- 06 -

753 102 23
                                    

Gadis cantik itu, dengan kepala tertunduk mengayunkan kaki yang menggantung saat tubuhnya duduk di sebuah kursi tunggu. Memandangi lantai bandara, nafasnya dihembuskan bersamaan dengan terangkatnya kepala untuk membaca kembali papan kedatangan; pesawat yang dinaikki orang itu masih akan mendarat sekitar lima belas menit lagi.

"Rina-ya!"

Seruan dengan suara familiar membuatnya menoleh, dilihatnya Jung Sungchan bersama Shindong sedang menuju kearahnya. Membawa dua buah minuman kotak ditangan dan setelah melambai pada si teman, mata itu beralih pada supirnya yang mengangguk, seolah mengerti apa yang berusaha Karina Yoo katakan dalam diam; memang selalu menjadi sebuah keputusan tepat membiarkan pria itu pergi menemani Sungchan yang mudah tersesat.

"Satu susu pisang dingin pesananmu," sampai di depan Karina, dia yang sudah mengenal gadis itu sejak kecil menyodorkan satu benda ditangan. Menunggu si perempuan untuk meraihnya sebelum kemudian mengambil tempat kosong disisi lain, sementara Shindong tetap berdiri di samping kursi tunggu Nona Mudanya.

"Gomawo," Karina menyahut sesaat setelah minuman itu ditusuknya. Menyeruput isinya, mata itu memandangi apa yang Sungchan minum sebelum kemudian mengerutkan keningnya. "Sejak kapan kau suka minum teh tawar?"

"Oh ini..." Sungchan yang selesai menegak isi dari minumannya itu melihat pada botolnya sendiri dan tersenyum. "Aku hanya ingin mencoba apa yang Minjeong sering minum dan..." ia terkekeh. "Ternyata rasanya enak juga sampai aku ketagihan."

"Minjeong? Maksudmu Kim Minjeong si sekretaris OSIS yang sering orang-orang panggil Winter karena sifat dinginnya itu?"

Sungchan mengangguk.

"Kau menyukainya?"

"Aku belum bilang padamu soal itu?"

Karina terdiam, matanya mengerjap. Berusaha mengingat apa ia pernah mengabaikan omongan si teman belakangan ini, tapi sepertinya Sungchan memang belum pernah bilang padanya soal itu.

"Ani, bagaimana kau bisa-- bukan. Maksudku, kenapa harus gadis itu?"

Sungchan meneguk lagi isi botolnya sembari memasang wajah berfikir. "Entahlah. Aku hanya merasa dia punya pesona yang berbeda dari gadis lain."

Wajah itu jelas menyiratkan jika Karina tak mengerti apa yang Sungchan maksud dengan 'pesona yang berbeda' itu. "Dengan kepribadian yang suka mengabaikan orang lain begitu?"

"Kau hanya perlu mencoba mendekatinya sedikit lebih keras," kata Sungchan. "Minjeong tidak sedingin keliatannya. Orang-orang itu saja yang terlalu berlebihan menilainya."

Karina mendengus tawa; ia tahu Jung Sungchan memang agak sedikit berbeda dari kebanyakan orang, tapi melihat gadis yang paling dihindari satu sekolah sebagai perempuan dengan pesona yang berbeda rasanya benar-benar...

"Tapi Rina-ya, apa kau tahu tempat kursus gitar yang membuatmu bisa bermain gitar dengan cepat?"

"Eh? Gitar?" Belum musnah rasa tidak habis pikirnya, Karina lagi-lagi dibuat heran dengan pertanyaan Sungchan yang satu itu.

Lelaki yang ditanya balik itu mengangguk. "Minjeong 'kan anggota klub paduan suara dan aku rasa akan keren jika sewaktu-waktu aku menawarkan diri untuk mengiringinya bernyanyi," jelas Sungchan. "Dari yang aku baca, perempuan yang bisa bernyanyi akan sangat menyukai lelaki yang bisa bermain alat musik jadi--"

"Tunggu. Tapi kenapa mesti gitar?" Karina menyela. "Maksudku kalau itu alat musik, aku bisa mengajarimu bermain piano--"

Sungchan mendecak dengan kepala yang menggeleng berkali. "Lelaki yang bisa main gitar itu seratus kali lebih keren ketimbang yang bisa main alat musik lain."

Uri Appa✔Where stories live. Discover now