27 - Ninety Nine

3.3K 538 45
                                    

"Berhasil mengalahkan dirimu, menjadikanmu dewasa. Berhasil mengalahkan orang lain, menjadikanmu pemenang. Tapi memberhasilkan orang lainlah yang menjadikanmu pemimpin."
- Mario Teguh -

××××××××××××

Michael menatap bayang wajahnya di dalam air. Menatap setiap jengkal wajahnya, kemudian, tiba-tiba saja ia merendam wajahnya ke dalam washtafel berisi air.

"Aku tidak akan membuat masalah lagi. Ayah, ibu! Tolong, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku minta maaf!"

"Diam, aku benci ketidaksepurnaanmu. Kau berbeda dengan kakakmu. Kau hanya beban dirumahku. Aku sudah tak menginginkanmu."

Michael mengangkat wajahnya, lalu memegang kedua matanya. Menatap ke cermin, kemudian ia langsung melayangkan satu pukulan keras ke cermin itu.

"Bagaimana mungkin kalian mengatakan itu dengan mudahnya? Apa yang harus aku lakukan sebagai seorang anak, jika orang tuanya saja mengatakan semua itu dengan mudahnya? Aku telah meminta maaf, aku hanya butuh dukungan. Aku akan menyelesaikan masalahku sendiri. Apa kalian tak merasa bersalah, atas apa yang kalian lakukan padaku? Ketika kalian menyalahkanku, berteriak padaku, memukuliku, menertawakanku, membandingkanku, bahkan mengabaikanku. Aku terluka dan merasa sakit seperti yang kalian rasakan. Kenapa kalian tak bisa memahami hal sekecil itu? Minta maaflah!"

Michael tak peduli dengan tetesan darah yang terus menetes ke wastafel di depannya.

"Minta maaflah karena kalian sudah menyakiti perasaanku!" teriak Michael lalu kembali memukul cermin itu dengan keras.

"Sempurna! Kalian mengabaikanku karena ketidaksempurnaaku? Aku hanya sedikit berbeda dengan kakak. Lalu kenapa kalian membedakanku, seolah-olah aku lahir dari keluarga yang berbeda? Kenapa? Kenapa? Kalian pikir, kalian adalah orang tua yang sempurna? Jika tau akan seperti ini, kalau begitu, jangan lahirkan aku. Siapa yang meminta untuk dilahirkan?"

Michael yang selama ini diam, ternyata menyimpan rasa sakit yang begitu dalam. Apakah orang lain bisa memahami itu? Tidak, setiap orang memiliki masa sulit dan luka yang berbeda. Bahkan jika kau pernah berada diposisi itu, bukan berarti kalian bisa merasakan luka yang sama. Beda orang, beda rasa sakit, bahkan jika permasalahan kalian sama.

Michael yang tak pernah seceria siswa lain, selalu memendam lukanya sendiri. Berteriak dan melukai dirinya sendiri, ditempat yang sunyi, karena itu lebih nyaman baginya.

Sementara itu, Vettel yang entah dari mana. Datang dan masuk ke kamar Michael dengan mudahnya. Membawa beberapa cemilan untuk Michael. Namun ada hal kecil yang dilakukan oleh Vettel. Yakni, merusak sedikit bungkusan atau plastik makanan dan snack tersebut.

Dikamar Michael sendiri, jika diperhatikan. Semua benda tampak memiliki hal kecil yang menunjukan, jika benda tersebut tak sempurna atau memiliki ke kekurangan. Seragam Michael bahkan memiliki robekan kecil atau hal-hal yang membuat seragam itu tak bisa dikatakan sebagai seragam yang sempurna. Jelas sekali, jika Michael sangat membenci kata sempurna.

"Mike, aku bawa cemilan untukmu. Jangan lupa dimakan. Aku akan segera kembali." teriak Vettel dari luar kamar mandi.

Tak berselang lama setelah Vettel keluar, Michael pun keluar dari kamar mandi dan menuju ke meja. Ia kemudian menatap bungkusan snack itu dengan teliti. Melihat ada sobekan kecil pada bungkus, Michael kemudian mengambil snack tersebut dan memakannya.

×××××××××××

Kirei menatap keluar jendela dengan sangat serius. Memandangi setiap guguran daun yang terbawa oleh angin sepoi-sepoi yang melintas. Ia tengah memikirkan beberapa kejadian sebenarnya, hingga ia menatap layar handphone, kemudian membaca beberapa pesan dari Shin.

Bad & Crazy School (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang