiri hanya untuk memperhatikan Karina Yoo, yang padahal beberapa kali berusaha mengambil perhatian Jaemin dengan memamerkan keahliannya 'bermain di dapur', tapi masih tak terlalu digubris; sampai Jeno agak dibuat muak karenanya.

Itu salah satu kebiasaan Jaemin yang Jeno kurang sukai; jika sang adik sudah menetapkan tujuannya, dia cenderung mengabaikan hal-hal disekitarnya dan dalam hal ini adalah perasaan suka.

Uri Appa✔Where stories live. Discover now