Keduanya menatap Reya remeh."Kayanya lo Korban merkuri ya, Rey. Sumpah ya, gue jijik kalau liat muka lo itu."

Sakit? Tentu saja, mana ada orang yang kuat menahan semua hinaan ini. Walaupun begitu, Reya tetap meresponnya dengan senyuman.

"Kalian itu yah, sesama teman kok gitu sih." Tegur si Pemilik warung kepada dua gadis yang menghina Reya.

"Ihh, siapa juga yang mau temenan sama dia." Ucap salah satunya.

Kedua wanita itu adalah anak tetangga Rumah Reya. Reya akui, mereka memang sangat cantik, dengan wajah mulus dan sehatnya.

"Ini Neng obatnya."

Reya menerima obat itu, tak lupa membayarnya."Makasi, Bu."

"Aku duluan." Pamitnya pada kedua Perempuan itu.

Saat sedang menuju jalan pulang, tiba-tiba Reya di panggil oleh seseorang. Ia pun menghentikan langkahnya, dan melihat siapa yang baru saja memanggil.

"Bu, Lilis." Sapa Reya.

"Kebetulan kamu lewat sini, bentar Ibu ambilin dulu obat jerawat yang mau Ibu kasih ke kamu." Ujarnya yang di anggukin oleh Reya.

Bu Lilis berjalan ke arah Rumahnya yang berjarak tak jauh dari tempat Reya berdiri. Tak berselang lama Bu Lilis kembali.

"Ini, Nak. Di pakainya pas malam aja. Biar besoknya bisa kempes."

"Iya, Bu. Sekali lagi terima kasih ya." Ucap Reya dengan senyum bahagia.

"Iya, Ibu doain semoga cepat sembuh." Doanya yang di Aminin oleh Reya.

Tak membutuhkan waktu lama, Reya telah sampai di Kontrakannya. Ia segera memberikan Arum obatnya dan membantunya untuk beristirahat.

Reya duduk di meja belajarnya, mengambil Ponselnya yang baru saja selesai di charger.

Ting

Terdapat notip dari Kaka. Ia mengeriyitkan keningnya dengan pesan yang baru saja di kirim oleh teman sekelasnya itu. Lantas ia pun segera membalasnya.

 Lantas ia pun segera membalasnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Reya menghela nafas kasarnya. Ia tak habis pikir dengan Zibran, segampang itukah menghambur-hamburkan uangnya. Padahal seragam yang kemarin aja masih baru di beli Zibran di koperasi, tapi sekarang mau di belikan lagi.

Memang hari ini Reya tak masuk Sekolah, ia izin karena bingung harus pakai seragam apa. Pasalnya seragamnya cuma ada satu-satunya, bahkan seragam itu ditinggalkan di Butik itu.

I'm not Perfect [ End ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz