Zibran mulai menjelaskan tentang kejadian semalam. Dimulai dari ia tabrakan, hingga Ravalah yang nelpon Polisi.

"Si bangsat, ngajak ribut banget dah." Kesal Mars.

"Pantesan aja Polisi ngejar kita semalam. Tau-taunya ada biang keroknya. Terus apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Bagas.

"Biarkan saja dulu, jika mereka nyebut nama kita. Maka gue yang akan bertindak." Sahut Zibran.

Ceklek

Ketiga orang yang sedang mabar game online, seketika menolehkan pandangannya. Mars dan Bagas terlihat syok dan tak percaya.

"Gas, bukannya itu Model yang jadi pajangan di dalam kamar gue ya." Celetuknya menatap seorang Model yang ia kagumi.

"Hooh, kayanya gak mungkin deh dia masuk ke sini. Mana mau Model papan atas seperti dia jenguk rempahan debu seperti teman kita." Sahut Bagas.

Fenya yang di tatap tak nyaman oleh keduanya mendengus kesal."Lo berdua mau gue congkel tuh mata." Judesnya membuat keduanya terpekik kaget.

"Eh, dia bisa bahasa Indonesia anjirt. Gue kira gak bisa." Ucap Mars yang masih saja belum percaya akan adanya sang Model.

"Fasih banget lagi." Sahut Bagas.

"Temen-temen lo aneh semua, Ka." Protes Fenya yang duduk di bangku samping ranjang.

"Lo berdua gak usah malu-malu-in bisa gak sih." Celetuk Aldi membuat keduanya tersadar.

"Lo bisa lihat dia?"  pertanyaan tak jelas itu keluar dari mulut Mars.

"Lo pikir gue setan, hah!" Marah Fenya.

"Eh, kok beneran sih. Gue lagi gak mimpi kan, Gas?"  Mars masih saja seperti orang linglung.

Plak

"Anjing, ngapain lo geplak pala gue." Protesnya yang tak terima.

"Biar sadar kalau ini gak mimpi." Sahut Aldi.

"Lo hutang penjelasan sama kita, Zi." Mars menatap sinis ke arah Zibran.

"So, dia Kakak gue." Jawab Zibran langsung ke intinya.

Mars, Bagas dan Aldi tentu saja syok. Why? Dari yang ia tau, Zibran hanya memiliki saudara kandung bernama Keanu, tapi ini? Seorang Model papan atas luar negri, bisa jadi Kakak kandungnya.

"Gimana bisa, dan sejak kapan?" tanya Mars syok.

"Ya sejak pertama Zibran lahirlah." Celetuk Fenya kesal.

"Lo gak jaga imej Kak?" tanya Zibran melihat kekesalan di muka sang Kakak.

"Bodo amat. Gue lagi gak mood buat jaga imej." Sahutnya.

"Saudara kandungkan? Bukan cuma sodara-sodara-an?" tanya Bagas.

"Ya kandunglah. Apa perlu gue bawa kartu keluarga gue." Hardik Zibran juga ikut-ikutan kesal.

Kenapa kedua temannya ini gak sangat lemot sih. Berbeda dengan Aldi yang memilih untuk diam saja, ia tak terlalu penasaran akan latar belakang temannya ini.

"Sulit di percaya ." Sahut Bagas.

"Ternyata aslinya lebih cantik dari pada di Poto." Puji Mars menatap Fenya dengan kagum.

"Boleh poto gak? Mau pamer sama followers-followers gue, kalau gue udah ketemu sama Model papan atas Paris." Celetuknya yang mendapati pelototan dari Zibran.

"Gak usah lo mudusin Kakak gue." Peringatnya.

"Hehehe, gak kok. Seriusan cuma minta Poto aja." Kekeh Mars merasa kikuk.

###

To Be Continued

Vote, komennya jangan lupa ya guys

See you next part

Salam dari She😉

I'm not Perfect [ End ]Where stories live. Discover now