"Belum juga seminggu gue sekolah udah ada masalah. Giliran mau tobat jadi goodboy malah adu tinju lagi." Monolognya terlihat sedikit prustasi.
Tak ingin membuang-buang waktunya, ia langsung mengerjakan pekerjaannya. Butuh waktu 30 menit untuk dirinya selesai, ia pun memilih beristirahat di bawah pohon mangga.
"Capek banget anjing, tau gini mendingan bolos aja." Keluhnya dengan sorot mata lelahnya.
"Butuh bantuan gak?" tawar seseorang yang membuat Zibran mengumpatinya dengan sarkas.
"Gak butuh. Lo berdua datang disaat gue udah selesai. Gak guna sumpah." Sewotnya dengan kesal.
Bagas dan Mars hanya bisa tertawa kecil, menertawakan penderitaan orang lain itu lebih menyenangkan, bukan.
"Gak usah ketawa, gak ada yang lucu." Seru mulai bangkit dan pergi meninggalkan halaman belakang.
"Ck, pms tuh anak." Celetuk Bagas, berjalan menyusul Zibran. Diikuti Mars dibelakangnya.
Sesampainya di Kantin yang masih terlihat sepi. Bagas, Mars dan Zibran memilih untuk mengisi perut mereka, tujuan ketiganya adalah bolos di jam pelajaran pertama dan kedua. Berbeda dengan sobatnya yang lain, Aldi adalah anak yang paling bener diantara ketiganya, dia adalah anak teladan.
"Lo ada masalah apa lagi sama si Rava?" tanya Mars yang penasaran.
"Gak tau gue males bahasnya." Jawab Zibran dengan ketus.
"Ck," kesal Mars.
Kali ini Bagas yang bertanya."Oh iya, tadi kenapa lo di panggil kepala sekolah?"
"Gue di suruh ikut lomba Fisika." Jawabnya dengan malas.
"Lah tumben lo, biasanya kan si manusia haus pujian itu." Ucapnya yang tertuju pada Rava.
Zibran menggidikan bahunya acuh, tak memperdulikan rasa penasaran yang terlihat di antara Mars dan Bagas.
13:00
Pada pembelajaran ke-tiga, Zibran dan yang lainnya memutuskan untuk masuk kelas. Zibran menatap bangku depannya dengan penuh tanda tanya. Pasalnya, bangku di depannya itu kosong. Lantas ia teringat sesuatu, dan mulai membuka apk online shop.
###
17:00
"Ibu mau kemana?" tanya Reya melihat Arum yang akan keluar Rumah.
"Ibu mau ke warung dulu, beli obat pusing. Gak tau kenapa tiba-tiba kepala Ibu pusing." Jawabnya.
Raut wajah Reya langsung khawatir."Ibu diam aja di rumah, biar aku aja yang ke warung."
Arum pun mengangguk. Di sepanjang jalan, tak henti-hentinya Reya menundukkan kepalanya. Pasalnya, para tetangga di deket Rumah Reya selalu menatapnya dengan tatapan jijik.
"Bu, beli obat pusingnya dua." Ucapnya yang di anggukin oleh si pemilik warung.
"Eh, si muka benjol tuh." Ucap seorang perempuan seumuran Reya.
"Ihh, makin hari makin banyak tuh jerawat. Rey, gak pernah di obatin apa." Jawab yang lainnya.
"Belum punya uang buat obatinnya." Balas Reya dengan perasaan sesak.
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
-Part 11: INP
Start from the beginning
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)