20 - Amaranthus

5.5K 978 19
                                    

"Jangan biarkan apa yang tidak bisa kamu lakukan, mengganggu apa yang bisa kamu lakukan."

- John Wooden -

××××××××××

Cika tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan wajah yang tampak sangat ketakutan. Dan ya, ekspresi takut Cika ternyata berasal dari siapa yang datang ke rumah ini. "Malam! Eleanor." Dia adalah Mikey, entah apa tujuannya datang kemari. Dari raut wajah Elen, seolah ia tak tertarik sama sekali dengan kedatangan Mikey.

"Cika masuklah ke dalam, tak perlu khawatir," ucap Elen.

"Ba-baiklah."

Setelah Cika masuk, Elen mengajak Mikey ke atas rooftop untuk berbicara. Tatapan Mikey memperlihatkan kerinduannya kepada sang adik, Eleanor.

"Apa tak apa jika dia berada di sini?" ucap Elen setelah melihat sosok wanita yang berdiri seperti bayangan Mikey.

"Tak apa, dia adalah sekretarisku," ucap Mikey.

"Baiklah, kenapa kau datang kemari?"

"Aku hanya ingin berkunjung. Aku dengar, jika ayah sudah mengatakan segalanya padamu," ucap Mikey.

Elen menghela nafas, melirik Mikey teliti. Kenapa dia datang kemari? Apa untuk memastikan sesuatu? Diseberang, adalah rumah Misha. "Yah, dia? Kenapa aku harus bertemu dengannya?" tanya Elen.

"Apa kau membencinya?" tanya Mikey serius.

"Tidak, aku membenci diriku sendiri. Karena aku lahir tanpa memberikan apa pun padanya. Aku sama sekali tak berguna untuknya," ucap Elen.

"Apa yang kau katakan? Itu tidak benar."

"Dia hanya akan mengakuiku setelah aku berguna untuknya, tetapi aku telah mengecewakannya. Sayang sekali, aku telah melewatkan kesempatan yang ia berikan padaku," ucap Elen.

Mikey seolah menyadari perubahan ekspresi Elen. Ia mengukir senyum tipis. "Tidak seperti itu. Dia hanya keras dari luar dan juga perkataannya. Dan ...."

"Tak perlu membelanya Mikey. Aku juga tak akan mengerti akan hubungan keluarga ini. Aku tak pernah mendapat pelatihan untuk mengerti perasaan orang lain, atau pun perasaanku sendiri. Yang aku tau hanyalah ...." ucap Elen yang terlihat tak ingin melanjutkan kalimatnya.

"Elen!"

"Yang aku tau hanyalah, aku baru akan diakui sebagai putrinya setelah aku berguna baginya. Dan mungkin ia mulai mengakuiku, setelah situasi seperti ini. Aku akan berusaha membantumu seperti yang ia inginkan," lanjut Elen.

Perkataan Elen membuat Mikey terkejut, dan mungkin benar-benar diluar dugaannya. Bukan terkejut dengan perkataan Elen yang terdengar sedih, tetapi karena hal lain. Dia mengetahui maksud kedatanganku? Tidak, itu tidak mungkin. Namun dia mengikuti alurnya. Aku hanya ingin tau, apa dia bisa memahami maksud kedatanganku atau tidak. Anak ini, aku yakin kau akan bertahan.

"Maafkan aku! Aku tak bermaksud seperti itu," ucap Mikey dengan ekspresi masam.

"Kenapa kau meminta maaf? Kau tak membuat kesalahan apa pun."

"Apa kau masih marah dan membenciku?" tanya Mikey yang terlihat begitu penasaran dengan jawaban Elen.

"Tidak lagi, maaf aku sudah berkata kasar padamu," balas Elen. Mikey seketika tersenyum mendengar jawaban dari Elen.

"Kau tak perlu meminta maaf. Aku melakukannya juga untuk diriku sendiri."

"Apa kau marah padaku?" tanya Elen.

Bad & Crazy School (End)Where stories live. Discover now