- 26 -

510 72 2
                                    

⚠️ DESCLAIMER⚠️
Gambar serta istilah medis dan prosesnya dimasukkan hanya untuk sebagai ilustrasi cerita agar lebih nyambung dengan plot. Jadi mohon maaf kalau tidak sesuai dengan yang aslinya, karena author sendiri bukan anak yang berkecimpung di dunia kesehatan. So, kalau ada yang lebih tau, bisa banget beri penjelasan yang benar di komentar biar kita semua jadi makin berwawasan ya~ makasih banyak dan selamat membaca~

---

Itu pagi cerah penuh sukacita; karena di kelas 2-5 jam sejarah yang biasanya membuat hampir seluruh siswa ingin memejamkan mata kembali, kosong. Salah satu perwakilan bilang, Pak Guru Yoon Jisung sedang ada acara keluarga jadi mengharuskan siswanya untuk belajar sendiri.

Sudah sewajarnya, para siswa langsung bersorak sorai setelah mendengar berita 'baik' tersebut dan sudah bisa ditebak, tak ada satupun dari mereka yang melakukannya sesuai dengan apa yang diarahkan. Remaja-remaja tersebut justru bersenang-senang, kecuali satu orang perempuan yang terlihat gelisah ditempat duduknya; itu Karina Yoo.

Berkali ia lirik kursi Jaemin, curi-curi pandang pada lelaki yang --mengejutkannya-- masih datang ke sekolah setelah kaburnya sang kakak kembar; ada yang ia sembunyikan dari si pujaan hati dan itu membuatnya merasa agak bersalah sampai tak bisa tenang, apalagi sepanjang pagi itu suara dia tak terdengar.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku?"

Hampir ia menjawab iya karena terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu, tapi untungnya secepat kilat sosok Jeno langsung masuk ke dalam benaknya; karena janjinya pada lelaki itu, maka Karina hanya tersenyum sembari menggelenggkan kepalanya canggung.

"Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku 'kan?"

Sekarang Karina tertawa. Namun siapapun yang melihat tahu jika responnya berlebihan hanya untuk sekedar menanggapi tanya itu. "Me-menyembunyikan apa maksudmu?"

Jaemin berdiri, ia hampiri gadis yang bahunya semakin menegang itu. "Keberadaan Jeno, misalnya?"

Tebaknya langsung dan mengejutkan Karina Yoo sampai ceguknya keluar. Pagi itu mereka bahkan tak bertegur sapa dan Karina juga tidak mengungkit apapun soal Cha Jeno. Tetapi saudara kembarnya ini bisa menebak dengan benar; Ikatan mereka yang terlalu kuat, atau Karina yang terlalu mudah dibaca?

"Me-memangnya... Jeno... kenapa?" tatap selidik itu semakin membuat cegukannya brutal sampai setiap kata yang diucapkan terus terputus dan Jaemin mendengus.

"Kau tak menanyakan keberadaan Jeno saat melihatku datang sendirian," ia kemudian menambahkan. "Lalu aku juga pernah baca kalau cegukan sering terjadi pada orang yang sedang gugup dan berbohong lho, Karina."

Karina ingin sekali tertawa disituasi seperti ini sebagai usaha untuk menyembunyikan semuanya. Tapi Sungchan selalu bilang; Jika ia tak pandai berbohong dan kali ini gadis itu mengakuinya.

Jadi tak ada pilihan lain; Maka sekarang ia mengambil nafas dalam dan menahannya beberapa saat sebelum kemudian dihembuskan panjang. Berusaha menenangkan diri sekaligus meminta maaf dalam hati pada Jeno, karena akhirnya terpaksa harus memberitahu Jaemin semuanya begini.

"Kalau begitu, antarkan aku pada Jeno sekarang juga."

Kalimat bernada dingin dengan tatap tajam itu semakin membuat Yoo Jimin tak berkutik. Menuruti saja apa perintah Jaemin dan tidak tahu ini disebut keuntungan atau tidak; bahkan tanpa meminta ijin pada yang bersangkutan, jika itu bersama si anak pemilik yayasan, membolos di jam yang bahkan belum menunjukkan pukul sembilan pagi pun tak ada yang protes, Cha Jaemin akan tetap dianggap hadir hari itu padahal belum setengah jam berlalu sejak bel masuk berbunyi.

Uri Appa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang