Chapter 47 : Fallende Blumen (3)

2.5K 432 106
                                    

Perhatian Mikasa terambil alih saat suara debuman terdengar dari tempat Eren berasal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian Mikasa terambil alih saat suara debuman terdengar dari tempat Eren berasal. Dan benar saja, disana tubuh titan Eren terlempar hingga diatas dinding akibat tendangan Kolosal Titan.

Hampir saja Mikasa meluncur menyusul Eren dan Armin, jika Jean tidak mencegahnya. "Percayalah pada Eren dan Armin. Kita butuh bantuan mu disini Mikasa" pinta Jean menggenggam lengannya.

Perempuan itu mulai bimbang, jujur saja dia ingin pergi dari sini dan menyelamatkan Armin serta Eren. Tapi disisi lain Mikasa tidak bisa meninggalkan temannya yang lain.

Apalagi Sasha sedang terluka tidak sadarkan diri terkena tombak petir tadi. Meskipun Armor Titan bisa dilumpuhkan tapi itu hanya sementara mereka harus bisa mengeluarkan Reiner dari tubuh titannya sebelum regenerasi Reiner selesai.

Masalahnya tombak petir mereka sangat terbatas. Jika Reiner tidak segera mereka habisi, Mikasa takut Reiner akan dengan mudah membantu Bertholdt menghajar Eren.

"Mikasa! Apa yang harus kita lakukan?" Connie panik sambil menggendong Sasha di punggungnya.

Mikasa mengigit bibirnya. Dia tidak bisa berpikir apa yang harus mereka lakukan sama seperti apa yang dilakukan Armin. Yang ia tau hanyalah menghabisi semua musuh.

"(Name)?" Jean menolehkan kepalanya kearah yang Connie lihat.

Mereka melihat gadis itu bermanuver kearah mereka. Jean tersenyum lega, setidaknya (Name) akan memberikan bantuan besar bagi mereka sekarang. Diam-diam Mikasa juga mulai bisa bernafas saat melihat kehadiran (Name).

Mereka pikir, mereka masih memiliki harapan.

"(NAME)!!" Jean berteriak dan melambaikan kedua tangannya cepat.

Mata Mikasa menyipit, dia tidak melihat kehadiran seniornya Moblit ataupun atasannya Hanji.  Firasat buruk mulai Mikasa rasakan. Pikiran liarnya mendominasi.

Connie berteriak menyahut. "(Name)! Sasha terluka! Bisakah kau menolong-"

Wushh..

Mikasa tersadar dari lamunannya saat angin kencang menerpa wajahnya. Ia melirik ke arah samping dimana (Name) sudah ada disana. Mata mereka bertemu beberapa detik sebelum (Name) meninggalkan mereka.

Perempuan itu bermanuver dengan cepat dan melewati Armor Titan dengan mudahnya.

"A-Ada apa dengannya?" Connie tergagap. "Dia tidak membantu kita?" lanjutnya bergumam.

Wajah Mikasa menggelap, tangannya semakin mencengkram tombak petir yang ia pegang. Dia sudah menduga saat-saat seperti ini pasti akan terjadi. Ia sudah mengerti tatapan mata itu sekarang.

Wàhrheit [AOT X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang