Alby belum sempat memasangkan cincin pada jari Miya saat mendengar suara teriakan itu.

Semua mata tertuju pada sosok Ruby, detik itu juga kedua mata Alby menatap terkejut dengan kehadiran Ruby.

Bisik-bisik kedua keluarga besar yg berkumpul menatap bertanya-tanya siapa sosok Ruby tersebut.

"Kamu siapa?" Ibu Alby bertanya dengan lantang pada Ruby mewakili pertanyaan di benak orang-orang yg berkumpul di tempat tersebut.

"Acara ini harus dibatalkan!" Seru Ruby sekali lagi.

"Maksud kamu apa? Kenapa kamu berkata seperti itu? Memangnya kamu siapa?" Ibu Alby kembali membalas dengan pertanyaan bertubi.

"Saya..." Ruby menggantungkan kalimatnya, ada sedikit keraguan tapi semua ini sudah terlanjut, ia harus melanjutkan rencananya.

"Saya hamil anak Alby." Kata Ruby dengan mantap.

Untuk kedua kalinya semua orang kembali terkejut bahkan lebih terkejut dari pada sebelumnya.

Alby yang mendengar itu tidak terima, ia tidak pernah menghamili Ruby.

"Jangan bicara omong kosong!" Seru Alby membela diri.

"Aku benar, aku sedang hamil anakmu!" Balas Ruby, ini sudah terlanjur jadi ia harus melanjutkan rencananya.

"Kita tidak pernah melakukan itu, bagaimana bisa kau hamil anakku." Tegas Alby.

"Kau jangan beralasan, akui saja kau selingkuh denganku di belakang kekasihmu itu."

"Bicara apa kau?!"

Alby benar-benar tak habis pikir dengan perkataan Ruby.

Tiba-tiba Miya bersuara.

"Aku melihat kalian di kamar hotel waktu itu."

Miya menatap Alby dengan tatapan kecewanya.

"Tidak, kau salah paham." Alby mencoba menenangkan Miya

Namun Miya benar-benar sudah kecewa lalu memili berlari meninggalkan ruangan tersebut menuju kamarnya.

"Kurang ajar!"

Alby mendapatkan pukulan pada wajahnya dari ayah Miya yang merasa sangat kecewa.

"Pergi kalian dari sini!" Usir ayah Miya pada keluarga Alby.

Acara tersebut pun batal sampai disitu. Alby diseret oleh ayahnya untuk pulang, sementara Ruby mengendarai mobilnya menuju rumah Alby ditemani oleh ibu Alby. Masalah tersebut akan dibicarakan di rumah Alby.

Ruby duduk di sofa ruang keluarga rumah Alby dengan perasaan tegang apalagi saat melihat Alby mendapatkan tamparan keras dari ayahnya.

"Memalukan!" Bentak ayah Alby murka.

"Siapa yang mengajarimu jadi laki-laki kurang ajar seperti ini?!" Bentar ayah Alby sekali lagi.

Alby menunduk tidak berani melawan, sudah berkali-kali saat di perjalanan ia menjelaskan bahwa dia tidak melakukan perbuatan itu tapi ayahnya tidak percaya jadi percuma saja Alby melawan.

"Kau! Panggil orang tuamu datang kemari!" Perintah ayah Alby beralih pada Ruby dengan nada tinggi.

"Apa? M-maksudku untuk apa?" Tanya Ruby dengan gugup, untuk apa juga orang tuanya harus dipanggil. Ia pikir masalahnya akan selesai sampai disini.

"Telfon orang tuamu biar saya yang bicara!" Kata ayah Alby dengan tegas.

Ruby dengan takut-takut merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi nomor ayahnya.

RUBY & ALBY [ON GOING]Where stories live. Discover now